Viral di Medsos, Begini Kehebohan Seputar Bisnis Sewa iPhone
08 December 2021 |
10:18 WIB
iPhone merupakan ponsel pintar atau smartphone yang mendapatkan reputasi sebagai barang mewah atau premium di pasar Indonesia, karena memang harganya yang tinggi. Selain itu, perangkat ini juga dianggap memiliki nilai sosial lebih karena nama besar Apple itu sendiri.
Hal ini ternyata memunculkan fenomena unik di dalam negeri dengan munculnya bisnis persewaan iPhone. Berdasarkan penelusuran Hypeabis.id, bisnis ini sudah mulai muncul sejak akhir 2020.
Akan tetapi, baru belakangan mendapatkan perhatian banyak orang. Awalnya melalui ungguhan salah satu akun Twitter yang mem-posting informasi soal jasa sewa iPhone pada akhir Oktober lalu, kemudian kembali diramaikan oleh pengguna lainnya pada Desember ini.
Ada banyak sorotan yang melingkupi seputar topik jasa sewa iPhone ini. Utamanya adalah perihal gengsi dan konsumsi simbolik, lantaran penekanan si pemberi jasa yang lebih mengedepankan 'gaya dengan iPhone'.
Kendati begitu, perbincangan lain mengarah pada hal yang lebih positif, bahwa sewa iPhone bisa bermanfaat untuk keperluan tertentu seperti kebutuhan profesional, mengerjakan tugas, hingga hiburan seperti bermain gim.
Hypeabis.id mencoba menghubungi salah satu penyedia jasa sewa perangkat elektronik, yang juga menawarkan beberapa varian iPhone. Pemilik menyebut bisnis ini cukup banyak diminati dan digunakan untuk berbagai keperluan penyewa mulai dari membuat video hingga untuk menjajal perangkat.
Sistem peminjaman tak jauh berbeda dengan penyewaan barang lainnya. Penyewa perlu meninggalkan kartu identitas asli sebagai 'jaminan' selama masa sewa dan bersia menanggung risiko kerusakan human error dan kehilangan.
Adapun, harga sewa yang ditawarkan bervarian tergantung jenis iPhone. Makin anyar dan tinggi varian produknya makin mahal pula harganya. Misalnya iPhone XR yang dihargai Rp170.000 per hari, iPhone 11 dengan Rp250.000 per hari, hingga iPhone 12 Pro yang disewakan Rp380.000 per hari.
(Baca juga: Harga resmi iPhone 13 Series di pasar Indonesia)
Melihat fenomena ini, pengamat teknologi dari Gadtorade, Lucky Sebastian, mengaku terkejut tak terkejut. Pasalnya bisnis persewaan perangkat elektronik seperti kamera hingga laptop merupakan hal yang lumrah.
Namun demikian, kategori produk smartphone tidak termasuk di dalamnya. Menurutnya hal ini cukup unik mengingat ponsel biasanya bersifat lebih pribadi ketimbang perangkat elektronik lain.
"Jasa penyewaan barang elektronik seperti laptop, kamera, itu kan sudah sangat lama ya. Ini muncul hal baru yang unik. Perambahan ke iPhone ini bisa tergantung macam-macam untuk apa [penggunaannya]," katanya kepada Hypeabis.id.
Lucky menuturkan smarphone iPhone memang memiliki fitur dan teknologi yang cukup advance dalam berbagai aspek. Termasuk prosesornya yang mendorong fitur kamera dan performa perangkat menjadi sangat baik.
Menurutnya, iPhone saat ini sudah sangat mumpuni untuk dijadikan sebagai 'senjata' berbagai keperluan. Kamera yang ciamik untuk mengambil foto dan video dengan hasil sangat baik serta performa yang kencang untuk keperluan bermain atau mengerjakan pengeditan foto/video.
(Baca juga: Menengok hasil tes kamera iPhone 13 dari DXOMark)
Selain itu, sistem operasi milik Apple yang cenderung lebih mudah dan tidak banyak kustomisasi. Dia menyebut, antarmuka yang ditampilkan tidak banyak berbeda untuk tiap generasinya yang memudahkan pengguna beradaptasi dengan produk terbaru.
Belum lagi pembaruan sistam yang disediakan iPhone umumnya berusia lebih panjang ketimbang smartphone berbasis Android. Hal ini juga berpengaruh terhadap konsistensi kinerja perangkat.
"Ini [jasa sewa iPhone] ada sisi positifnya juga kalau orang ingin tahu lebih dalam dulu produknya seperti apa, karena kan harganya mahal juga jadi enggak bisa sembarangan asal beli," katanya.
Namun, Lucky juga tak memungkiri brand yang melekat pada ponsel itu bisa dijadikan sebagai bahan 'nampang' di media sosial atau bahkan kehidupan nyata. Menurutnya, Apple memang mendapat reputasi branded di dalam negeri.
Hal tersebut, lanjutnya, karena iPhone memang seringkali menjadi trendsetter di industri ponsel. Selain itu, hampir semua produk yang dirilis bisa digolongkan dalam kategori produk premium atau flagship.
Ini berbeda dengan banyak vendor lain, yang meskipun memiliki produk kategori papan atas yang kemampuannya tak kalah dengan iPhone, tetapi merilis banyak varian lain di banyak segmen.
Pada akhirnya, Lucky mengingatkan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk tidak mudah terbawa tren/gaya. Pasalnya, di negeri asalnya Amerika Serikat iPhone merupakan smartphone yang sama dengan produk lain. Bahkan ada brand lain yang dianggap lebih menarik.
