Contek 3 Strategi Bisnis Soto Angkringan Mas Boed yang Tetap Eksis Belasan Tahun
13 January 2022 |
16:26 WIB
Siapa yang tak suka dengan soto? Makanan khas Nusantara yang kaya rempah ini digemari banyak orang dari seluruh lapisan. Soto pun memiliki banyak jenisnya yang berbeda di beberapa daerah di Indonesia seperti Soto Betawi, Soto Surabaya, hingga Coto Makassar.
Salah satu penjual soto yang populer di Semarang yakni Soto Angkring Mas Boed yang sudah dikenal luas sejak belasan tahun silam.
Usaha ini berawal secara sederhana, dari teras rumah Djoko Boediono pada 11 Maret 2006. Saat itu, dia bersama istrinya mulai berjualan soto ayam kecil-kecilan dengan resep asli milik mereka. Dengan kelezatan yang ditawarkan dan ditambah dengan harga yang terjangkau, bisnis Soto Mas Boed berkembang dengan cepat, di mana tiga tahun setelahnya dia berpindah ke lokasi yang lebih luas di wilayah Banyumanik.
Pada era sebelum tersedianya media sosial seperti sekarang, Djoko kerap mempromosikan usahanya dengan selebaran yang kemudian ditempelkan di pohon-pohon di area sekitar lokasi bisnisnya. Banyak pelanggan yang akhirnya ketagihan karena cita rasa Soto Mas Boed yang enak.
Setelah dua belas tahun melayani pelanggan setia di Banyumanik, tahun ini pun bisnisnya siap berkembang dan melayani lebih banyak pelanggan baru dengan dibukanya cabang kedua yang berlokasi di Semarang Barat. Cabang kedua ini dibuat dengan konsep open space sehingga nyaman dijadikan tempat berkumpul oleh kalangan anak muda yang aman di masa pandemi.
Nicko Setya Pambudhy, General Manager Soto Angkring Mas Boed, mengatakan bisnis Soto Mas Boed dimulai oleh sang ayah yang ingin terjun ke dunia usaha kuliner dengan satu misi khusus yakni membuat rumah makan soto yang bisa menjadi ikon dari Kota Semarang. Untuk membedakan dengan warung lainnya, kata Nicko, warung soto miliknya akhirnya diberi nama dari penggalan nama ayahnya, Djoko Boediono.
"Akhirnya, tercetuslah nama Soto Angkring Mas Boed yang justru mudah diingat dan dikenal oleh pelanggan kami. Soto yang kami hadirkan rupanya juga cukup berbeda dari yang lain dan sangat digemari oleh pelanggan kami dari tahun ke tahun," ujarnya.
Keberhasilan Soto Angkring Mas Boed tentu tidak lepas dari beberapa strategi bisnis yang diterapkan hingga saat ini. Nicko pun membeberkan strategi tersebut di antaranya:
1. Konsisten menjaga kualitas produk dan layanan
Salah satu hal yang harus diutamakan dalam operasional sebuah bisnis agar dapat terus eksis adalah konsisten dalam menjaga kualitas produk dan layanan. Walaupun harga bahan pokok kerap mengalami kenaikan, Soto Angkring Mas Boed tidak pernah beralih ke bahan pokok yang lebih murah. Selain itu, Nicko percaya bahwa layanan juga harus terus ditingkatkan agar dapat memberikan pelanggan pengalaman bersantap yang hangat dan memuaskan.
2. Harga terjangkau dan porsi yang pas
Bagi sebagian orang, harga dan porsi biasanya menjadi poin penting dalam memilih lokasi untuk makan. Harga yang ‘pas di kantong’ dengan porsi yang seimbang juga bisa menjadi daya tarik yang signifikan bagi pelanggan. Hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan Soto Angkring Mas Boed dalam menentukan harga berbagai menunya.
Dengan harga dan porsi yang pas, serta visibilitas melalui pemanfaatan media sosial hingga berbagai platform, Nicko percaya sebuah bisnis dapat terus menjangkau konsumen yang luas dan menarik pelanggan lama untuk datang kembali.
3. Terus berinovasi dan beradaptasi
Menurut Nicko, di era yang serba digital saat ini semua pelaku bisnis harus berani berinovasi dan beradaptasi dengan cepat. Mengingat anak muda memang lebih dekat dan familiar dengan teknologi digital, Nicko pun menciptakan suasana yang nyaman dan modern di cabang kedua Soto Angkring Mas Boed.
