Kondisi Mata yang Sering Diabaikan Ini Bisa Jadi Gejala Hipertensi
01 October 2021 |
20:46 WIB
Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia, tidak terkecuali anak muda. Jika tidak tertangani dengan baik, kondisi ini kan berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala hipertensi sebagai upaya deteksi dini dan langkah penanganan yang tepat.
Meskipun ada banyak gejala hipertensi yang mungkin disadari orang, seperti jantung berdebar atau pusing, menurut para ahli dari lembaga kesehatan masyarakat di Inggris (NHS), perubahan pada di mata kerap kali diabaikan.
Dr Gary Bartlett dari NHS mengatakan mereka yang menderita hipertensi mungkin mengeluhkan sakit kepala dan kemungkinan penglihatan kabur.
"Kadang-kadang orang mengalami pusing (mantra) dan merasa lesu dan kita mungkin melihat gejala seperti pembuluh darah pecah di mata,’’ tuturnya dikutip dari Express UK, Jumat (1/10/2021).
Bartett menjelaskan tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan halus di belakang mata. Selanjutnya kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada retina, yang merupakan jaringan peka cahaya di bagian belakang mata.
"Ini dapat menyebabkan pendarahan di mata yang menyebabkan penglihatan kabur dan dalam beberapa kasus kehilangan penglihatan total,” tegasnya.
Dia menilai ahli kacamata mungkin dapat mendeteksi tanda-tanda awal tekanan darah tinggi dan diabetes hanya dengan melihat bagian belakang mata kita.
Sementara itu, Bartlett menjelaskan hipertensi adalah penyakit di mana darah mengalir melalui pembuluh darah namun pada tekanan yang lebih tinggi dari kondisi normal.
Salah satu masalah terbesar dari tekanan darah adalah sering tidak memiliki gejala sama sekali. Inilah sebabnya mengapa penyakit ini dikenal sebagai pembunuh senyap.
Beberapa gejala yang paling sering dilaporkan dari pasien termasuk pusing, perasaan berdebar di dada atau kepala, kesulitan bernapas, sakit kepala dan dalam beberapa kasus, mimisan.
Beberapa faktor kunci yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi termasuk usia, kelebihan berat badan atau obesitas, riwayat keluarga hipertensi, dan gaya hidup sedimen.
Oleh karena itu, perubahan gaya hidup diperlukan jika kamu diketahui memiliki hipertensi. Termasuk menurunkan berat badan berlebih, berolahraga, mengurangi asupan garam, berhenti merokok, mengurangi tingkat stres, dan cukup tidur.
Editor: Fajar Sidik
Meskipun ada banyak gejala hipertensi yang mungkin disadari orang, seperti jantung berdebar atau pusing, menurut para ahli dari lembaga kesehatan masyarakat di Inggris (NHS), perubahan pada di mata kerap kali diabaikan.
Dr Gary Bartlett dari NHS mengatakan mereka yang menderita hipertensi mungkin mengeluhkan sakit kepala dan kemungkinan penglihatan kabur.
"Kadang-kadang orang mengalami pusing (mantra) dan merasa lesu dan kita mungkin melihat gejala seperti pembuluh darah pecah di mata,’’ tuturnya dikutip dari Express UK, Jumat (1/10/2021).
Bartett menjelaskan tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan halus di belakang mata. Selanjutnya kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada retina, yang merupakan jaringan peka cahaya di bagian belakang mata.
"Ini dapat menyebabkan pendarahan di mata yang menyebabkan penglihatan kabur dan dalam beberapa kasus kehilangan penglihatan total,” tegasnya.
Dia menilai ahli kacamata mungkin dapat mendeteksi tanda-tanda awal tekanan darah tinggi dan diabetes hanya dengan melihat bagian belakang mata kita.
Sementara itu, Bartlett menjelaskan hipertensi adalah penyakit di mana darah mengalir melalui pembuluh darah namun pada tekanan yang lebih tinggi dari kondisi normal.
Salah satu masalah terbesar dari tekanan darah adalah sering tidak memiliki gejala sama sekali. Inilah sebabnya mengapa penyakit ini dikenal sebagai pembunuh senyap.
Beberapa gejala yang paling sering dilaporkan dari pasien termasuk pusing, perasaan berdebar di dada atau kepala, kesulitan bernapas, sakit kepala dan dalam beberapa kasus, mimisan.
Beberapa faktor kunci yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi termasuk usia, kelebihan berat badan atau obesitas, riwayat keluarga hipertensi, dan gaya hidup sedimen.
Oleh karena itu, perubahan gaya hidup diperlukan jika kamu diketahui memiliki hipertensi. Termasuk menurunkan berat badan berlebih, berolahraga, mengurangi asupan garam, berhenti merokok, mengurangi tingkat stres, dan cukup tidur.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.