Dampak pandemi, Konsumen Lebih Pilih Rumah Tapak Pinggir Kota daripada Apartemen
09 February 2022 |
20:02 WIB
Selama masa pandemi, banyak masyarakat yang melakukan berbagai aktivitas dari rumah mulai dari beribadah, bekerja, belajar hingga mencari alternatif hiburan. Tak heran bila rumah menjadi pusat kehidupan sehingga memiliki rumah atau hunian kian menjadi penting.
Berdasarkan hasil survei Inventure-Alvara dalam Indonesia Industry Outlook #IIO2022 terkait industri properti, ditemukan bahwa 79% responden lebih memilih membeli rumah dibandingkan menyewa rumah.
Lantas, rumah atau properti seperti apa saja yang diminati oleh masyarakat saat ini?
Marine Novita, Country Manager dari Rumah.com mengatakan ada pertimbangan terkait kesehatan yang bergerak naik menjadi prioritas pembeli properti. "Rumah tapak ini menjadi pilihan yang lebih memungkinkan kepemilikan ruang terbuka pribadi dibanding apartemen. Tren preferensi property-seeker saat ini memang pada hunian yang tidak terlalu padat," ujarnya.
Saat ini, preferensi antara membeli rumah yang sudah jadi atau membangun dan mendesain sendiri rumah yang dibeli sedang happening dan berimbang. Diperkuat dengan kondisi bekerja bisa dilakukan dari rumah sehingga sense of belonging terhadap rumah menjadi semakin kuat selama pandemi ini.
Lebih lanjut dia memaparkan poin penting yang perlu diterapkan oleh konsumen properti. Pertama, terkait keputusan pembelian, konsumen harus siap melakukan homework, yaitu mencari dengan teliti mengenai stakeholder yang terlibat.
Mengenai developer misalnya, mereka perlu mencari tahu portofolio projek yang sudah dilakukan dan kerja sama dengan bank. Kredibilitas kepercayaan bank menjadi penting untuk menentukan pembayaran/ cicilan bijak untuk dilakukan langsung kepada pengembang atau melalui bank saja.
Kedua, terkait serah-terima properti dengan pengembang, dari sisi konsumen juga harus memiliki kesadaran untuk memproteksi diri mereka sendiri sehingga sejak awal klausul jual-beli harus menjadi pertimbangan utama. Intinya, terutama dengan dibantu akses informasi mengenai properti yang semakin meluas digital, konsumen harus lebih aktif dan detail.
Sedang dari sisi developer, harus mampu beradaptasi dengan situasi sekarang dan memberikan proteksi yang jelas kepada konsumen ini sehingga sinergi di dalam ekosistem properti ini berjalan ke arah yang saling mendukung dan membangun satu sama lain.
Editor: Gita
Berdasarkan hasil survei Inventure-Alvara dalam Indonesia Industry Outlook #IIO2022 terkait industri properti, ditemukan bahwa 79% responden lebih memilih membeli rumah dibandingkan menyewa rumah.
Lantas, rumah atau properti seperti apa saja yang diminati oleh masyarakat saat ini?
1. Rumah Tapak
Jenis rumah tapak masih menjadi primadona masyarakat. Meski terletak di pinggiran kota, nyatanya rumah tapak lebih diminati dibandingkan apartemen yang berada di pusat kota. Apalagi selama masa pandemi banyak masyarakat yang bekerja dari rumah dan tidak harus kerja di kantor.Marine Novita, Country Manager dari Rumah.com mengatakan ada pertimbangan terkait kesehatan yang bergerak naik menjadi prioritas pembeli properti. "Rumah tapak ini menjadi pilihan yang lebih memungkinkan kepemilikan ruang terbuka pribadi dibanding apartemen. Tren preferensi property-seeker saat ini memang pada hunian yang tidak terlalu padat," ujarnya.
2. Konsep DIY
Menurutnya, di masa pandemi ini juga muncul preferensi unik dari konsumen properti, yaitu konsep DIY (Do It Yourself) atau membangun sendiri konsep dan interior properti yang mereka beli.Saat ini, preferensi antara membeli rumah yang sudah jadi atau membangun dan mendesain sendiri rumah yang dibeli sedang happening dan berimbang. Diperkuat dengan kondisi bekerja bisa dilakukan dari rumah sehingga sense of belonging terhadap rumah menjadi semakin kuat selama pandemi ini.
3. Mudah Diakses
Konsumen juga tidak masalah dengan lokasi perumahan di pinggir kota selama masih dapat diakses transportasi umum maupun pribadi dan lingkungan yang sesuai preferensi.4. Smart Home
Sementara itu, ke depannya, rumah berbasis AiOT atau smart home lebih diminati terbukti dari hasil riset Inventure-Alvara yang mengatakan bahwa 85,3 persen responden tertarik memilih pengembang yang menawarkan fitur-fitur smart home seperti smart lighting, smart security, dan lain-lain.Lebih lanjut dia memaparkan poin penting yang perlu diterapkan oleh konsumen properti. Pertama, terkait keputusan pembelian, konsumen harus siap melakukan homework, yaitu mencari dengan teliti mengenai stakeholder yang terlibat.
Mengenai developer misalnya, mereka perlu mencari tahu portofolio projek yang sudah dilakukan dan kerja sama dengan bank. Kredibilitas kepercayaan bank menjadi penting untuk menentukan pembayaran/ cicilan bijak untuk dilakukan langsung kepada pengembang atau melalui bank saja.
Kedua, terkait serah-terima properti dengan pengembang, dari sisi konsumen juga harus memiliki kesadaran untuk memproteksi diri mereka sendiri sehingga sejak awal klausul jual-beli harus menjadi pertimbangan utama. Intinya, terutama dengan dibantu akses informasi mengenai properti yang semakin meluas digital, konsumen harus lebih aktif dan detail.
Sedang dari sisi developer, harus mampu beradaptasi dengan situasi sekarang dan memberikan proteksi yang jelas kepada konsumen ini sehingga sinergi di dalam ekosistem properti ini berjalan ke arah yang saling mendukung dan membangun satu sama lain.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.