Kelenteng Tien Kok Sie, Kelenteng Tertua di Indonesia
31 January 2022 |
20:54 WIB
Diklaim sebagai kelenteng tertua di Indonesia, Vihara Avalokiteswara atau dikenal dengan nama Klenteng Tien Kok Sie yang terletak di Pasar Gedhe Surakarta merupakan bangunan ibadah yang sudah berdiri sejak 300 tahun lalu dan masih berfungsi hingga hari ini.
Kelenteng ini diketahui dibangun pada tahun 1745-1748 di atas tanah dari Keraton Solo dan dikerjakan bersamaan dengan pembangunan Keraton Kasunanan.
Tahun lalu, Kelenteng Tien Kok Sie tidak melaksanakan perayaan karena pandemi COVID-19. Namun esok, kelenteng ini siap menerima jemaat yang akan beribadah meskipun jumlahnya terbatas dan wajib mengikuti protokol kesehatan ketat.
Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluya mengatakan, persiapan pelaksanaan Imlek tidak ada yang spesial. Semua sama dengan persiapan Imlek tahun-tahun sebelumnya.
“Tapi kita besok melaksanakan kegiatan dengan prokes yang sangat ketat...Untuk pengunjung selama Imlek lanjut dia, akan dibatasi. Hanya sekitar 10-15 persen dari jemaah yang boleh beribadah ke kelenteng,” katanya seperti dilansir situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Senin (31/1).
Bangunan yang didominasi warna merah adn emas ini merupakan bukti akulturasi budaya China di Kota Surakarta melalui jalur penyebaran agama dan perdagangan.
Kelenteng ini memiliki langgam arsitektur China tercermin pada bentukan atap maupun elemen detail arsitektural seperti ornamen ukir pada pintu dan jendela, tekstur bangunan dan warna bangunan.
Dilansir melalui situs Cagar Budaya Kemendikbud, kelenteng yang didirikan oleh masyarakat keturunan China yang tinggal di kompleks pecinan Pasar Gede ini sebelumnya bernama Vihara Avalokiteswara.
Bangunan ibadah itu kemudian berganti nama menjadi Kelenteng Tien Kok Sie, di masa pemerintahan Presiden KH Abdul Rachman Wahid, bersamaan dengan diakuinya Konghucu sebagai agama.
Editor: Gita
Kelenteng ini diketahui dibangun pada tahun 1745-1748 di atas tanah dari Keraton Solo dan dikerjakan bersamaan dengan pembangunan Keraton Kasunanan.
Tahun lalu, Kelenteng Tien Kok Sie tidak melaksanakan perayaan karena pandemi COVID-19. Namun esok, kelenteng ini siap menerima jemaat yang akan beribadah meskipun jumlahnya terbatas dan wajib mengikuti protokol kesehatan ketat.
Ketua Yayasan Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluya mengatakan, persiapan pelaksanaan Imlek tidak ada yang spesial. Semua sama dengan persiapan Imlek tahun-tahun sebelumnya.
“Tapi kita besok melaksanakan kegiatan dengan prokes yang sangat ketat...Untuk pengunjung selama Imlek lanjut dia, akan dibatasi. Hanya sekitar 10-15 persen dari jemaah yang boleh beribadah ke kelenteng,” katanya seperti dilansir situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Senin (31/1).
Bangunan yang didominasi warna merah adn emas ini merupakan bukti akulturasi budaya China di Kota Surakarta melalui jalur penyebaran agama dan perdagangan.
Kelenteng ini memiliki langgam arsitektur China tercermin pada bentukan atap maupun elemen detail arsitektural seperti ornamen ukir pada pintu dan jendela, tekstur bangunan dan warna bangunan.
Dilansir melalui situs Cagar Budaya Kemendikbud, kelenteng yang didirikan oleh masyarakat keturunan China yang tinggal di kompleks pecinan Pasar Gede ini sebelumnya bernama Vihara Avalokiteswara.
Bangunan ibadah itu kemudian berganti nama menjadi Kelenteng Tien Kok Sie, di masa pemerintahan Presiden KH Abdul Rachman Wahid, bersamaan dengan diakuinya Konghucu sebagai agama.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.