Anak-Anak Gemar Bermedsos? Ini Pendapat Pakar Teknologi
06 May 2021 |
13:25 WIB
Media sosial punya serangkaian desain dan fungsi yang membuat pengguna tetap terhubung satu dengan yang lainnya dan pada saat yang sama juga bisa berbagi tentang hal-hal yang diminati oleh individu yang bersangkutan.
Meski secara umum hal ini berlaku bagi semua jenis media sosial, baik media sosial untuk masyarakat umum atau orang dewasa maupun untuk anak-anak dan remaja, menurut konsultan teknologi Alfons Tanujaya, keduanya memiliki berbagai perbedaan.
Bagi Alfons, media sosial untuk anak harus mengedepankan pendidikan anak dan bukan orientasi bisnis yang selama ini tercermin dari berbagai kebijakan, fitur, dan cara perusahaan media sosial mengatur aplikasi yang mereka kembangkan.
"Karena hal itulah yang paling penting untuk anak di bawah umur," ujar Alfons kepada Hypeabis.id.
Fungsi tersebut perlu melibatkan institusi pendidikan yang kompeten dan tepercaya dalam proses pembuatannya, sehingga hal ini bisa menjadi pembeda yang signifikan antara media sosial untuk orang dewasa dan anak-anak.
Sementara itu, pakar teknologi Heru Sutadi menjelaskan perlunya batasan dan fitur yang dapat melindungi anak-anak dari bahaya di internet.
Ia menjelaskan di dalam media sosial khusus anak, perlu adanya moderasi untuk usia pengguna media sosial serta fitur keamanan yang melindungi anak dari kejahatan siber seperti pornografi anak dan perundungan. Sebut saja ada fitur verifikasi pengguna dan pengawasan konten yang ketat.
"Kita berharap media sosial ini jangan hanya mengumpulkan segmen baru pengguna dan justru jadi sasaran kaum pedofil atau penjahat siber yang mengincar korban anak–anak," tegas Heru.
Meski secara umum hal ini berlaku bagi semua jenis media sosial, baik media sosial untuk masyarakat umum atau orang dewasa maupun untuk anak-anak dan remaja, menurut konsultan teknologi Alfons Tanujaya, keduanya memiliki berbagai perbedaan.
Bagi Alfons, media sosial untuk anak harus mengedepankan pendidikan anak dan bukan orientasi bisnis yang selama ini tercermin dari berbagai kebijakan, fitur, dan cara perusahaan media sosial mengatur aplikasi yang mereka kembangkan.
"Karena hal itulah yang paling penting untuk anak di bawah umur," ujar Alfons kepada Hypeabis.id.
Fungsi tersebut perlu melibatkan institusi pendidikan yang kompeten dan tepercaya dalam proses pembuatannya, sehingga hal ini bisa menjadi pembeda yang signifikan antara media sosial untuk orang dewasa dan anak-anak.
Ilustrasi anak dengan gawai. (Sumber gambar: Andrea Piacquadio dari Pexels)
Sementara itu, pakar teknologi Heru Sutadi menjelaskan perlunya batasan dan fitur yang dapat melindungi anak-anak dari bahaya di internet.
Ia menjelaskan di dalam media sosial khusus anak, perlu adanya moderasi untuk usia pengguna media sosial serta fitur keamanan yang melindungi anak dari kejahatan siber seperti pornografi anak dan perundungan. Sebut saja ada fitur verifikasi pengguna dan pengawasan konten yang ketat.
"Kita berharap media sosial ini jangan hanya mengumpulkan segmen baru pengguna dan justru jadi sasaran kaum pedofil atau penjahat siber yang mengincar korban anak–anak," tegas Heru.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.