Yuk Deteksi Dini Kanker Serviks
07 November 2021 |
10:48 WIB
Dalam rangka upaya pencegahan kanker serviks pada para perempuan di Indonesia, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menerapkan beberapa strategi serta edukasi. Pasalnya, menurut data GLOBOCAN 2020, angka kanker serviks di Indonesia meningkat hampir 15 persen dibandingkan pada tahun 2018 dengan jumlah kasus 36.633 dan membunuh 57 perempuan Indonesia setiap harinya. Jika kondisi itu terus berlanjut, kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan dalam upaya penanggulangan kanker serviks, Dinkes DKI Jakarta menerapkan beberapa strategi yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus dan penanganan kasus.
Dalam hal deteksi dini, fasilitas kesehatan di DKI Jakarta aktif mengadakan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat dan Pap Smear. Untuk perlindungan khusus, DKI Jakarta menerapkan BIAS HPV pada anak perempuan usia sekolah dasar.
Widya mengatakan sampai saat ini, DKI Jakarta senantiasa menggalakkan implementasi program imunisasi HPV bagi siswa sekolah dasar melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk siswi kelas 5 dan 6 SD, dengan total sasaran penerima 181.288 siswi di DKI Jakarta pada tahun 2021.
Hal tersebut sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan RI bahwa penerima vaksin HPV usia 10-13 tahun dilakukan dua kali pemberian interval 6 - 12 bulan untuk mengurangi risiko kanker serviks dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh HPV.
“Layanan imunisasi bagi anak sekolah dasar di situasi pandemi diterapkan dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk Menuju Indonesia Bebas Kanker Serviks 2030, Sabtu (6/11).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana, menuturkan dengan dimulainya kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah-sekolah di DKI Jakarta, pihaknya sangat mendukung implementasi program imunisasi di sekolah, termasuk vaksinasi HPV demi melindungi anak-anak kita dari kanker serviks.
“Kami berkomitmen untuk senantiasa mengutamakan keselamatan anak sejak dini sebagai prioritas utama. Kami juga percaya bahwa anak harus mendapatkan hak “well being” untuk mempersiapkan generasi tangguh dan hebat,” tuturnya.
Oleh karena itu, Nahdiana juga mengimbau kepada para orang tua untuk turut mendukung program tersebut dengan mendorong anak-anak mereka mendapatkan vaksinasi HPV sedini mungkin.
“Sebab, mereka adalah masa depan bangsa yang harus kita lindungi dan kita siapkan bukan hanya dari sisi akademik dan non akademik, namun juga kesehatannya,” imbuhnya.
Aryanthi Baramuli Putri selaku Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) dan Penggagas KICKS juga turut mengapresiasi pemerintah DKI Jakarta yang telah menjadi daerah percontohan dalam penyelenggaraan program demonstrasi imunisasi HPV untuk anak sekolah.
“Semoga program tersebut dapat diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia agar lebih banyak lagi perempuan Indonesia yang terlindungi dari kanker serviks,” katanya.
Editor Fajar Sidik
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, mengatakan dalam upaya penanggulangan kanker serviks, Dinkes DKI Jakarta menerapkan beberapa strategi yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus dan penanganan kasus.
Dalam hal deteksi dini, fasilitas kesehatan di DKI Jakarta aktif mengadakan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat dan Pap Smear. Untuk perlindungan khusus, DKI Jakarta menerapkan BIAS HPV pada anak perempuan usia sekolah dasar.
Widya mengatakan sampai saat ini, DKI Jakarta senantiasa menggalakkan implementasi program imunisasi HPV bagi siswa sekolah dasar melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk siswi kelas 5 dan 6 SD, dengan total sasaran penerima 181.288 siswi di DKI Jakarta pada tahun 2021.
Hal tersebut sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan RI bahwa penerima vaksin HPV usia 10-13 tahun dilakukan dua kali pemberian interval 6 - 12 bulan untuk mengurangi risiko kanker serviks dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh HPV.
“Layanan imunisasi bagi anak sekolah dasar di situasi pandemi diterapkan dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk Menuju Indonesia Bebas Kanker Serviks 2030, Sabtu (6/11).
Iluistrasi para siswa di sekolah (Dok. Dinas Pendidikan DKI Jakarta)
“Kami berkomitmen untuk senantiasa mengutamakan keselamatan anak sejak dini sebagai prioritas utama. Kami juga percaya bahwa anak harus mendapatkan hak “well being” untuk mempersiapkan generasi tangguh dan hebat,” tuturnya.
Oleh karena itu, Nahdiana juga mengimbau kepada para orang tua untuk turut mendukung program tersebut dengan mendorong anak-anak mereka mendapatkan vaksinasi HPV sedini mungkin.
“Sebab, mereka adalah masa depan bangsa yang harus kita lindungi dan kita siapkan bukan hanya dari sisi akademik dan non akademik, namun juga kesehatannya,” imbuhnya.
Aryanthi Baramuli Putri selaku Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) dan Penggagas KICKS juga turut mengapresiasi pemerintah DKI Jakarta yang telah menjadi daerah percontohan dalam penyelenggaraan program demonstrasi imunisasi HPV untuk anak sekolah.
“Semoga program tersebut dapat diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia agar lebih banyak lagi perempuan Indonesia yang terlindungi dari kanker serviks,” katanya.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.