Resto d'BestO (Dok. d'BestO/Instagram)

Keren, 5 Prinsip Ini Bawa Hoki Pemilik 300 Resto Ayam Goreng Lokal

21 December 2021   |   07:14 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Dari sekian banyak resto ayam goreng cepat saji di Indonesia, salah satu merek lokal yakni d’BestO patut menjadi perhatian. Mengusung konsep berbeda dibandingkan dengan pesaing dari luar negeri yang umumnya menyasar segmen restoran, d’BestO justru fokus untuk menyediakan menu fried chicken dalam konsep mini resto.

Terbukti, dengan mengusung fokus pada segmen tersebut, d’BestO berhasil melebarkan sayap hingga memiliki hampir 300 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, hingga Sumatra Barat.

Dalam acara malam penghargaan Shopee Super Awards 2021 baru-baru ini, Corporate Secretary d’BestO, Wahyu Pambudi, membeberkan lima kunci bisnisnya hingga sukses berkembang seperti sekarang ini. Yuk simak apa saja strateginya.
 

1. Siasati krisis dengan kreatif

Kedua pendiri d’BestO, drh. Evalinda Amir dan drh. Setyajid, telah mendirikan usahanya dengan sistem gerobak sejak tahun 1994 dengan nama Kentuku Fried Chicken (KUFC). Namun, pada tahun 1998 dan 2005, usaha yang dirintis menghadapi tantangan berat karena krisis moneter dan wabah flu burung.

Untuk menyiasati kondisi tersebut, mereka berinisiatif untuk menempel profil keduanya sebagai dokter hewan di setiap outlet d’BestO agar konsumen percaya bahwa ayam yang mereka jual bebas dari flu burung, sekaligus memberikan edukasi kepada konsumen akan keamanan produk yang dijual.
 

2. Jeli melihat segmen pasar

Di Indonesia, sudah banyak franchise yang menjadikan fried chicken sebagai menu utama. Namun, Wahyu mengatakan d’BestO justru melihat ada sektor yang belum terjamah yakni outlet fried chicken yang terjangkau dan bisa dinikmati berbagai kalangan, namun memiliki rasa yang lezat, konsisten, dan bersertifikasi MUI.

“Intinya, produk yang kita jual pasti ada waktunya akan sama atau mirip dengan kompetitor. Namun, selalu ada jalan untuk menemukan celah yang bisa kita maksimalkan,” ujarnya.
 

rf

Resto d'BestO (Dok.  d'BestO/Instagram)


3. Inovasi dengan sumber daya yang ada.

Inovasi merupakan salah satu hal penting bagi keberlangsungan suatu bisnis. Namun, jika tidak dilakukan dengan hati-hati, fokus pada inovasi juga berpeluang membuat pengeluaran membengkak.

Untuk menyiasatinya, d’BestO memilih untuk fokus berinovasi dengan memaksimalkan bahan baku yang telah ada. Misalnya, agar konsumen tidak bosan, d’BestO selalu mengeluarkan menu baru setiap tiga-empat bulan sekali.

“Selain efisiensi, inovasi menggunakan bahan baku yang sudah ada juga memungkinkan kami untuk fokus pada keunggulan kami, yakni aneka produk fried chicken, burger, dan turunannya,” lanjut Wahyu.
 

4. Strategi marketing berbasis data.

Sejak pandemi, semakin banyak brand yang beralih ke layanan digital baik layanan pembayaran digital maupun layanan pesan antar makanan. Menurut Wahyu, hal itu memiliki dua keuntungan yakni menstimulus konsumen untuk bertransaksi lebih banyak dengan promo dan memberikan keuntungan dari segi data yang lebih komprehensif.

“Kami selalu melihat insight dari transaksi penjualan kami secara digital. Insight tersebut beserta current trend dan insight-insight lain yang tersebar secara luas di dunia maya juga memungkinkan kami untuk membuat program berlandaskan data sehingga lebih terukur, jelas, dan tepat sasaran,” jelas Wahyu.
 

5. Mendapatkan lebih dengan memberi lebih

Wahyu juga mengatakan selama berdiri hampir satu dekade, d’BestO selalu memegang teguh prinsipnya sebagai sebuah bisnis untuk dapat membawa manfaat bagi konsumen, pegawai, hingga masyarakat sekitar.

Sebagai sebuah bisnis, kata Wahyu, pihaknya juga menanggung tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar, salah satunya adalah dengan berbagi kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

“Hal ini kami terapkan secara rutin melalui program bernama Jumat Berkah. Untuk karyawan, kami juga secara rutin memberikan apresiasi berupa penghargaan tahunan.. Dengan memberi lebih, kami yakin akan membawa dampak yang lebih besar dan mendapatkan lebih,” kata Wahyu.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Bandara Juanda Jadi Pintu Masuk WNI dari Luar Negeri, Tes PCR Digencarkan

BERIKUTNYA

Serial Horor Frislly Herlind, It's Me Marsya Banyak Ditonton di Youtube

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: