Ini Prediksi Airbus tentang Kebutuhan Pesawat hingga 2040
15 February 2022 |
20:22 WIB
Dalam 20 tahun ke depan, Airbus memprediksi kawasan Asia-Pasifik akan membutuhkan 17.620 pesawat penumpang dan kargo baru. Kondisi ini tidak terlepas dari pertumbuhan jumlah orang yang melancong dengan pesawat sebanyak 5,3 persen per tahun, selain pensiunnya pesawat-pesawat lama yang tidak efisien bahan bakar.
Airbus melihat kecenderungan orang-orang untuk bepergian atau melancong di kawasan Asia-Pasifik akan mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat pada 2040.
Christian Scherer, Chief Commercial Officer dan Presiden dari Airbus Internasional, melihat lalu lintas udara secara global mulai pulih pada saat ini. Dengan diringankannya pembatasan perjalanan, kawasan Asia-Pasifik akan kembali menjadi salah satu penggerak perjalanan udara.
“Kami yakin bahwa volume lalu lintas udara di kawasan ini akan menguat, dengan harapan dapat mencapai level 2019 di antara tahun 2023 dan 2025 nanti,” katanya dalam siaran pers.
Dia menjelaskan, dari permintaan 17.620 pesawat baru, 13.660 di antaranya akan berada di kategori pesawat kecil seperti keluarga pesawat A220 dan A320.
Pada kategori jarak jauh dan menengah, kawasan Asia-Pasifik akan terus mendorong peningkatan permintaan hingga 42 persen dari permintaan global, yang dapat dirincikan menjadi 2.470 pesawat sedang dan 1.490 pesawat besar.
Secara global, Airbus memprediksi akan ada kebutuhan untuk 39.000 pesawat penumpang dan kargo baru selama 20 tahun ke depan.
Sebanyak 15.250 di antaranya datang sebagai pengganti pesawat-pesawat lama. Jadi, Airbus memperkirakan bahwa pesawat generasi terbaru akan mendominasi armada pesawat komersial yang beroperasi pada 2040, meningkat 13 persen dari jumlah saat ini.
Kondisi tersebut juga akan meningkatkan efisiensi karbon dari armada pesawat komersial di dunia secara keseluruhan.
Dia menuturkan Industri penerbangan global telah menjadi makin efisien, terlihat dari berkurangnya emisi karbon per pendapatan kilometer penumpang sebanyak 53 persen sejak 1990.
Editor: Fajar Sidik
Airbus melihat kecenderungan orang-orang untuk bepergian atau melancong di kawasan Asia-Pasifik akan mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat pada 2040.
Christian Scherer, Chief Commercial Officer dan Presiden dari Airbus Internasional, melihat lalu lintas udara secara global mulai pulih pada saat ini. Dengan diringankannya pembatasan perjalanan, kawasan Asia-Pasifik akan kembali menjadi salah satu penggerak perjalanan udara.
“Kami yakin bahwa volume lalu lintas udara di kawasan ini akan menguat, dengan harapan dapat mencapai level 2019 di antara tahun 2023 dan 2025 nanti,” katanya dalam siaran pers.
Dia menjelaskan, dari permintaan 17.620 pesawat baru, 13.660 di antaranya akan berada di kategori pesawat kecil seperti keluarga pesawat A220 dan A320.
Pada kategori jarak jauh dan menengah, kawasan Asia-Pasifik akan terus mendorong peningkatan permintaan hingga 42 persen dari permintaan global, yang dapat dirincikan menjadi 2.470 pesawat sedang dan 1.490 pesawat besar.
Secara global, Airbus memprediksi akan ada kebutuhan untuk 39.000 pesawat penumpang dan kargo baru selama 20 tahun ke depan.
Sebanyak 15.250 di antaranya datang sebagai pengganti pesawat-pesawat lama. Jadi, Airbus memperkirakan bahwa pesawat generasi terbaru akan mendominasi armada pesawat komersial yang beroperasi pada 2040, meningkat 13 persen dari jumlah saat ini.
Kondisi tersebut juga akan meningkatkan efisiensi karbon dari armada pesawat komersial di dunia secara keseluruhan.
Dia menuturkan Industri penerbangan global telah menjadi makin efisien, terlihat dari berkurangnya emisi karbon per pendapatan kilometer penumpang sebanyak 53 persen sejak 1990.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.