Ini Ciri Khas Karya Seniman Srihadi Soedarsono
26 February 2022 |
21:37 WIB
Seniman Srihadi Soedarsono dikabarkan berpulang pada Sabtu, 26 Februari 2022, pukul 05.20 WIB, dalam usia 91 tahun. Sang seniman dikenal dengan ciri khas garis horizon, semacam titik nol yang siap dikembangkan dalam karya-karyanya. Sang seniman telah banyak berpameran, dan menerima sejumlah penghargaan.
Dilansir dari lama instagram Galeri Nasional Indonesia, sang seniman disebutkan mengalami momen-momen kontemplasi di Bali pada 1954-1959. Dari momen-momen itu, kemudian dia memahami arah karya-karyanya.
Saat mengamati pantai, dia menemukan fenomena alam bahwa antara langit dan laut selalu ada garis penghubung yang lurus, bersih, dan indah.
"Garis horizon. Semacam titik nol yang siap untuk dikembangkan. lnilah yang kemudian menjadi ciri khas karya-karyanya," demikian tertulis dalam penjelasan Galeri Nasional Indonesia itu..
Dalam perjalanan sang seniman, banyak karya telah dibuat. Di antara karya-karya yang dibuat, 10 lukisan sang seniman juga telah menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia/ koleksi negara.
Contoh karya sang seniman yang telah menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia adalah lukisan berjudul Pantai dengan dimensi 93 x 138 cm (1974), cat minyak pada kanvas. Adapun contoh karya lainnya adalah Borobudur II dengan medium cat minyak pada kanvas (1982), dan berukuran 95x140 cm.
Untuk diketahui, masih dalam IG Galeri Nasional Indonesia, sang seniman telah banyak berpameran, dan menerima sejumlah penghargaan, yakni Tanda-Jasa Bintang Gerilya RI (1958), Satyalantjana Peristiwa Perang Kemerdekaan I dan I l (1958), Piagam dan Medali Satyalancana Kebudayaan RI (2004), Piagam dan Medali Anugerah Sewaka Winayaroha, Penghargaan Pengabdian Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional (2008).
Penghargaan dari internasional yakni The American Biographical Institute 2005 Commemorative Medal Man of The Year (2005), serta Sang Hyang Kamahayanikan Award sebagai penghargaan tertinggi Borobudur Writers and Cultural Festival (2021).
Seniman kelahiran 4 Desember 1931 tersebut juga memiliki banyak sebutan, yakni pejuang kemerdekaan, maestro seni rupa, profesor seni rupa, dan salah satu saksi sejarah seni rupa Indonesia sejak era perjuangan hingga kini.
Pada era perjuangan sang seniman disebutkan sempat membuat poster, grafiti, menulis slogan perjuangan di dinding-dinding besar dan gerbong-gerbong kereta api, membuat brosur militer, serta menggambar sketsa peristiwa penting untuk dokumentasi.
Kemudian, dalam perjalanan berkaryanya, Srihadi juga disebutkan sempat belajar dengan S. Sudjojono dan Affandi lho Genhype.
Dia juga perancang logo Institut Teknologi Bandung (ITB) (1959) yang digunakan hingga saat ini.
Editor: M R Purboyo
Dilansir dari lama instagram Galeri Nasional Indonesia, sang seniman disebutkan mengalami momen-momen kontemplasi di Bali pada 1954-1959. Dari momen-momen itu, kemudian dia memahami arah karya-karyanya.
Saat mengamati pantai, dia menemukan fenomena alam bahwa antara langit dan laut selalu ada garis penghubung yang lurus, bersih, dan indah.
"Garis horizon. Semacam titik nol yang siap untuk dikembangkan. lnilah yang kemudian menjadi ciri khas karya-karyanya," demikian tertulis dalam penjelasan Galeri Nasional Indonesia itu..
Dalam perjalanan sang seniman, banyak karya telah dibuat. Di antara karya-karya yang dibuat, 10 lukisan sang seniman juga telah menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia/ koleksi negara.
Contoh karya sang seniman yang telah menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia adalah lukisan berjudul Pantai dengan dimensi 93 x 138 cm (1974), cat minyak pada kanvas. Adapun contoh karya lainnya adalah Borobudur II dengan medium cat minyak pada kanvas (1982), dan berukuran 95x140 cm.
Lukisan Borobudur II/Galeri Nasional Indonesia
Untuk diketahui, masih dalam IG Galeri Nasional Indonesia, sang seniman telah banyak berpameran, dan menerima sejumlah penghargaan, yakni Tanda-Jasa Bintang Gerilya RI (1958), Satyalantjana Peristiwa Perang Kemerdekaan I dan I l (1958), Piagam dan Medali Satyalancana Kebudayaan RI (2004), Piagam dan Medali Anugerah Sewaka Winayaroha, Penghargaan Pengabdian Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional (2008).
Penghargaan dari internasional yakni The American Biographical Institute 2005 Commemorative Medal Man of The Year (2005), serta Sang Hyang Kamahayanikan Award sebagai penghargaan tertinggi Borobudur Writers and Cultural Festival (2021).
Seniman kelahiran 4 Desember 1931 tersebut juga memiliki banyak sebutan, yakni pejuang kemerdekaan, maestro seni rupa, profesor seni rupa, dan salah satu saksi sejarah seni rupa Indonesia sejak era perjuangan hingga kini.
Pada era perjuangan sang seniman disebutkan sempat membuat poster, grafiti, menulis slogan perjuangan di dinding-dinding besar dan gerbong-gerbong kereta api, membuat brosur militer, serta menggambar sketsa peristiwa penting untuk dokumentasi.
Kemudian, dalam perjalanan berkaryanya, Srihadi juga disebutkan sempat belajar dengan S. Sudjojono dan Affandi lho Genhype.
Dia juga perancang logo Institut Teknologi Bandung (ITB) (1959) yang digunakan hingga saat ini.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.