Susu Dapat Meningkatkan Kualitas Tidur, Ada Bukti Ilmiahnya Loh!
21 December 2021 |
09:21 WIB
Minum segelas susu hangat pada malam hari diyakini dapat membuat kita cepat mengantuk dan tidur lebih nyenyak. Ternyata ritual ini terbukti dan ada penjelasan ilmiahnya loh. Menurut National Library of Medicine susu diketahui mengandung triptofan yang memiliki sifat meningkatkan tidur.
Triptofan adalah asam amino esensial yang tidak diproduksi tubuh. Setelah kita menelan triptofan, tubuh akan menggunakannya untuk membuat serotonin kimia otak dan kemudian diubah menjadi hormon tidur melatonin.
Menurut sebuah studi pada 2017 di jurnal Current Neuropharmacology, melatonin biasanya diproduksi oleh otak sebagai respons terhadap kegelapan dan terlibat dalam pengaturan ritme sirkadian alami tubuh, atau jam internal 24 jamnya. Di sisi lain, makalah yang dipublish di jurnal Sleep Medicine Review menyebut ada juga serotonin yang dikenal sebagai hormon bahagia dan diketahui menginduksi tidur.
Secara teori, makan makanan atau minum susu yang kaya triptofan bisa membuat kita merasa mengantuk, karena tubuh mengubahnya menjadi hormon yang meningkatkan kualitas tidur. Namun pada kenyataannya, dibutuhkan banyak triptofan daripada yang ada dalam segelas susu untuk membuat seseorang merasa mengantuk.
Bagaimanapun, susu mengandung banyak senyawa lain yang bersaing untuk memasuki otak kita melalui darah. Lin Zheng dan Mouming Zhao, ilmuwan makanan di South China University of Technology, setuju bahwa efek triptofan dalam susu yang menginduksi tidur terbatas.
"Tryptophan harus bersaing dengan asam amino netral besar lainnya seperti leusin, isoleusin, tirosin, fenilalanin, dan valin untuk melintasi penghalang darah ke otak agar memiliki efek pada tidur," kata para ilmuan itu, dikutip dari Live Science, Selasa (21/12/2021).
Karena triptofan adalah salah satu asam amino paling sedikit dalam susu, triptofan mungkin kalah bersaing dengan asam amino lain ketika mencoba melewati sawar darah ke otak. Penelitian terbaru Zheng dan Zhao pada tikus menunjukkan bahwa senyawa lain dalam susu dapat menjelaskan mengapa begitu banyak orang mulai menguap setelah meminum segelas susu.
Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada September 2021, disebutkan komponen susu yang dikenal sebagai kasein tripsin hidrolisat (CTH) terbukti memiliki efek meningkatkan tidur pada tikus.
Ratusan peptida atau rangkaian asam amino, dapat ditemukan di CTH, dan beberapa penelitian pada manusia telah melaporkan bahwa meminumnya dapat meningkatkan kemampuan untuk tertidur lebih cepat serta kualitas tidur, atau kemampuan untuk tidur dengan gangguan minimal.
Zheng dan Zhao menjelaskan peptida ini mengikat reseptor GABA-A, reseptor di otak yang membantu menekan sinyal saraf dan meningkatkan tidur. "Kami menemukan bahwa peptida dalam CTH dapat secara signifikan memperpanjang durasi tidur tikus," kata Zheng.
Tim peneliti memberi tikus peptida yang biasanya dilepaskan saat CTH dicerna. Salah satu peptida, yang disebut YPVEPF, terbukti menimbulkan efek mengantuk yang signifikan.
Mengenai suhu susu, tidak ada penelitian yang menyarankan susu harus hangat agar efek psikologis atau fisiologisnya muncul. Zheng mengatakan bahwa kehangatan susu dapat membantu meningkatkan suhu tubuh, dan pada gilirannya meningkatkan sirkulasi darah kita serta membantu merilekskan tubuh. “Tetapi senyawa dalam susu, seperti peptida dalam CTH, mengikat reseptor GABA-A bahkan jika dikonsumsi dalam keadaan dingin,” sebutnya.
