Waspada, Parasetamol Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
09 February 2022 |
16:06 WIB
Genhype, hati-hati ya dalam penggunaan parasetamol. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Circulation, menyebut penggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke pada orang dengan tekanan darah tinggi.
Dalam studi yang dilakukan peneliti dari Universitas Edinburgh, mereka menguji 110 pasien dengan riwayat tekanan darah tinggi dengan resep 1 gram parasetamol empat kali sehari atau plasebo yang sesuai selama dua minggu. Dosis tersebut diresepkan secara rutin pada pasien dengan nyeri kronis.
Hasilnya, mereka yang diberi parasetamol mengalami peningkatan tekanan darah yang signifikan, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan plasebo. Peningkatan ini mirip dengan yang terlihat pada obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Dengan demikian, risiko penyakit jantung atau stroke juga meningkat sekitar 20 persen.
"Ini bukan tentang penggunaan parasetamol jangka pendek untuk sakit kepala atau demam, tetapi ini menunjukkan risiko yang baru ditemukan bagi orang-orang yang meminumnya secara teratur dalam jangka panjang, biasanya untuk nyeri kronis,”ujar konsultan farmakologi klinis dan nefrologi di NHS Lothian Dr MacIntyre, penulis utama penelitian ini, seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (9/2/2022).
Sementara itu, ketua farmakologi klinis di Edinburgh Profesor James Dear menambahkan studi ini dengan jelas menunjukkan bahwa parasetamol, obat yang paling banyak digunakan di dunia, meningkatkan tekanan darah, salah satu faktor risiko terpenting untuk serangan jantung dan stroke.
"Dokter dan pasien bersama-sama harus mempertimbangkan risiko versus manfaat dari resep parasetamol jangka panjang, terutama pada pasien yang berisiko penyakit kardiovaskular," imbaunya.
Kendati demikian, ada keterbatasan untuk penelitian ini karena hanya melibatkan 110 orang, tidak melihat pasien dengan nyeri kronis, dan hasilnya tidak mengungkapkan sesuatu yang spesifik tentang apa yang mungkin terjadi pada orang yang tidak memiliki tekanan darah tinggi.
Editor: Gita
Dalam studi yang dilakukan peneliti dari Universitas Edinburgh, mereka menguji 110 pasien dengan riwayat tekanan darah tinggi dengan resep 1 gram parasetamol empat kali sehari atau plasebo yang sesuai selama dua minggu. Dosis tersebut diresepkan secara rutin pada pasien dengan nyeri kronis.
Hasilnya, mereka yang diberi parasetamol mengalami peningkatan tekanan darah yang signifikan, dibandingkan dengan mereka yang menggunakan plasebo. Peningkatan ini mirip dengan yang terlihat pada obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Dengan demikian, risiko penyakit jantung atau stroke juga meningkat sekitar 20 persen.
"Ini bukan tentang penggunaan parasetamol jangka pendek untuk sakit kepala atau demam, tetapi ini menunjukkan risiko yang baru ditemukan bagi orang-orang yang meminumnya secara teratur dalam jangka panjang, biasanya untuk nyeri kronis,”ujar konsultan farmakologi klinis dan nefrologi di NHS Lothian Dr MacIntyre, penulis utama penelitian ini, seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (9/2/2022).
Sementara itu, ketua farmakologi klinis di Edinburgh Profesor James Dear menambahkan studi ini dengan jelas menunjukkan bahwa parasetamol, obat yang paling banyak digunakan di dunia, meningkatkan tekanan darah, salah satu faktor risiko terpenting untuk serangan jantung dan stroke.
"Dokter dan pasien bersama-sama harus mempertimbangkan risiko versus manfaat dari resep parasetamol jangka panjang, terutama pada pasien yang berisiko penyakit kardiovaskular," imbaunya.
Kendati demikian, ada keterbatasan untuk penelitian ini karena hanya melibatkan 110 orang, tidak melihat pasien dengan nyeri kronis, dan hasilnya tidak mengungkapkan sesuatu yang spesifik tentang apa yang mungkin terjadi pada orang yang tidak memiliki tekanan darah tinggi.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.