Ini Loh Bedanya Olahraga Aerobik dan Anaerobik
23 December 2021 |
20:29 WIB
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Selain mengatur pola makan secara teratur dan istirahat yang cukup, hal lain yang tidak kalah penting adalah dengan berolahraga.
Secara umum, ada dua tipe jenis olahraga yaitu aerobik dan anaerobik.
Aerobik merupakan gerakan fisik yang memiliki intensitas ringan sampai sedang dan biasanya dilakukan dalam waktu yang cukup panjang bisa 30 menit hingga 45 menit.
Saat melakukan olahraga aerobik, kalori langsung dibakar saat itu juga. Selain membakar kalori, olahraga kardio juga bertujuan meningkatkan stamina, menjaga kesehatan jantung, serta meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen di dalam jaringan tubuh. Beberapa jenisnya seperti senam, berjalan, bersepeda, berenang, jogging, dan lain sebagainya.
Sementara itu, olahraga anaerobik atau yang bisa juga disebut olahraga resistance umumnya berdurasi pendek dengan intensitas tinggi yang dilakukan menggunakan kekuatan dan daya tahan otot tubuh bertujuan untuk membangun massa otot atau menguatkan bagian otot tertentu.
Olahraga jenis ini tidak memerlukan oksigen sebagai sumber energi utamanya melainkan glikogen atau gula otot sehingga glukosa tersebut dipecah menjadi energi. Adapun beberapa contoh jenis olahraganya seperti plank, sit up, push up, pull up, angkat beban, squat, latihan dengan tali elastis, maupun olahraga High Intensity Interval Training (HIIT) seperti Tabata.
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Michael Triangto mengatakan selain untuk kesehatan, olahraga juga memiliki tujuan untuk prestasi atau kompetisi, dan rekreasi. Tentu saja intensitasnya berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya saja, untuk olahraga kesehatan intensitasnya ringan sampai sedang sedangkan olahraga prestasi yang biasanya ditujukan untuk atlet maka intensitasnya berat, sementara olahraga rekreasi berada di antaranya dan biasanya tidak dilakukan secara teratur hanya saat tertentu dan berkumpul saja
Lantas bagaimana cara mengukur intensitas? secara sederhana adalah dengan melakukan tes bicara sambil berolahraga. Misalnya ketika saat berolahraga seseorang masih bisa berbicara dengan jelas meski sedikit terengah-engah maka intensitas olahraganya berada di tahap ringan sampai sedang.
“Ketika seseorang sudah terengah-engah bahkan sampai sulit berbicara saat melakukan aktivitas fisik maka masuk dalam kategori olahraga intensitas tinggi,” jelasnya.
Selain dengan cara sederhana, intensitas olahraga juga dapat dihitung dari detak jantung atau denyut nadi. Untuk olahraga intensitas ringan sampai sedang, maka denyut jantung 50 hingga 70 persen denyut jantung maksimal.
Adapun olahraga berat, denyut jantung bisa mencapai 70 persen hingga 85 persen denyut jantung maksimal. Cara menghitung yaitu 220 kurang dikurang usia dalam tahun.
Misalnya usia 20 tahun, maka batas maksimal denyut nadi saat berolahraga 200 kali permenit. Hasilnya dikali dengan batas atas denyut nadi maksimal 0,7x200 kali maka hasilnya 140 kali per menit atau batas bawah denyut maksimal 0,5 x200 maka hasilnya 100 kali per menit.
“Maka kalau Anda melakukan olahraga intensitas ringan hingga sedang, denyut jantungnya berada di kisaran 100 hingga 140 kali per menit. Kalau di bawah itu maka gerakannya terlalu ringan dan sama saja tidak berolahraga sedangkan jika di atas 140 kali per menit, maka gerakannya terlalu berat yang ada justru mengganggu metabolisme,” terangnya.
Terkait frekuensi ideal untuk berolahraga, sebetulnya WHO sudah menyarankan 150 menit seminggu atau sekitar 30 menit per hari. Namun, sambungnya, jika seseorang belum bisa langsung 30 menit sekali berlatih atau berolahraga maka bisa dibagi menjadi beberapa waktu.
Selain itu, seseorang yang tidak terbiasa berolahraga maka bisa memulainya dengan olahraga berintensitas ringan hingga sedang seperti berjalan kaki. Untuk waktunya pun tidak harus langsung 30 menit, bisa dimulai pelan-pelan dan ditingkatkan secara bertahap.
Selain olahraga aerobik, bisa juga melakukan gerakan sederhana di sela-sela waktu bekerja atau menonton TV di rumah dengan melakukan olahraga anaerobik yang dapat melatih otot-otot tubuh seperti push up di dinding, angkat kaki sambil duduk, melakukan peregangan tangan, bahu, hingga kepala.
