Ilustrasi (Sumber gambar: Pexels)

Mata Kering, Gejala Baru Long Covid-19 yang Patut Diwaspadai

24 January 2022   |   12:07 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Infeksi virus corona menyebabkan efek jangka panjang alias long Covid-19. Dari sejumlah laporan selama ini, penyintas bisa mengalami kelelahan, sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman, dan pengecapan yang berlangsung 4-5 minggu, bahkan bulanan. 

Namun sebuah studi yang diterbitkan para peneliti di Ocular Surface menyebut ada gejala baru long Covid-19. Para peneliti menemukan hubungan antara infeksi Covid-19 di masa lalu dan neuropati serat kecil di permukaan mata, dengan gejala yang mirip dengan penyakit mata kering (DED) dan neuropati diabetik.

Studi retrospektif observasional termasuk Kohort dari 23 pasien yang mengalami Covid-19 antara Maret dan Desember 2020 dan 46 sukarelawan yang tidak terinfeksi sebagai kelompok kontrol. Pasien dalam kelompok Covid-19 yang pulih belum menerima prosedur operasi permukaan mata sebelumnya dan tidak memiliki riwayat penyakit menular mata atau penyakit sistemik yang secara tidak langsung dapat menyebabkan persarafan kornea.

Semua pasien dinilai dengan in vivo confocal microscopy (IVCM) untuk mendapatkan gambar serabut saraf subbasal kornea untuk mempelajari keberadaan struktur mirip neuroma, manik-manik aksonal, dan sel dendritik. DED dan patologi permukaan okular diukur dengan kuesioner Ocular Surface Disease Index (OSDI) dan tes air mata Schirmer.

Hasilnya, 21 dari 23 pasien (91,31 persen) dalam kelompok yang sebelumnya terinfeksi Covid-19 menunjukkan pleksus subbasal kornea dan perubahan jaringan kornea yang biasanya ada pada neuropati serat kecil, sementara gambar dari orang sehat tidak menunjukkan serat saraf atau kerusakan jaringan kornea yang signifikan.

Dari pasien yang sebelumnya terinfeksi, 8 melaporkan peningkatan perasaan kekeringan pada mata dan memiliki indikator DED setelah infeksi Covid-19. Pada 82,60 persen kasus, terutama individu yang melaporkan iritasi mata, akson manik-manik ditemukan. 

Sebanyak 65,22 persen atau 15 pasien yang sebelumnya terinfeksi Covid-19 menunjukkan gambaran mirip neuroma, dan 69,56 persen memiliki sel dendritik (DC), yang lebih sering terjadi pada orang di bawah 35 tahun. DC berperan dalam imunoregulasi dan inflamasi kornea.

Neuroma lebih sering terjadi pada pasien yang melaporkan gejala DED berat dan pada pasien dengan OSDI rendah yang telah didiagnosis dengan Covid-19 kurang dari 3 bulan sebelum pemeriksaan.

“DC juga diamati pada pasien yang telah mengatasi infeksi Sars-CoV-2 hingga 10 bulan sebelumnya, menunjukkan bahwa lingkungan immunocompromised bertahan untuk jangka waktu yang lama,” ujar para peneliti dikutip dari American Journal of Managed Care (AJMC), Senin (24/1/2022).

Para peneliti menyebut dengan IVCM yang sudah digunakan dalam konteks lain untuk menilai saraf kornea seperti pada neuropati diabetik, neuropati perifer lainnya, dan DED, temuan penelitian menunjukkan bahwa IVCM dapat digunakan untuk mempelajari Covid-19.

“Hasil kami menambahkan bukti baru untuk penggunaan teknologi IVCM dalam diagnosis dan tindak lanjut sindrom atau komplikasi pasca Covid-19, serta studi neuropati serat kecil,” tulis para peneliti.


Editor: Gita
 

SEBELUMNYA

Wonpil DAY6 Siap Debut Solo setelah Young K & Dowoon

BERIKUTNYA

Kontroversi Barang Branded Palsu, Penampilan Song Ji-a di Acara Variety Diedit Ulang

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: