Ingin Terbang dengan Air Asia? Simak Dulu Plus dan Minusnya

Bagi kalian yang senang berlibur tentu saja sudah tidak asing lagi dengan Air Asia. Salah satu maskapai penerbangan berbiaya rendah yang saat ini cukup diminati oleh konsumen Indonesia terutama bagi kaum millenial.

Apalagi, maskapai asal Malaysia ini telah mengadopsi dengan cepat layanan berbasis teknologi. Misalnya saja layanan check in online melalui website, aplikasi, atau kiosk check in Bandara sehingga dapat lebih efisien dan menghemat waktu saat harus mengantre pada kounter checkin.

Meskipun demikian, untuk sejumlah penumpang terutama yang membawa bagasi masih tetap bisa melakukan checkin manual melalui konter.

Pengamat penerbangan Arista Atmadjati menuturkan penggunaan teknologi ini akan lebih efisien dan mempermudah. Meski demikian, layanan berbasis digital ini menurutnya masih belum terlalu diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama bagi kelompok yang belum melek teknologi.

“Secara budaya orang Indonesia ini lebih senang dilayani, apalagi untuk kelompok usia di atas 45 atau orang-orang yang belum terlalu melek teknologi sehingga pelayanan yang mengandalkan webbase atau teknologi dari Air Asia, justru menjadi kurang tepat,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Direktur Arista Indonesia Aviation Center ini.

Meski demikian, Arista sendiri mengaku cukup sering melakukan penerbangan dengan menggunakan maskapai milik Tony Fernandes ini. 

Ada beberapa pertimbangan yang membuatnya memilih Air Asia, pertama dari sisi pelayanan awak kabin yang dinilai cukup bagus, termasuk tingkat ketepatan waktu yang juga cukup tinggi, serta kondisi kabin yang terbilang nyaman.

Selain itu, Air Asia juga sering menyediakan berbagai promo tiket sehingga bisa terbang dengan biaya murah. Biasanya, untuk mendapatkan harga tiket murah, dia sering membeli di atas pukul 10 malam. Pada waktu-waktu tersebut biasanya harga tiket bisa lebih murah.

Namun sayangnya, ada sejumlah biaya-biaya tak tampak yang sering dibebankan maskapai kepada penumpang. Misalnya saja ketika memilih tempat duduk di posisi tertentu seperti di dekat jendela atau di pintu darurat ada penambahan biaya, termasuk kelebihan sedikit bagasi, ini yang menurutnya sering membuat penumpang bingung dan enggan menggunakan Air Asia.

“Tapi kalau tidak pilih-pilih kursi, tidak over bagasi dan lainnya, ya Air Asia cukup murah,” ujarnya.

Hanya saja selama masa pandemi ini, dia mengaku masih belum pernah terbang kembali dengan Air Asia mengingat adanya pembatasan penerbangan dan penghentian sementara layanan penerbangan berjadwal dari maskapai dengan kode penerbangan QZ ini.

Veranita Yosephine selaku Direktur Utama AirAsia Indonesia mengatakan menjelang liburan natal dan tahun baru, pihaknya terus fokus memulihkan operasional secara bertahap. Seperti baru-baru ini, perseroan kembali melayani penerbangan berjadwal rute domestik selama Desember.

Setidaknya ada 9 rute domestik yang dioperasikan kembali yaitu Jakarta-Bali PP (28x seminggu), Jakarta-Lombok PP (7x seminggu), Jakarta-Medan PP (14x seminggu), Jakarta-Padang PP (7x seminggu).

Selain itu, akan dibuka rute penerbangan Jakarta-Pontianak PP (7x seminggu), Jakarta-Pekanbaru PP (4x seminggu), Bali-Bandung PP (7x seminggu), Bali-Surabaya PP (4x seminggu), dan Medan-Yogyakarta PP (3x seminggu).

"Kami sangat bersemangat untuk menyapa kembali dan melayani pelanggan setia kami di udara. Kami berkomitmen untuk menerbangkan pelanggan-pelanggan kami ke destinasi-destinasi tersebut dan memberikan pelayanan terbaik selama penerbangan," ujarnya.

Dalam pengoperasian kembali rute ini, pihaknya akan terus memantau perkembangan situasi dan akan mendukung upaya pemerintah dalam mengendalikan pandemi dan percepatan pemulihan ekonomi dan pariwisata di Tanah Air.


Editor: Indyah Sutriningrum