Pentingnya Konsumsi Susu bagi Tumbuh Kembang Anak
04 June 2021 |
21:40 WIB
Kalian pasti setuju jika susu merupakan salah satu sumberr protein hewani yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Namun sayangnya, produksi susu segar dalam negeri (SSDN) ternyata masih jauh dari ideal loh Genhype.
Hal ini ngga lepas dari tingkat kepemilikan sapi perah yang masih minim dan didominasi oleh peternak rakyat. Saat ini, populasi sapi perah di Indonesia tercatat ada 584.582 ekor, dengan produksi SSDN per tahun sebesar 997.350 ton/tahun.
Jumlah sebesar itu ternyata baru mencukupi 22 persen dari total kebutuhan, yaitu 3,8 juta ton/tahun. Lalu sisanya tentu saja didapatkan dari impor.
Pakar Peternakan dan Industri Susu Tridjoko Wisnu Murti mengatakan konsumsi susu sangat penting untuk mencetak generasi Indonesia yang lebih maju di masa mendatang. Sumber daya manusia (SDM) ini harus benar-benar diperhatikan agar tidak menjadi beban demografi di masa mendatang.
Terlebih dalam menghadapi masyarakat 5.0 yang jika gizinya tidak mencukupi maka akan mempengaruhi kualitas manusianya yang ujung-ujungnya akan menjadi beban demografi.
“Kalau gizinya cukup dan sehat, anak cerdas dan produktif, mutu SDM tinggi akan menjadi aset dan mengisi masa bonus demografi di masa yang akan datang. Masyarakat super cerdas itu perlu disiapkan, diantaranya pangan produksi peternakan, khususnya susu,” ujarnya.
Untuk itu, dibutuhkan sebuah program yang dapat mendorong konsumsi susu sejak dini, salah satunya dengan program minum susu untuk anak sekolah. Menurutnya, sudah banyak dampak positif yang dihasilkan, bahkan 120 negara di dunia telah menjalankan program tersebut.
“Segeralah realisasi program minum susu untuk anak sekolah. Dampaknya banyak sekali. Melalui Hari Susu Nusantara ini mohon tidak berhenti dan hanya demonstrasi minum susu saja, tetapi benar-benar menjadi program semisal konsumsi susu seminggu 2 kali,” tambah Tridjoko.
Hal ini pun diamini oleh Fini Murfiani. Dia mendukung untuk dilakukan reaktivasi Program Makanan Tambahan Untuk Anak Sekolah (PMTAS). “Sangat mendukung peran pemerintah daerah untuk mengaktifkan kembali Program Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMTAS) untuk generasi mendatang yang lebih baik,” tutup Fini.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi mengatakan ada beberapa hal yang harus dibenahi dalam upaya mendongkrak kualitas dan kuantitas produksi susu segar dalam negeri (SSDN).
Beberapa di antaranya adalah ketersediaan pakan ternak karena keterbatasan lahan, bibit sapi, kepemilikan sapi, produktivitas hingga kualitas susu. Untuk menjawab tantangan itu, diperlukan regulasi dari pemerintah mengenai penggunaan lahan Perhutani dan Perkebunan Nusantara untuk penanaman Hijauan Pakan Ternak (HPT).
Editor: Fajar Sidik
Hal ini ngga lepas dari tingkat kepemilikan sapi perah yang masih minim dan didominasi oleh peternak rakyat. Saat ini, populasi sapi perah di Indonesia tercatat ada 584.582 ekor, dengan produksi SSDN per tahun sebesar 997.350 ton/tahun.
Jumlah sebesar itu ternyata baru mencukupi 22 persen dari total kebutuhan, yaitu 3,8 juta ton/tahun. Lalu sisanya tentu saja didapatkan dari impor.
Pakar Peternakan dan Industri Susu Tridjoko Wisnu Murti mengatakan konsumsi susu sangat penting untuk mencetak generasi Indonesia yang lebih maju di masa mendatang. Sumber daya manusia (SDM) ini harus benar-benar diperhatikan agar tidak menjadi beban demografi di masa mendatang.
Terlebih dalam menghadapi masyarakat 5.0 yang jika gizinya tidak mencukupi maka akan mempengaruhi kualitas manusianya yang ujung-ujungnya akan menjadi beban demografi.
“Kalau gizinya cukup dan sehat, anak cerdas dan produktif, mutu SDM tinggi akan menjadi aset dan mengisi masa bonus demografi di masa yang akan datang. Masyarakat super cerdas itu perlu disiapkan, diantaranya pangan produksi peternakan, khususnya susu,” ujarnya.
Untuk itu, dibutuhkan sebuah program yang dapat mendorong konsumsi susu sejak dini, salah satunya dengan program minum susu untuk anak sekolah. Menurutnya, sudah banyak dampak positif yang dihasilkan, bahkan 120 negara di dunia telah menjalankan program tersebut.
“Segeralah realisasi program minum susu untuk anak sekolah. Dampaknya banyak sekali. Melalui Hari Susu Nusantara ini mohon tidak berhenti dan hanya demonstrasi minum susu saja, tetapi benar-benar menjadi program semisal konsumsi susu seminggu 2 kali,” tambah Tridjoko.
Hal ini pun diamini oleh Fini Murfiani. Dia mendukung untuk dilakukan reaktivasi Program Makanan Tambahan Untuk Anak Sekolah (PMTAS). “Sangat mendukung peran pemerintah daerah untuk mengaktifkan kembali Program Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (PMTAS) untuk generasi mendatang yang lebih baik,” tutup Fini.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi mengatakan ada beberapa hal yang harus dibenahi dalam upaya mendongkrak kualitas dan kuantitas produksi susu segar dalam negeri (SSDN).
Beberapa di antaranya adalah ketersediaan pakan ternak karena keterbatasan lahan, bibit sapi, kepemilikan sapi, produktivitas hingga kualitas susu. Untuk menjawab tantangan itu, diperlukan regulasi dari pemerintah mengenai penggunaan lahan Perhutani dan Perkebunan Nusantara untuk penanaman Hijauan Pakan Ternak (HPT).
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.