Anak-anak juga memiliki beragam perasaan seperti orang dewasa. (dok. Freepik)

Orang Tua Baru? Begini Cara Mengenali Emosi Anak

07 June 2021   |   20:12 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Genhype tergolong orang tua baru? Kamu pasti kesulitan bukan mengenali emosi anak? 
Tak dipungkiri anak-anak memiliki beragam perasaan selayaknya orang dewasa. Setiap anak juga memiliki karakteristik yang khas dan khusus yang dapat membedakan mereka dengan teman seusianya.

Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikiatri Anak dan Remaja di Rumah Sakit Pondok Indah dr. Anggia Hapsari mengatakan kemampuan untuk bereaksi secara emosional nyatanya sudah ada sejak bayi baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan frustasi. 

Bahkan beberapa peneliti meyakini bahwa beberapa minggu setelah lahir, bayi dapat memperlihatkan bermacam-macam ekspresi dari semua emosi dasar, termasuk kebahagiaan, perhatian, keheranan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan kebosanan sesuai dengan situasinya. 
 
Namun, namanya anak-anak, biasanya mereka belum memiliki ‘vocabulary’ untuk mengemukakan perasaan mereka, sehingga mereka mengomunikasikan perasaan dengan cara-cara lain. Terkadang anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui perilaku yang tidak tepat dan menimbulkan masalah.

Berikut tahapan emosi anak sesuai dengan usia

1. Bayi
Bayi yang mengalami lebih banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik, juga untuk pola-pola perilaku yang akan menimbulkan kebahagiaan.

2. Usia 2-6 tahun
Setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia 2-6 tahun, anak-anak pra-sekolah sudah dapat merasakan cinta dan mempunyai kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang, dapat merasakan anak lain yang sedang sedih, dan mulai merasa bersimpati, ingin menolong.

Anak pra-sekolah baru dapat mengekspresikan satu emosi pada satu waktu, dan belum dapat memadukan emosi atau perasaan dari hal-hal yang membingungkan.

3. Anak usia sekolah (6-12 tahun)
Kemampuan kognitif anak pada usia ini mulai berkembang sehingga kemampuan untuk dapat mengekspresikan emosinya lebih bervariasi dan terkadang dapat mengekspresikan secara bersamaan dua bentuk emosi yang berbeda, bahkan bertolak belakang. 

Anak usia 6-12 tahun mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi sebagaimana juga mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan aturan sosial.

4. Usia 12 tahun ke atas
Ketika anak berusia 12 tahun ke atas, mereka sudah mampu menganalisis dan mengevaluasi cara mereka merasakan atau memikirkan sesuatu. Begitu juga terhadap orang lain, anak yang hampir memasuki masa remaja ini, sudah dapat merasakan bentuk empati yang lebih dalam. 

Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan meregulasi emosi mereka dengan tepat.

Sementara itu, Anggia membagikan beberapa tips untuk membantu anak memiliki regulasi emosi. Caranya cukup mudah, di antaranya bantu anak mengenali emosi/perasaan diri dan mengenali emosi/perasaan orang lain. Kemudian orang tua hadir dan dengarkan perasaan anak, menanggapi dengan tepat apa yang menjadi kebutuhan anak.

Selanjutnya tidak bereaksi negatif saat anak rewel atau marah, be a role model, senang bermain dengan anak dan tertarik dengan aktivitas anak, yang terakhir biarkan teknik-teknik relaksasi. 

Editor: Indyah Sutriningrum

SEBELUMNYA

Jakarta Tak Cuma Punya Ondel-ondel, Ada Juga Wayang Orang

BERIKUTNYA

Wow, Prefektur Fukushima Siap-siap Menjadi Kota Hidrogen, Tanpa Karbon

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: