Peta Benua Eropa (dok. Pexels)

Astaga, Eropa Hadapi 'Mimpi Buruk' Sebagai Episentrum Pandemi Covid-19

08 November 2021   |   10:58 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Eropa saat ini menjadi episentrum dari kasus Covid-19. Lebih dari 50 negara di Benua Biru itu mengalami lonjakan kasus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan memprediksi angka kematiannya bisa mencapai 500.000 orang pada Februari 2022.

Direktur WHO Eropa Hans Kluge mengatakan 53 negara di kawasan itu menghadapi ancaman nyata kebangkitan Covid-19. “Kita, sekali lagi berada di pusat gempa,” katanya dikutip dari The Guardian, Senin (8/11/2021). 

Oleh karena itu, Kluge meminta agar setiap otoritas kesehatan di Eropa mempertimbangkan kembali pelonggaran aktivitas masyarakat atau protokol kesehatan pada saat ini. 

“Vaksin mencegah bentuk penyakit yang parah dan terutama kematian, hanya jika digunakan bersama dengan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial,” tegas Kluge. 

Kluge mengatakan jumlah kasus di Eropa dan Asia Tengah meningkat sebesar 6 persen dalam seminggu, dan kematiannya mencapai 12 persen, dengan infeksi harian baru melonjak sebesar 55 persen selama sebulan terakhir. Gabungan Eropa dan Asia Tengah sekarang menyumbang 59 persen dari semua kasus yang dikonfirmasi secara global dan hampir setengah dari semua kematian.

Selain karena dihadapkan pada musim dingin, peningkatan kasus di Eropa memang tidak lepas dari rendahnya cakupan vaksinasi dan relaksasi protokol kesehatan dan pengenduran pembatasan aktivitas sosial di masyarakat. “Penyerapan vaksin rendah di banyak negara di Baltik, Eropa tengah dan timur, Balkan, tingkat rawat inap di rumah sakit tinggi,” tuturnya.

Kluge mengatakan perkembangan yang paling mengkhawatirkan adalah peningkatan pesat dalam infeksi dan kematian pada kelompok populasi yang lebih tua, dengan tingkat masuk rumah sakit lebih dari dua kali lipat dalam seminggu terakhir dan 75 persen kasus fatal sekarang terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas.

“Jika kita tetap pada lintasan ini, kita bisa melihat setengah juta kematian Covid-19 lagi di Eropa dan Asia Tengah pada Februari tahun depan, dan 43 negara di kawasan kita akan menghadapi tekanan tinggi hingga ekstrem di tempat tidur rumah sakit,” katanya.

Dia pun meminta otoritas terkait mempercepat cakupan vaksinasi, termasuk suntikan booster untuk kelompok berisiko. “Kebanyakan orang yang dirawat di rumah sakit dan sekarat akibat Covid-19 hari ini tidak sepenuhnya divaksinasi,” sebut Kluge.

Jerman diketahui melaporkan rekor jumlah kasus Covid-19 tertinggi pada Kamis (4/11/2021) dengan 33.949 infeksi dalam 24 jam terakhir dibandingkan dengan rekor tertinggi sebelumnya yakni 33.777 kasus pada Desember 2020. Menteri Kesehatan Federal Eropa Jens Spahn akan bertemu dengan menteri kesehatan negara bagian untuk membahas cara membatasi penyebaran virus sebelum musim dingin.

Sementara itu, Bulgaria dan Rumania, dua negara Uni Eropa timur dengan tingkat vaksinasi terendah di wilayah tersebut, akhir pekan lalu melaporkan angka kematian Covid-19 harian tertinggi sejak awal pandemi.

Di antara negara-negara dengan jumlah infeksi harian baru tertinggi, Latvia, Lithuania, dan Estonia menghadapi kelebihan beban kritis pada sistem perawatan kesehatan mereka dan tindakan pengetatan. Latvia memberlakukan jam malam, melarang semua pertemuan publik dan pribadi, serta membatasi aktivitas belanja kecuali untuk kebutuhan pokok.

Estonia menutup semua acara publik dan pertemuan untuk orang-orang yang tidak divaksinasi dan mengharuskan mereka yang telah menerima dua dosis vaksin menggunakan masker di dalam ruangan. Sedangkan beberapa wilayah Rusia memberlakukan pembatasan tambahan dan ibu kota Moskow menerapkan lockdown secara nasional.

Di sisi lain, Pemerintah Belanda memberlakukan kembali pembatasan sosial yang lebih ketat mulai 6 November, mewajibkan penggunaan masker di ruang publik seperti toko dan ruang publik lainnya. 

Langkah ini mengikuti keputusan negara tetangga Belgia untuk memperketat pembatasannya mulai Senin setelah jumlah kasus mencapai level tertinggi dalam setahun, menerapkan kembali pemakaian masker di dalam ruangan dan mendorong orang untuk bekerja dari jarak jauh.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Poster Film Spider-Man: No Way Home Muncul di Australia

BERIKUTNYA

Mengenal Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama Indonesia dalam Google Doodle

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: