TikTok Sediakan Buku Panduan Keamanan Digital untuk Guru
05 October 2021 |
13:35 WIB
1
Like
Like
Like
Tanggal 5 Oktober merupakan Hari Guru Sedunia selalu dirayakan dengan berbagai cara. Mengingat makin tingginya intensitas penggunaan internet dalam sistem belajar masa kini, TikTok berinisiatif meluncurkan Buku Panduan Keamanan Digital untuk Pengajar yang bertujuan untuk memberikan sumber daya kepada para guru dan pengajar untuk mendampingi anak didik di dunia daring.
Berdasarkan hasil survei dari Neurosensum Indonesia Consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids, sebanyak lebih dari 80 persen anak-anak di Indonesia sudah terpapar dengan media sosial dan platform digital lainnya sejak usia dini.
Hal ini membuat anak dan remaja menjadi lebih rentan terhadap risiko keamanan digital, termasuk mengenai privasi, keamanan, hingga perundungan siber.
"Selain orangtua, peran guru atau pengajar sebagai pembimbing anak dan remaja di sekolah sangat penting untuk membantu mereka meningkatkan kecakapan dalam aman bermedia digital," kata Novi Kurnia, Dewan Pengarah GNLD Siberkreasi dan Koordinator Nasional Japelidi.
Menurutnya, literasi keamanan digital ini dibutuhkan generasi muda agar menjadi warga digital yang bijak dan bertanggungjawab.
Dengan memahami ruang digital dan bagaimana beraktivitas secara aman di ruang ini, anak dan remaja bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia digital baik dalam belajar di sekolah maupun berinteraksi di masyarakat.
Buku Panduan Keamanan Digital untuk Pengajar ini menyediakan tiga topik berbeda terkait keamanan di dunia maya, termasuk privasi dan keamanan, perundungan dan ujaran kebencian, serta kesejahteraan digital.
Setiap topik akan menyediakan rangkuman, panduan diskusi dan ide untuk aktivitas, yang dapat dengan mudah diadaptasi oleh guru sesuai dengan gaya mengajar dan kebutuhan anak didiknya.
Kehadiran buku panduan ini turut diapresiasi oleh pengajar yang diwakili oleh Ibu Ira Mirawati, seorang pengajar yang juga menjalankan platform sobatmu.com, sebuah wadah konsultasi untuk berbagai permasalahan yang dihadapi remaja.
"Pengajar, sebagai orang dewasa yang menghabiskan banyak waktu dengan anak didiknya, perlu memberikan ruang yang nyaman bagi mereka untuk mau mendiskusikan dan belajar memahami bahwa keamanan privasi dan jejak digital ada di tangan mereka," ujarnya.
Hadirnya Buku Panduan ini tentu akan sangat membantu para pengajar untuk memahami cara mengangkat topik-topik sensitif ini, tanpa membuat para anak didiknya merasa canggung dan menutup diri,
Public Policy & Government Relations, TikTok Indonesia, Faris Mufid mengatakan keseimbangan antara keamanan dan kemandirian remaja ini menjadi tujuan utama TikTok untuk terus meningkatkan sumber daya keamanannya.
Harapannya, Buku Panduan Keamanan Digital untuk Pengajar ini bisa menjadi sumber edukasi dan referensi untuk para pengajar di Indonesia untuk bantu menumbuhkan lingkungan dan budaya online yang positif
Peluncuran buku panduan ini turut mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Republik Indonesia dan Siberkreasi sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital, dan sudah dapat diakses di situs web Literasi Digital.
Editor: Fajar Sidik
Berdasarkan hasil survei dari Neurosensum Indonesia Consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids, sebanyak lebih dari 80 persen anak-anak di Indonesia sudah terpapar dengan media sosial dan platform digital lainnya sejak usia dini.
Hal ini membuat anak dan remaja menjadi lebih rentan terhadap risiko keamanan digital, termasuk mengenai privasi, keamanan, hingga perundungan siber.
"Selain orangtua, peran guru atau pengajar sebagai pembimbing anak dan remaja di sekolah sangat penting untuk membantu mereka meningkatkan kecakapan dalam aman bermedia digital," kata Novi Kurnia, Dewan Pengarah GNLD Siberkreasi dan Koordinator Nasional Japelidi.
Menurutnya, literasi keamanan digital ini dibutuhkan generasi muda agar menjadi warga digital yang bijak dan bertanggungjawab.
Dengan memahami ruang digital dan bagaimana beraktivitas secara aman di ruang ini, anak dan remaja bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia digital baik dalam belajar di sekolah maupun berinteraksi di masyarakat.
Peluncuran Buku Panduan Keamanan Digital untuk Pengajar. (Dok. TikTok Indonesia)
Setiap topik akan menyediakan rangkuman, panduan diskusi dan ide untuk aktivitas, yang dapat dengan mudah diadaptasi oleh guru sesuai dengan gaya mengajar dan kebutuhan anak didiknya.
Kehadiran buku panduan ini turut diapresiasi oleh pengajar yang diwakili oleh Ibu Ira Mirawati, seorang pengajar yang juga menjalankan platform sobatmu.com, sebuah wadah konsultasi untuk berbagai permasalahan yang dihadapi remaja.
"Pengajar, sebagai orang dewasa yang menghabiskan banyak waktu dengan anak didiknya, perlu memberikan ruang yang nyaman bagi mereka untuk mau mendiskusikan dan belajar memahami bahwa keamanan privasi dan jejak digital ada di tangan mereka," ujarnya.
Hadirnya Buku Panduan ini tentu akan sangat membantu para pengajar untuk memahami cara mengangkat topik-topik sensitif ini, tanpa membuat para anak didiknya merasa canggung dan menutup diri,
Public Policy & Government Relations, TikTok Indonesia, Faris Mufid mengatakan keseimbangan antara keamanan dan kemandirian remaja ini menjadi tujuan utama TikTok untuk terus meningkatkan sumber daya keamanannya.
Harapannya, Buku Panduan Keamanan Digital untuk Pengajar ini bisa menjadi sumber edukasi dan referensi untuk para pengajar di Indonesia untuk bantu menumbuhkan lingkungan dan budaya online yang positif
Peluncuran buku panduan ini turut mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Republik Indonesia dan Siberkreasi sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital, dan sudah dapat diakses di situs web Literasi Digital.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.