Selain menyediakan wi-fi dan menerapkan konsep open space, Soto Angkring Mas Boed juga menyediakan layanan pembayaran digital yang semakin memudahkan pelanggan dalam bertransaksi dan juga menguntungkan berkat berbagai promo cashback yang ditawarkan. Selain itu, Soto Angkring Mas Boed juga memanfaatkan layanan pesan antar makanan yang semakin mendorong penjualan hingga ke berbagai area di Semarang.
Editor: Indyah Sutriningrum
Salah satu penjual soto yang populer di Semarang yakni Soto Angkring Mas Boed yang sudah dikenal luas sejak belasan tahun silam.
Usaha ini berawal secara sederhana, dari teras rumah Djoko Boediono pada 11 Maret 2006. Saat itu, dia bersama istrinya mulai berjualan soto ayam kecil-kecilan dengan resep asli milik mereka. Dengan kelezatan yang ditawarkan dan ditambah dengan harga yang terjangkau, bisnis Soto Mas Boed berkembang dengan cepat, di mana tiga tahun setelahnya dia berpindah ke lokasi yang lebih luas di wilayah Banyumanik.
Pada era sebelum tersedianya media sosial seperti sekarang, Djoko kerap mempromosikan usahanya dengan selebaran yang kemudian ditempelkan di pohon-pohon di area sekitar lokasi bisnisnya. Banyak pelanggan yang akhirnya ketagihan karena cita rasa Soto Mas Boed yang enak.
Setelah dua belas tahun melayani pelanggan setia di Banyumanik, tahun ini pun bisnisnya siap berkembang dan melayani lebih banyak pelanggan baru dengan dibukanya cabang kedua yang berlokasi di Semarang Barat. Cabang kedua ini dibuat dengan konsep open space sehingga nyaman dijadikan tempat berkumpul oleh kalangan anak muda yang aman di masa pandemi.
Nicko Setya Pambudhy, General Manager Soto Angkring Mas Boed, mengatakan bisnis Soto Mas Boed dimulai oleh sang ayah yang ingin terjun ke dunia usaha kuliner dengan satu misi khusus yakni membuat rumah makan soto yang bisa menjadi ikon dari Kota Semarang. Untuk membedakan dengan warung lainnya, kata Nicko, warung soto miliknya akhirnya diberi nama dari penggalan nama ayahnya, Djoko Boediono.
"Akhirnya, tercetuslah nama Soto Angkring Mas Boed yang justru mudah diingat dan dikenal oleh pelanggan kami. Soto yang kami hadirkan rupanya juga cukup berbeda dari yang lain dan sangat digemari oleh pelanggan kami dari tahun ke tahun," ujarnya.
Salah satu menu soto (Dok. Soto Angkringan Mas Boed)
1. Konsisten menjaga kualitas produk dan layanan
Salah satu hal yang harus diutamakan dalam operasional sebuah bisnis agar dapat terus eksis adalah konsisten dalam menjaga kualitas produk dan layanan. Walaupun harga bahan pokok kerap mengalami kenaikan, Soto Angkring Mas Boed tidak pernah beralih ke bahan pokok yang lebih murah. Selain itu, Nicko percaya bahwa layanan juga harus terus ditingkatkan agar dapat memberikan pelanggan pengalaman bersantap yang hangat dan memuaskan.
2. Harga terjangkau dan porsi yang pas
Bagi sebagian orang, harga dan porsi biasanya menjadi poin penting dalam memilih lokasi untuk makan. Harga yang ‘pas di kantong’ dengan porsi yang seimbang juga bisa menjadi daya tarik yang signifikan bagi pelanggan. Hal tersebut menjadi salah satu pertimbangan Soto Angkring Mas Boed dalam menentukan harga berbagai menunya.
Dengan harga dan porsi yang pas, serta visibilitas melalui pemanfaatan media sosial hingga berbagai platform, Nicko percaya sebuah bisnis dapat terus menjangkau konsumen yang luas dan menarik pelanggan lama untuk datang kembali.
3. Terus berinovasi dan beradaptasi
Menurut Nicko, di era yang serba digital saat ini semua pelaku bisnis harus berani berinovasi dan beradaptasi dengan cepat. Mengingat anak muda memang lebih dekat dan familiar dengan teknologi digital, Nicko pun menciptakan suasana yang nyaman dan modern di cabang kedua Soto Angkring Mas Boed.
Selain menyediakan wi-fi dan menerapkan konsep open space, Soto Angkring Mas Boed juga menyediakan layanan pembayaran digital yang semakin memudahkan pelanggan dalam bertransaksi dan juga menguntungkan berkat berbagai promo cashback yang ditawarkan. Selain itu, Soto Angkring Mas Boed juga memanfaatkan layanan pesan antar makanan yang semakin mendorong penjualan hingga ke berbagai area di Semarang.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.