Selain triptofan, CTH, dan suhu susu, aktivitas lain seperti melakukan olahraga ringan sebelum tidur, juga berperan dalam meningkatkan kualitas tidur. Selain itu, sebaiknya hindari kafein sebelum tidur atau mematikan perangkat elektronik yang memancarkan cahaya biru dan membuat mata tetap terjaga.
Editor: Fajar Sidik
Triptofan adalah asam amino esensial yang tidak diproduksi tubuh. Setelah kita menelan triptofan, tubuh akan menggunakannya untuk membuat serotonin kimia otak dan kemudian diubah menjadi hormon tidur melatonin.
Menurut sebuah studi pada 2017 di jurnal Current Neuropharmacology, melatonin biasanya diproduksi oleh otak sebagai respons terhadap kegelapan dan terlibat dalam pengaturan ritme sirkadian alami tubuh, atau jam internal 24 jamnya. Di sisi lain, makalah yang dipublish di jurnal Sleep Medicine Review menyebut ada juga serotonin yang dikenal sebagai hormon bahagia dan diketahui menginduksi tidur.
Secara teori, makan makanan atau minum susu yang kaya triptofan bisa membuat kita merasa mengantuk, karena tubuh mengubahnya menjadi hormon yang meningkatkan kualitas tidur. Namun pada kenyataannya, dibutuhkan banyak triptofan daripada yang ada dalam segelas susu untuk membuat seseorang merasa mengantuk.
Bagaimanapun, susu mengandung banyak senyawa lain yang bersaing untuk memasuki otak kita melalui darah. Lin Zheng dan Mouming Zhao, ilmuwan makanan di South China University of Technology, setuju bahwa efek triptofan dalam susu yang menginduksi tidur terbatas.
"Tryptophan harus bersaing dengan asam amino netral besar lainnya seperti leusin, isoleusin, tirosin, fenilalanin, dan valin untuk melintasi penghalang darah ke otak agar memiliki efek pada tidur," kata para ilmuan itu, dikutip dari Live Science, Selasa (21/12/2021).
Karena triptofan adalah salah satu asam amino paling sedikit dalam susu, triptofan mungkin kalah bersaing dengan asam amino lain ketika mencoba melewati sawar darah ke otak. Penelitian terbaru Zheng dan Zhao pada tikus menunjukkan bahwa senyawa lain dalam susu dapat menjelaskan mengapa begitu banyak orang mulai menguap setelah meminum segelas susu.
Dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada September 2021, disebutkan komponen susu yang dikenal sebagai kasein tripsin hidrolisat (CTH) terbukti memiliki efek meningkatkan tidur pada tikus.
Ratusan peptida atau rangkaian asam amino, dapat ditemukan di CTH, dan beberapa penelitian pada manusia telah melaporkan bahwa meminumnya dapat meningkatkan kemampuan untuk tertidur lebih cepat serta kualitas tidur, atau kemampuan untuk tidur dengan gangguan minimal.
Zheng dan Zhao menjelaskan peptida ini mengikat reseptor GABA-A, reseptor di otak yang membantu menekan sinyal saraf dan meningkatkan tidur. "Kami menemukan bahwa peptida dalam CTH dapat secara signifikan memperpanjang durasi tidur tikus," kata Zheng.
Tim peneliti memberi tikus peptida yang biasanya dilepaskan saat CTH dicerna. Salah satu peptida, yang disebut YPVEPF, terbukti menimbulkan efek mengantuk yang signifikan.
Mengenai suhu susu, tidak ada penelitian yang menyarankan susu harus hangat agar efek psikologis atau fisiologisnya muncul. Zheng mengatakan bahwa kehangatan susu dapat membantu meningkatkan suhu tubuh, dan pada gilirannya meningkatkan sirkulasi darah kita serta membantu merilekskan tubuh. “Tetapi senyawa dalam susu, seperti peptida dalam CTH, mengikat reseptor GABA-A bahkan jika dikonsumsi dalam keadaan dingin,” sebutnya.
Selain triptofan, CTH, dan suhu susu, aktivitas lain seperti melakukan olahraga ringan sebelum tidur, juga berperan dalam meningkatkan kualitas tidur. Selain itu, sebaiknya hindari kafein sebelum tidur atau mematikan perangkat elektronik yang memancarkan cahaya biru dan membuat mata tetap terjaga.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.