sumber gambar ilustrasi : Adrien Olichon dari Pexels

Marak Platform OTT, Bioskop Tetap Penting bagi Pembuat Film

08 December 2021   |   21:31 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Platform digital over the top (OTT) atau video on demand (VoD) belakangan mulai menjadi harapan bagi pembuat film di tengah kondisi pasar yang dinilai masih cukup berat akibat pandemi. Namun, meski mengharapkan OTT, para pembuat film juga tetap berharap sama bioskop.

Produser Palari Films, Meiske Taurisia, menuturkan pihaknya tetap berharap dengan bioskop meskipun platform OTT atau VoD menjadi harapan pada 2022, lantaran bioskop adalah media yang terbesar dalam menyerap film-film yang ada.

“Bioskop bisa menyerap 100 judul film Indonesia,” katanya.
 
Dia menjelaskan industri film saat ini memiliki 2 'toko' sebagai tempat jualan bagi para pembuat film di dalam negeri. Pertama adalah bioskop yang benar-benar belum bisa disaingi oleh apa pun di Indonesia.

Kedua adalah platform OTT atau VoD. OTT, lanjutnya, sangat menarik karena memberikan bentuk tontonan yang berbeda kepada penikmat film. Saat ini kebiasaan atau habit menonton banyak orang telah berubah.

(Baca juga: 

Saat ini banyak orang sudah terbiasa menonton film melalui layar laptop. Beberapa orang bahkan bisa menonton film melalui layar gawainya.

Meskipun begitu, perlu dicermati juga mengenai kemampuan OTT dalam menyerap film-film baru. Sebuah platform OTT memang bisa memiliki ratusan atau ribuan film, tapi itu hanya dilihat sebagai perpustakaan.

“Perlu [dilihat] lebih spesifik lagi, berapa banyak yang baru? Begitu kita lihat berapa banyak yang baru, pertanyaannya [berikutnya] adalah berapa banyak OTT ini membeli film Indonesia?” katanya.

Dia menuturkan film-film yang dirilis pada 2021 tidak banyak yang masuk ke dalam platform OTT. Dari sisi pembuat film, kondisi ini menggambarkan bahwa kompetisi para rumah produksi atau pun produser sangat tinggi untuk bisa masuk ke dalam platform ini.

Sementara dari sisi OTT, tidak banyak jumlah film yang masuk ke dalam platform ini menunjukan bahwa mereka tidak percaya diri dengan pasar. Jika mereka percaya diri dengan pasar, yang terjadi seperti di luar negeri seperti Amerika Serikat, yakni banyak terjadi penyerapan film-film baru.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Lagi, BTS Sabet 3 Penghargaan di People Choice Awards 2021

BERIKUTNYA

Kunjungan di BTS Pop Up: Map of The Soul Dibatasi Hanya 45 Menit

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: