Belajar & Mendalami Bahasa Lewat Aplikasi

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Penggalan isi Sumpah Pemuda poin ketiga ini menunjukkan betapa pentingnya penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dalam kegiatan sehari-hari. 

Menjunjung bahasa seperti yang diungkap oleh pemuda/i Nusantara 94 tahun yang lalu harus tetap dikobarkan pada era dewasa ini, di mana globalisasi telah mengubah banyak sendi kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk perihal kebahasaan. 

Bahasa asing, bahasa serapan, hingga bahasa gaul telah menjadi bagian dari keseharian banyak orang. Kendati demikian, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar tetap perlu menjadi landasan tiap warga negara. 

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa merilis aplikasi super (super app) bernama Halo Bahasa belum lama ini. Perangkat lunak seluler itu untuk saat ini baru tersedia di platform Android, dan akan segera dirilis di iOS. 

Saat pertama kali membuka aplikasi Halo Bahasa - setelah mengunduhnya lewat Google Play Store - pengguna akan diminta untuk membuat akun terlebih dahulu. Caranya simpel seperti pada registrasi aplikasi pada umumnya. Informasi yang dibutuhkan antara lain nama, alamat pos elektronik (email), kata sandi lalu melakukan verifikasi dan selesai, pengguna bisa memakai aplikasi ini. 

Beberapa produk kebahasaan yang tersedia adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Data Pokok Kebahasaan dan Kesastraan (Dapobas), Senarai Padanan Asing Indonesia (SPAI), Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) Daring, hingga Ensiklopedia. 

Ya, selain produk KBBI yang umumnya dipakai untuk mencari definisi dari sebuah kata, aplikasi Halo Bahasa juga menyediakan layanan SPAI untuk mencari kata antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing. 

Produk SPAI juga ditunjang dengan menu-menu yang memudahkan pengguna seperti daftar istilah hingga istilah terpopuler. Dalam menu itu beberapa kata asing yang masuk istilah terpopuler adalah a la carte (menu manasuka), game online (permainan daring), dan lain sebagainya. 

Hanya saja, ketika masuk ke produk SPAI, tampilannya berubah menjadi format situs web yang membuatnya terlihat canggung dan agak sedikit ribet untuk dipakai, karena pengguna perlu melakukan pembesaran (zoom in dan zoom out).

Tak hanya itu, produk UKBI juga masih mengharuskan pengguna beralih dari perangkat seluler ke komputer. Hal-hal seperti ini masih menjadi isu yang perlu segera diperbaiki untuk memberikan kenyamanan pemakaian dari pengguna. 
 
Selain produk yang dihadirkan, aplikasi Halo Bahasa juga punya beberapa fitur lain. Misalnya fitur Lapor untuk melaporkan penggunaan bahasa yang menyalahi aturan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 dan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019. 

Bentuk-bentuk pelanggaran yang bisa dilaporkan misalnya penggunaan bahasa di ruang publik yang tidak mengutamakan bahasa negara hingga kesalahan berbahasa yang dilakukan lembaga pemerintah dan swasta yang dapat ditulis dan diunggah. 

Ada juga fitur Konsultasi yang disediakan untuk pengguna berkonsultasi dengan ahli bahasa terkait permasalahan kebahasaan dan kesastraan. Untuk berkonsultasi, pengguna perlu menentukan kategori dan topik serta menambahkan deskripsi keterangan. 
  Fitur lain lagi yang disediakan adalah Aktivitas, di mana pengguna dapat membagikan kegiatan yang bisa diikuti dengan mengunggah foto, deskripsi, jadwa, lokasi, metode, dan informasi kegiatan lain mengenai mengenai kebahasaan dan kesastraan. 

Dengan demikian, para pengguna bisa saling berbagi informasi dan terhubung satu sama lain. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz, mengatakan bahwa aplikasi ini menjadi bentuk inovasi lembaga guna memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. 

“Layanan ini mengintegrasikan seluruh produk dan semua layanan hanya dalam satu super aplikasi telepon pintar … Dengan aplikasi Halo Bahasa, kita akan saling terhubung dalam semangat mengutamakan bahasa negara,” katanya.


Editor : Gita