Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono Sajikan Sejarah dengan Cara Asyik
05 February 2022 |
12:15 WIB
Genhype pencinta seni dan sejarah, buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono dapat menjadi bahan bacaan untuk memperkaya pengetahuan tentang pertautan sang maestro dengan sejarah Sultan Agung yang merupakan sosok penting bagi negara ini dalam kapasitasnya masing-masing.
Santy Saptari, Penyunting dan Kontributor Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono, menuturkan bahwa buku setebal 138 halaman itu dibuat lebih untuk pembaca umum sehingga tidak terlalu kental dengan buku sejarah.
Buku yang merupakan bagian dari Pameran Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung Melalui Goresan S. Sudjojono ini alurnya terbagi menjadi tiga bagian.
Pertama adalah bab yang membahas latar belakang lukisan tentang Sultan Agung. “Jadi, buku ini ingin kami bikin everything you need to know tentang karya-karya [Lukisan tentang Sultan Agung] dan 38 sketsa. Jadi, segalah hal mulai dari nilai, proses pembuatan, dan segala macam,” katanya.
Dalam bab pertama buku ini, akan ada pembahasan mengenai seperti lukisan tentang Sultan Agung merupakan lukisan pesanan, siapa yang memesan, dan segala macamnya. Jadi, bab ini memiliki konteks bagaimana lukisan tentang Sultan Agung bisa ada.
Kedua adalah bab pembahasan tentang 38 sketsa yang dibuat oleh S. Sudjojono sebelum membuat lukisan tentang Sultan Agung. Dalam bagian ini, terdapat pembahasan secara mendetail tentang sketsa-sketsa tersebut.
“Sketsa-sketsa ini saya bagi menjadi mengikuti panel lukisan,” katanya.
Sebagai contoh sketsa yang berhubungan dengan panel pertama yang membahas Sultan Agung. Dalam sketsa-sketsa tersebut dapat diketahui bagaimana cara duduk, pakaian, dan sebagainya mengenai panel yang berisi gambar Sultan Agung.
Kemudian, terdapat juga pembahasan berapa banyak, misal Sudjojono melakukan riset tentang posisi tangan Sultan Agung yang benar seperti apa.
“[alur kedua] Kami benar-benar fokus ke sketsanya. Dan sketsa ini, misal, dia dapat dari hasil riset museum mana atau dia bertemu siapa dan segala macam,” katanya.
Ketiga adalah tentang lukisan. Dari temuan-temuan tentang sketsa pada alur kedua tersebut, dia menuturkan membandingkannya dengan lukisan tentang Sultan Agung yang telah dibuat oleh sang seniman.
Di bab ini, dapat terlihat pada akhirnya sang seniman membuat lukisan tentang Sultan Agung – keputusan-keputusan apa yang diambil oleh Sudjojono pada akhirnya untuk lukisan tersebut. Dalam bagian ini juga dapat terlihat terkadang sang seniman tidak mengambil dari studi yang telah dibuat.
“[Tidak mengambil keputusan sesuai hasil studi] tapi penyebabnya apa,” katanya.
Dalam bab ini yang paling penting tentang lukisan adalah ternyata karya-karya lukisan tentang Sultan Agung sangat dipengaruhi oleh tim DKI Jakarta yang melakukan pemesanan pada saat itu.
Editor: Fajar Sidik
Santy Saptari, Penyunting dan Kontributor Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono, menuturkan bahwa buku setebal 138 halaman itu dibuat lebih untuk pembaca umum sehingga tidak terlalu kental dengan buku sejarah.
Buku yang merupakan bagian dari Pameran Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung Melalui Goresan S. Sudjojono ini alurnya terbagi menjadi tiga bagian.
Pertama adalah bab yang membahas latar belakang lukisan tentang Sultan Agung. “Jadi, buku ini ingin kami bikin everything you need to know tentang karya-karya [Lukisan tentang Sultan Agung] dan 38 sketsa. Jadi, segalah hal mulai dari nilai, proses pembuatan, dan segala macam,” katanya.
Dalam bab pertama buku ini, akan ada pembahasan mengenai seperti lukisan tentang Sultan Agung merupakan lukisan pesanan, siapa yang memesan, dan segala macamnya. Jadi, bab ini memiliki konteks bagaimana lukisan tentang Sultan Agung bisa ada.
Kedua adalah bab pembahasan tentang 38 sketsa yang dibuat oleh S. Sudjojono sebelum membuat lukisan tentang Sultan Agung. Dalam bagian ini, terdapat pembahasan secara mendetail tentang sketsa-sketsa tersebut.
“Sketsa-sketsa ini saya bagi menjadi mengikuti panel lukisan,” katanya.
Sebagai contoh sketsa yang berhubungan dengan panel pertama yang membahas Sultan Agung. Dalam sketsa-sketsa tersebut dapat diketahui bagaimana cara duduk, pakaian, dan sebagainya mengenai panel yang berisi gambar Sultan Agung.
Kemudian, terdapat juga pembahasan berapa banyak, misal Sudjojono melakukan riset tentang posisi tangan Sultan Agung yang benar seperti apa.
“[alur kedua] Kami benar-benar fokus ke sketsanya. Dan sketsa ini, misal, dia dapat dari hasil riset museum mana atau dia bertemu siapa dan segala macam,” katanya.
Ketiga adalah tentang lukisan. Dari temuan-temuan tentang sketsa pada alur kedua tersebut, dia menuturkan membandingkannya dengan lukisan tentang Sultan Agung yang telah dibuat oleh sang seniman.
Di bab ini, dapat terlihat pada akhirnya sang seniman membuat lukisan tentang Sultan Agung – keputusan-keputusan apa yang diambil oleh Sudjojono pada akhirnya untuk lukisan tersebut. Dalam bagian ini juga dapat terlihat terkadang sang seniman tidak mengambil dari studi yang telah dibuat.
“[Tidak mengambil keputusan sesuai hasil studi] tapi penyebabnya apa,” katanya.
Dalam bab ini yang paling penting tentang lukisan adalah ternyata karya-karya lukisan tentang Sultan Agung sangat dipengaruhi oleh tim DKI Jakarta yang melakukan pemesanan pada saat itu.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.