Editor : Fajar Sidik
Hal ini ternyata memunculkan fenomena unik di dalam negeri dengan munculnya bisnis persewaan iPhone. Berdasarkan penelusuran Hypeabis.id, bisnis ini sudah mulai muncul sejak akhir 2020.
Akan tetapi, baru belakangan mendapatkan perhatian banyak orang. Awalnya melalui ungguhan salah satu akun Twitter yang mem-posting informasi soal jasa sewa iPhone pada akhir Oktober lalu, kemudian kembali diramaikan oleh pengguna lainnya pada Desember ini.
Bukaanmaen wkwk pic.twitter.com/gfIWmRn4aV
— TXT OLKOP (@txtdarionlshop) October 30, 2021
Ada banyak sorotan yang melingkupi seputar topik jasa sewa iPhone ini. Utamanya adalah perihal gengsi dan konsumsi simbolik, lantaran penekanan si pemberi jasa yang lebih mengedepankan 'gaya dengan iPhone'.
Kendati begitu, perbincangan lain mengarah pada hal yang lebih positif, bahwa sewa iPhone bisa bermanfaat untuk keperluan tertentu seperti kebutuhan profesional, mengerjakan tugas, hingga hiburan seperti bermain gim.
Hypeabis.id mencoba menghubungi salah satu penyedia jasa sewa perangkat elektronik, yang juga menawarkan beberapa varian iPhone. Pemilik menyebut bisnis ini cukup banyak diminati dan digunakan untuk berbagai keperluan penyewa mulai dari membuat video hingga untuk menjajal perangkat.
Sistem peminjaman tak jauh berbeda dengan penyewaan barang lainnya. Penyewa perlu meninggalkan kartu identitas asli sebagai 'jaminan' selama masa sewa dan bersia menanggung risiko kerusakan human error dan kehilangan.
Adapun, harga sewa yang ditawarkan bervarian tergantung jenis iPhone. Makin anyar dan tinggi varian produknya makin mahal pula harganya. Misalnya iPhone XR yang dihargai Rp170.000 per hari, iPhone 11 dengan Rp250.000 per hari, hingga iPhone 12 Pro yang disewakan Rp380.000 per hari.
(Baca juga: Harga resmi iPhone 13 Series di pasar Indonesia)
Melihat fenomena ini, pengamat teknologi dari Gadtorade, Lucky Sebastian, mengaku terkejut tak terkejut. Pasalnya bisnis persewaan perangkat elektronik seperti kamera hingga laptop merupakan hal yang lumrah.
Namun demikian, kategori produk smartphone tidak termasuk di dalamnya. Menurutnya hal ini cukup unik mengingat ponsel biasanya bersifat lebih pribadi ketimbang perangkat elektronik lain.
"Jasa penyewaan barang elektronik seperti laptop, kamera, itu kan sudah sangat lama ya. Ini muncul hal baru yang unik. Perambahan ke iPhone ini bisa tergantung macam-macam untuk apa [penggunaannya]," katanya kepada Hypeabis.id.
Lucky menuturkan smarphone iPhone memang memiliki fitur dan teknologi yang cukup advance dalam berbagai aspek. Termasuk prosesornya yang mendorong fitur kamera dan performa perangkat menjadi sangat baik.
Menurutnya, iPhone saat ini sudah sangat mumpuni untuk dijadikan sebagai 'senjata' berbagai keperluan. Kamera yang ciamik untuk mengambil foto dan video dengan hasil sangat baik serta performa yang kencang untuk keperluan bermain atau mengerjakan pengeditan foto/video.
(Baca juga: Menengok hasil tes kamera iPhone 13 dari DXOMark)
Selain itu, sistem operasi milik Apple yang cenderung lebih mudah dan tidak banyak kustomisasi. Dia menyebut, antarmuka yang ditampilkan tidak banyak berbeda untuk tiap generasinya yang memudahkan pengguna beradaptasi dengan produk terbaru.
Belum lagi pembaruan sistam yang disediakan iPhone umumnya berusia lebih panjang ketimbang smartphone berbasis Android. Hal ini juga berpengaruh terhadap konsistensi kinerja perangkat.
"Ini [jasa sewa iPhone] ada sisi positifnya juga kalau orang ingin tahu lebih dalam dulu produknya seperti apa, karena kan harganya mahal juga jadi enggak bisa sembarangan asal beli," katanya.
Namun, Lucky juga tak memungkiri brand yang melekat pada ponsel itu bisa dijadikan sebagai bahan 'nampang' di media sosial atau bahkan kehidupan nyata. Menurutnya, Apple memang mendapat reputasi branded di dalam negeri.
Hal tersebut, lanjutnya, karena iPhone memang seringkali menjadi trendsetter di industri ponsel. Selain itu, hampir semua produk yang dirilis bisa digolongkan dalam kategori produk premium atau flagship.
Ini berbeda dengan banyak vendor lain, yang meskipun memiliki produk kategori papan atas yang kemampuannya tak kalah dengan iPhone, tetapi merilis banyak varian lain di banyak segmen.
Pada akhirnya, Lucky mengingatkan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk tidak mudah terbawa tren/gaya. Pasalnya, di negeri asalnya Amerika Serikat iPhone merupakan smartphone yang sama dengan produk lain. Bahkan ada brand lain yang dianggap lebih menarik.
"Untuk yang mau sewa [iPhone], khususnya anak muda jangan berpikir untuk terlalu mementingkan gaya. Kalau [sewa] untuk mengerjakan tugas, belajar review, atau properti pekerjaan itu sah-sah saja," katanya.
Editor : Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.