Ilustrasi (dok. Pexels)

Produser Film Ini Sebut Antusiasme terhadap Konten Lokal Tinggi, Tapi...

04 March 2022   |   20:19 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kontel lokal seperti film dan serial dalam platform digital over the top (OTT) atau Video on Demand (VoD) makin diminati masyarakat. Lihat saja serial Layangan Putus yang sempat ditonton lebih dari 15 juta kali dalam satu penayangan.

Bahkan hingga kini cuplikan adegan serial yang diproduksi MD Entertainment masih berseliweran di media sosial. Bukan hanya Layangan Putus, Presiden Direktur PT MD Pictures Tbk Manoj Dhamoo Punjabi mengatakan serial lainnya seperti My Lecture My Husband yang dibintangi Reza Rahadian juga menarik minat penonton, hingga akhirnya MD Pictures memutuskan membuat serial lanjutannya.

Ya, antusiasme masyarakat terhadap konten lokal yang tinggi, tidak mau disia-siakan oleh MD, Oleh karena itu, Manoj menyebut MD sudah memiliki belasan judul serial hingga film yang siap dirilis tahun ini. "Kami ada 17 line up. Ada sekitar 8 judul mau syuting," ujarnya saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Di tengah antusiasme yang tinggi, Manoj menilai masih sedikit konten lokal yang berkualitas. Penulis skenario dan sutradara di Tanah Air pun jumlahnya tidak banyak. Berbeda dengan bisnis hiburan di Amerika Serikat dengan Hollywood-nya maupun di India dengan Bollywood-nya, di mana para sineas mengantre menunggu kesempatan masuk ke industri ini.

"Di sini orang yang pnya kemampuan kreatif sangat limitasi," tegas Manoj.

Minimnya sineas di Indoensia menurutnya tidak lepas dari peran pemerintah yang seharusnya memperhatikan serius industri perfilman Tanah Air. Tidak usah menyuntikkan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), menurut Manoj yang dibutuhkan adalah subsidi promosi hingga branding. Selain itu, penting untuk membuat lebih banyak sekolah perfilman.

"MD sedang siapkan infrastruktur sendiri untuk berkembang cari talenta baru, penulis baru, sutradara baru, saya yakin ke depan kita bisa lebih pintar lagi. Saya sudah terbiasa tidak tergantung yang lain," ungkap Manoj yang berupaya mandiri mencetak sineas berkualitas.

Semua harus dipersiapkan karena dunia mengarah ke digital. Platform OTT kata Manoj akan menjadi besar dan menjadi platform digital masa depan. Pada tahun ini, MD pun mengerahkan kekuatannya lebih besar ke platform tersebut.

"MD tetap penghasilannya tahun ini antara 70%-80?ri OTT, film original maupun series," sebutnya.

Bukan berarti bioskop akan ditinggalkan. Semua katanya akan berjalan beriringan. Nyatanya di bioskop pun menayangkan film sangat terbatas. Produksi dan penayangan film bioskop paling banyak 20 judul dalam setahun, sementara di OTT, MD bisa menayangkan 30-50 konten.

"Bioskop kita terpatok, terlimit. Bukan berarti bioskop tidak penting, sangat penting. OTT akan besar. MD sudah all out. Ke depannya OTT, bioskop, digital akan dijalankan semua sesuai rencana kami," terang Manoj.

Bicara keuntungan, dia berpendapat penayangan film di bioskop masih menjadi yang paling besar. Dalam 1 film saja, untung yang didapat bisa 5-10 kali lipat. Namun potensi kerugian tetap ada apabila film tidak laku alias sepi penonton.

Sedangkan keuntungan yang didapat dari OTT, serial seperti Layangan Putus bisa menjadi intellectual property (IP) yang sangat besar. "Kalau bikin series tidak rugi tetapi untungnya dipatok, bioskop untungnya berkali-kali," tutur Manoj.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

5 Tips Sejahtera Finansial pada Hari Tua

BERIKUTNYA

Ingin Bergaya ala Mbak-mbak SCBD? Ikuti Trik Ini Biar Anti Boncos

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: