Cara Mengecek Arah Kiblat saat Terjadi Fenomena Matahari Tepat di Atas Ka'bah
27 May 2024 |
16:38 WIB
Istiwa a’zam atau Rashdul Kiblat merupakan fenomena di mana letak Matahari berada tepat di atas Ka'bah. Peristiwa ini terjadi pada hari ini dan besok, yakni 27-28 Mei 2024. Matahari tepat berada di atas Ka'bah pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA, bertepatan dengan 18 dan 19 Zulkaidah 1445 Hijriah.
Secara ilmiah, fenomena ini berkaitan dengan pergerakan semu Matahari yang disebut Kulminasi. Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OPRA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap peristiwa ini bisa terjadi dua kali dalam setahun.
Baca juga: Fenomena Matahari Tepat di Atas Ka'bah 27-28 Mei 2024, Apa Pengaruhnya?
Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, mengimbau umat muslim untuk mengecek arah kiblat pada 27-28 Mei 2024. Lantaran pada momen tersebut Matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah. Pada saat itulah arah kiblat akan searah dengan matahari yang ditandai dengan bayang-bayang benda tegak lurus, yang akan membelakangi kiblat.
Kemenag menggelar pengukuran arah kiblat secara massal, melalui gelaran bertajuk 'Hari Sejuta Kiblat' dan mendaftarkannya ke Museum Rekor Indonesia (MURI).
Berbagai teknik dapat digunakan untuk memverifikasi arah kiblat, seperti menggunakan kompas dan teodolit. Namun, umat Islam juga dapat memastikan arah kiblat dengan cara melihat arah bayangan benda. Simak langkah mengecek arah kiblat saat Istiwa a’zam atau Rashdul Kiblat.
Pertama, dilakukan di dalam masjid/musala yang terdapat jendela di bagian mihrabnya. Di Indonesia, karena terjadi pada sore hari maka arah sinar menuju ke timur.
Bila cahaya matahari yang masuk lewat jendela mihrab segaris dengan kiblat masjid/mushalla, maka artinya kiblat rumah ibadah itu sudah tepat. Namun, bila melenceng, serong ke kanan atau ke kiri, artinya patut diluruskan dengan garis semburat cahaya tersebut.
Kedua, dilakukan di luar ruangan yang memungkinkan kontak langsung cahaya matahari. Yang dibutuhkan adalah bayangan dari benda tegak lurus saat Rashdul Qiblat berlangsung.
Benda tersebut bisa terdiri dari tongkat lurus yang ditegakkan se-vertikal mungkin, atau benang tebal yang dibebani bandul dan menggantung di atas kayu penyangga. Garis yang ditarik dari ujung bayangan ke pangkal benda (ke arah barat sedikit serong ke utara) adalah arah kiblat yang akurat.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Secara ilmiah, fenomena ini berkaitan dengan pergerakan semu Matahari yang disebut Kulminasi. Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OPRA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap peristiwa ini bisa terjadi dua kali dalam setahun.
Baca juga: Fenomena Matahari Tepat di Atas Ka'bah 27-28 Mei 2024, Apa Pengaruhnya?
Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, mengimbau umat muslim untuk mengecek arah kiblat pada 27-28 Mei 2024. Lantaran pada momen tersebut Matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah. Pada saat itulah arah kiblat akan searah dengan matahari yang ditandai dengan bayang-bayang benda tegak lurus, yang akan membelakangi kiblat.
Kemenag menggelar pengukuran arah kiblat secara massal, melalui gelaran bertajuk 'Hari Sejuta Kiblat' dan mendaftarkannya ke Museum Rekor Indonesia (MURI).
Berbagai teknik dapat digunakan untuk memverifikasi arah kiblat, seperti menggunakan kompas dan teodolit. Namun, umat Islam juga dapat memastikan arah kiblat dengan cara melihat arah bayangan benda. Simak langkah mengecek arah kiblat saat Istiwa a’zam atau Rashdul Kiblat.
- Cari lokasi yang rata dan terkena cahaya matahari
- Tunggu waktu hingga Rashdul Kiblat atau Istiwa A'zam tiba. Gunakan jam pengukuran sesuai BMKG (dapat melalui link ini: http://jam.bmkg.go.id/Jam.BMKG), RRI, dan Telkom
- Perhatikan bayangan pada benda tegak lurus. Pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus
- Gunakan benda tegak seperti botol, tongkat, kaleng, dan lain sebagainya untuk melakukan kalibrasi arah kiblat.
- Selain benda tegak, benda yang digantung seperti bandul juga dapat digunakan untuk melakukan pengecekan arah.
- Pastikan permukaan dasar harus datar dan rata sehingga bayang-bayang benda tidak bergelombang
- Untuk mengamati bayangan, benda tegak tersebut diletakkan di permukaan yang datar untuk mendapatkan hasil yang akurat.
- Tandai menyesuaikan garis bayangan benda lurus tadi. Garis lurus yang menghadap matahari merupakan arah kiblat pada lokasi tersebut.
Pertama, dilakukan di dalam masjid/musala yang terdapat jendela di bagian mihrabnya. Di Indonesia, karena terjadi pada sore hari maka arah sinar menuju ke timur.
Bila cahaya matahari yang masuk lewat jendela mihrab segaris dengan kiblat masjid/mushalla, maka artinya kiblat rumah ibadah itu sudah tepat. Namun, bila melenceng, serong ke kanan atau ke kiri, artinya patut diluruskan dengan garis semburat cahaya tersebut.
Kedua, dilakukan di luar ruangan yang memungkinkan kontak langsung cahaya matahari. Yang dibutuhkan adalah bayangan dari benda tegak lurus saat Rashdul Qiblat berlangsung.
Benda tersebut bisa terdiri dari tongkat lurus yang ditegakkan se-vertikal mungkin, atau benang tebal yang dibebani bandul dan menggantung di atas kayu penyangga. Garis yang ditarik dari ujung bayangan ke pangkal benda (ke arah barat sedikit serong ke utara) adalah arah kiblat yang akurat.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.