Milan Fashion Week dibuka dengan Koleksi Fendi dan Capasa
25 February 2022 |
17:06 WIB
Saat Eropa bersiap menghadapi kedatangan pengungsi dari perang di Ukraina, dunia mode Italia memutuskan untuk melanjutkan Milan Fashion Week yang membawa kembalinya pembeli Rusia pasca lockdown dua tahun dan pelonggaran pembatasan perjalanan akibat pandemi.
Kesepakatan dengan pemerintah yang ditengahi oleh Kamar Mode Nasional Italia memungkinkan pembeli dari Rusia yang divaksinasi dengan Sputnik V untuk memasuki negara tersebut, dengan syarat terbatas hanya untuk keperluan bisnis dan telah melakukan tes PCR.
Milan Fashion Week dibuka dengan lebih santai pada Rabu (23/2), dengan karya kreatif terbaru dari Creative Director Kim Jones untuk Fendi. Jones menyambut Autumn/Winter 2022 dengan memadukan material sifon tipis dengan tweed, memberikan sentuhan ceria di siang hari dan mengisi malam dengan keseksian yang segar.
Dalam unggahannya di Instagram, Jones mengatakan dia mengambil inspirasi dari dua koleksi mendiang Karl Lagerfeld untuk Fendi yakni Spring/Summer 1986, yang menampilkan motif geometris, dan Autumn/Winter 2000 yang memadukan material ringan.
Jones menampilkan sifon yang dipadukan dengan jahitan luar yang berkerut ke dalam day dress dengan celana pof yang serasi, dikenakan dengan cropped fur, atau atasan berkerut dengan celana.
Kesepakatan dengan pemerintah yang ditengahi oleh Kamar Mode Nasional Italia memungkinkan pembeli dari Rusia yang divaksinasi dengan Sputnik V untuk memasuki negara tersebut, dengan syarat terbatas hanya untuk keperluan bisnis dan telah melakukan tes PCR.
Milan Fashion Week dibuka dengan lebih santai pada Rabu (23/2), dengan karya kreatif terbaru dari Creative Director Kim Jones untuk Fendi. Jones menyambut Autumn/Winter 2022 dengan memadukan material sifon tipis dengan tweed, memberikan sentuhan ceria di siang hari dan mengisi malam dengan keseksian yang segar.
Dalam unggahannya di Instagram, Jones mengatakan dia mengambil inspirasi dari dua koleksi mendiang Karl Lagerfeld untuk Fendi yakni Spring/Summer 1986, yang menampilkan motif geometris, dan Autumn/Winter 2000 yang memadukan material ringan.
Jones menampilkan sifon yang dipadukan dengan jahitan luar yang berkerut ke dalam day dress dengan celana pof yang serasi, dikenakan dengan cropped fur, atau atasan berkerut dengan celana.
Dia juga banyak bermain dengan warna cerah pada aksesoris seperti sarung tangan, tas warna orange, dilengkapi dengan warna hijau sebagai penetralisir dan pastel untuk mengimbangi.
Untuk koleksi ini, Silvio Venturini Fendi turut mendesain aksesori, termasuk tiga Fendi Baguette berbahan kasmir, kulit berlapis shearling, dan bulu intarsia untuk menandai ulang tahun ke-25 model tas tersebut. Putrinya, Delfina Delettrez, merancang perhiasan, termasuk ear cuff berukuran besar dengan monogram.
Capasa Zero Collection
Ennio Capasa menembus batas dan mencoba segala hal baru pada Collection Zero dari usaha mode solonya yang menyandang nama keluarga, Capasa
Capasa terkenal di kalangan mode karena merek Costume National-nya yang berpengaruh. Dia meninggalkan brand tersebut enam tahun lalu karena kekacauan kemitraan keunagan.
Jika Costume National memiliki gaya seragam dengan teknik jahitan berkualitas tinggi, dia menginginkan brand Capasa menjadi label yang mengenali perubahan zaman dan menciptakan tampilan yang lebih individualistis.
Koleksinya untuk musim gugur/musim dingin mendatang mencakup mantel double-breasted untuk menarik perhatian generasi z, x, dan seterusnya. Mantel ini menampilkan tali kulit yang mencolok serta gesper yang diikat diagonal setinggi dada.
Capasa menuturkan bahwa Collection Zero banyak dipengaruhi oleh musik tahun 1970-an, dari rock hingga disko. Karya kreatifnya ini memamerkan setelan gaya David Bowie dengan bahu lebar, tunik androgini dan wrap dress yang memiliki nuansa disko yang samar terutama ketika dipadupadankan dengan sepatu bot perak.
Capasa menggunakan lebih banyak warna pada setelan jasnya seperti ungu, kuning mustard dan hijau cerah daripada saat dia merancang untuk Costume National.
Editor: Fajar Sidik
Untuk koleksi ini, Silvio Venturini Fendi turut mendesain aksesori, termasuk tiga Fendi Baguette berbahan kasmir, kulit berlapis shearling, dan bulu intarsia untuk menandai ulang tahun ke-25 model tas tersebut. Putrinya, Delfina Delettrez, merancang perhiasan, termasuk ear cuff berukuran besar dengan monogram.
Capasa Zero Collection
Ennio Capasa menembus batas dan mencoba segala hal baru pada Collection Zero dari usaha mode solonya yang menyandang nama keluarga, Capasa
Capasa terkenal di kalangan mode karena merek Costume National-nya yang berpengaruh. Dia meninggalkan brand tersebut enam tahun lalu karena kekacauan kemitraan keunagan.
Jika Costume National memiliki gaya seragam dengan teknik jahitan berkualitas tinggi, dia menginginkan brand Capasa menjadi label yang mengenali perubahan zaman dan menciptakan tampilan yang lebih individualistis.
Koleksinya untuk musim gugur/musim dingin mendatang mencakup mantel double-breasted untuk menarik perhatian generasi z, x, dan seterusnya. Mantel ini menampilkan tali kulit yang mencolok serta gesper yang diikat diagonal setinggi dada.
Capasa menuturkan bahwa Collection Zero banyak dipengaruhi oleh musik tahun 1970-an, dari rock hingga disko. Karya kreatifnya ini memamerkan setelan gaya David Bowie dengan bahu lebar, tunik androgini dan wrap dress yang memiliki nuansa disko yang samar terutama ketika dipadupadankan dengan sepatu bot perak.
Capasa menggunakan lebih banyak warna pada setelan jasnya seperti ungu, kuning mustard dan hijau cerah daripada saat dia merancang untuk Costume National.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.