Editor: M R Purboyo
Secara umum, ada dua tipe jenis olahraga yaitu aerobik dan anaerobik.
Aerobik merupakan gerakan fisik yang memiliki intensitas ringan sampai sedang dan biasanya dilakukan dalam waktu yang cukup panjang bisa 30 menit hingga 45 menit.
Saat melakukan olahraga aerobik, kalori langsung dibakar saat itu juga. Selain membakar kalori, olahraga kardio juga bertujuan meningkatkan stamina, menjaga kesehatan jantung, serta meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen di dalam jaringan tubuh. Beberapa jenisnya seperti senam, berjalan, bersepeda, berenang, jogging, dan lain sebagainya.
Sementara itu, olahraga anaerobik atau yang bisa juga disebut olahraga resistance umumnya berdurasi pendek dengan intensitas tinggi yang dilakukan menggunakan kekuatan dan daya tahan otot tubuh bertujuan untuk membangun massa otot atau menguatkan bagian otot tertentu.
Olahraga jenis ini tidak memerlukan oksigen sebagai sumber energi utamanya melainkan glikogen atau gula otot sehingga glukosa tersebut dipecah menjadi energi. Adapun beberapa contoh jenis olahraganya seperti plank, sit up, push up, pull up, angkat beban, squat, latihan dengan tali elastis, maupun olahraga High Intensity Interval Training (HIIT) seperti Tabata.
Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Michael Triangto mengatakan selain untuk kesehatan, olahraga juga memiliki tujuan untuk prestasi atau kompetisi, dan rekreasi. Tentu saja intensitasnya berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Misalnya saja, untuk olahraga kesehatan intensitasnya ringan sampai sedang sedangkan olahraga prestasi yang biasanya ditujukan untuk atlet maka intensitasnya berat, sementara olahraga rekreasi berada di antaranya dan biasanya tidak dilakukan secara teratur hanya saat tertentu dan berkumpul saja
iustrasi olahraga lari/freepik
Lantas bagaimana cara mengukur intensitas? secara sederhana adalah dengan melakukan tes bicara sambil berolahraga. Misalnya ketika saat berolahraga seseorang masih bisa berbicara dengan jelas meski sedikit terengah-engah maka intensitas olahraganya berada di tahap ringan sampai sedang.
“Ketika seseorang sudah terengah-engah bahkan sampai sulit berbicara saat melakukan aktivitas fisik maka masuk dalam kategori olahraga intensitas tinggi,” jelasnya.
Selain dengan cara sederhana, intensitas olahraga juga dapat dihitung dari detak jantung atau denyut nadi. Untuk olahraga intensitas ringan sampai sedang, maka denyut jantung 50 hingga 70 persen denyut jantung maksimal.
Adapun olahraga berat, denyut jantung bisa mencapai 70 persen hingga 85 persen denyut jantung maksimal. Cara menghitung yaitu 220 kurang dikurang usia dalam tahun.
Misalnya usia 20 tahun, maka batas maksimal denyut nadi saat berolahraga 200 kali permenit. Hasilnya dikali dengan batas atas denyut nadi maksimal 0,7x200 kali maka hasilnya 140 kali per menit atau batas bawah denyut maksimal 0,5 x200 maka hasilnya 100 kali per menit.
“Maka kalau Anda melakukan olahraga intensitas ringan hingga sedang, denyut jantungnya berada di kisaran 100 hingga 140 kali per menit. Kalau di bawah itu maka gerakannya terlalu ringan dan sama saja tidak berolahraga sedangkan jika di atas 140 kali per menit, maka gerakannya terlalu berat yang ada justru mengganggu metabolisme,” terangnya.
Terkait frekuensi ideal untuk berolahraga, sebetulnya WHO sudah menyarankan 150 menit seminggu atau sekitar 30 menit per hari. Namun, sambungnya, jika seseorang belum bisa langsung 30 menit sekali berlatih atau berolahraga maka bisa dibagi menjadi beberapa waktu.
Selain itu, seseorang yang tidak terbiasa berolahraga maka bisa memulainya dengan olahraga berintensitas ringan hingga sedang seperti berjalan kaki. Untuk waktunya pun tidak harus langsung 30 menit, bisa dimulai pelan-pelan dan ditingkatkan secara bertahap.
Selain olahraga aerobik, bisa juga melakukan gerakan sederhana di sela-sela waktu bekerja atau menonton TV di rumah dengan melakukan olahraga anaerobik yang dapat melatih otot-otot tubuh seperti push up di dinding, angkat kaki sambil duduk, melakukan peregangan tangan, bahu, hingga kepala.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.