Siswi SD di Jakarta Divaksin HPV untuk Mencegah Kanker Serviks
07 November 2021 |
08:13 WIB
Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan edukasi kanker serviks, deteksi dini secara reguler dan vaksinasi HPV bagi para siswi sekolah dasar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak perempuan dan para orang tua untuk melindungi diri dan anak-anak dari ancaman kanker serviks.
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kanker serviks di Indonesia meningkat hampir 15 persen dibandingkan pada tahun 2018 dengan jumlah kasus 36.633 dan membunuh 57 perempuan Indonesia setiap harinya. Jika kondisi itu terus berlanjut, kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030.
Dokter Spesialis Ginekologi & Anggota HOGI Andi Dharma Putra mengatakan kanker serviks dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena inkubasi HPV tidak menunjukkan gejala apapun dan butuh waktu lama, bahkan dapat lebih dari sepuluh tahun untuk berkembang menjadi kanker serviks.
“Terlebih, usia produktif merupakan usia yang rentan terinfeksi oleh virus HPV, terutama HPV tipe 16 dan tipe 18 yang dapat mengakibatkan kanker serviks,” ujarnya dalam satu diskusi virtual, Sabtu (6/11).
Oleh karena itu, Andi sangat merekomendasikan para perempuan di Indonesia untuk tidak menunda dan segera mencari informasi mengenai kanker serviks dan pencegahannya, melalui vaksinasi HPV dengan mengikutsertakan anak-anaknya mengikuti imunisasi di sekolah, serta berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit dan klinik terdekat.
“Sebab, kanker tersebut merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi,” imbuhnya.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI Prima Yosephine menuturkan pemerintah Indonesia memiliki program imunisasi wajib untuk bayi dan anak, yang dijamin ketersediaannya oleh pemerintah. Selain itu, imunisasi juga diberikan pada anak usia sekolah melalui salah satu program imunisasi wajib pemerintah yaitu Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS.
Salah satu vaksin wajib yang ditujukan untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 sekolah dasar atau sederajat adalah vaksin HPV. Menurut Prima, pada kondisi ini, pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal serta tingkat keberhasilan juga menurun.
Untuk itu, dibutuhkan edukasi yang berkelanjutan terhadap masyarakat luas, terutama orang tua dan generasi muda bahwa vaksin HPV merupakan investasi kesehatan sebagai langkah perlindungan utama dari berbagai macam penyakit di masa depan yang diakibatkan virus HPV.
“Vaksinasi adalah hak anak dan menjadi kewajiban bagi orang tua untuk memberikan imunisasi kepada anak,” tuturnya.
Sesuai dengan rekomendasi Satgas Imunisasi Anak dan Satgas Imunisasi Dewasa, vaksinasi HPV dapat memberikan manfaat dan perlindungan mulai dari usia 9 tahun hingga 55 tahun.
Rekomendasi vaksinasi HPV juga sejalan dengan strategi global WHO untuk mengeliminasi kanker serviks, dengan mencakup hingga 90 persen vaksinasi HPV, 70 persen cakupan skrining, dan 90 persen akses ke pengobatan terkait di semua negara.
Selain itu, vaksinasi HPV tidak hanya mencegah bahaya kanker serviks, tetapi juga penyakit terkait HPV lainnya, seperti beberapa penyakit kulit dan kelamin pada pria.
Hingga saat ini, pelaksanaan BIAS HPV tahun 2021 di tingkat sekolah dasar telah dilakukan sebanyak 48,79 persen dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Anak usia sekolah dasar atau sederajat merupakan salah satu sasaran program imunisasi yang dilaksanakan dalam kegiatan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), dan dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan BIAS di seluruh wilayah Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kanker serviks di Indonesia meningkat hampir 15 persen dibandingkan pada tahun 2018 dengan jumlah kasus 36.633 dan membunuh 57 perempuan Indonesia setiap harinya. Jika kondisi itu terus berlanjut, kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030.
Dokter Spesialis Ginekologi & Anggota HOGI Andi Dharma Putra mengatakan kanker serviks dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena inkubasi HPV tidak menunjukkan gejala apapun dan butuh waktu lama, bahkan dapat lebih dari sepuluh tahun untuk berkembang menjadi kanker serviks.
“Terlebih, usia produktif merupakan usia yang rentan terinfeksi oleh virus HPV, terutama HPV tipe 16 dan tipe 18 yang dapat mengakibatkan kanker serviks,” ujarnya dalam satu diskusi virtual, Sabtu (6/11).
Oleh karena itu, Andi sangat merekomendasikan para perempuan di Indonesia untuk tidak menunda dan segera mencari informasi mengenai kanker serviks dan pencegahannya, melalui vaksinasi HPV dengan mengikutsertakan anak-anaknya mengikuti imunisasi di sekolah, serta berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit dan klinik terdekat.
“Sebab, kanker tersebut merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi,” imbuhnya.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI Prima Yosephine menuturkan pemerintah Indonesia memiliki program imunisasi wajib untuk bayi dan anak, yang dijamin ketersediaannya oleh pemerintah. Selain itu, imunisasi juga diberikan pada anak usia sekolah melalui salah satu program imunisasi wajib pemerintah yaitu Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS.
Salah satu vaksin wajib yang ditujukan untuk anak perempuan kelas 5 dan 6 sekolah dasar atau sederajat adalah vaksin HPV. Menurut Prima, pada kondisi ini, pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal serta tingkat keberhasilan juga menurun.
Untuk itu, dibutuhkan edukasi yang berkelanjutan terhadap masyarakat luas, terutama orang tua dan generasi muda bahwa vaksin HPV merupakan investasi kesehatan sebagai langkah perlindungan utama dari berbagai macam penyakit di masa depan yang diakibatkan virus HPV.
“Vaksinasi adalah hak anak dan menjadi kewajiban bagi orang tua untuk memberikan imunisasi kepada anak,” tuturnya.
Sesuai dengan rekomendasi Satgas Imunisasi Anak dan Satgas Imunisasi Dewasa, vaksinasi HPV dapat memberikan manfaat dan perlindungan mulai dari usia 9 tahun hingga 55 tahun.
Rekomendasi vaksinasi HPV juga sejalan dengan strategi global WHO untuk mengeliminasi kanker serviks, dengan mencakup hingga 90 persen vaksinasi HPV, 70 persen cakupan skrining, dan 90 persen akses ke pengobatan terkait di semua negara.
Selain itu, vaksinasi HPV tidak hanya mencegah bahaya kanker serviks, tetapi juga penyakit terkait HPV lainnya, seperti beberapa penyakit kulit dan kelamin pada pria.
Hingga saat ini, pelaksanaan BIAS HPV tahun 2021 di tingkat sekolah dasar telah dilakukan sebanyak 48,79 persen dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Anak usia sekolah dasar atau sederajat merupakan salah satu sasaran program imunisasi yang dilaksanakan dalam kegiatan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), dan dimaksudkan untuk meningkatkan kelancaran, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan BIAS di seluruh wilayah Indonesia.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.