Film Yuni Raih Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021
19 September 2021 |
12:28 WIB
Prestasi film Indonesia terus bersinar, kini giliran film karya sutradara Kamila Andini yang mendapatkan spotlightnya di ajang penghargaan global. Yuni (2021) berhasil meraih penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival 2021 (TIFF), pada Minggu (19/9).
Yuni bercerita tentang kisah seorang wanita muda yang ingin kuliah tetapi mimpinya terhalang oleh lamaran pernikahan.
Beberapa waktu lalu, Kamila menuturkan kepada hypeabis.id bahwa film ini mencoba untuk memperlihatkan isu pernikahan di bawah umur yang masih menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan dan dengan penggambarannya yang jujur serta relevan, tidak hanya bagi penonton Indonesia, Yuni berhasil memenangkan nominasi yang dikenal selektif dan ketat itu.
Menurut tim juri TIFF, Kamila juga menjadi pembuat film pertama yang dipresentasikan dua kali dalam kompetisi Platform TIFF. Dia kembali ke TIFF21 dengan kisah masa muda seperti film sebelumnya, Sekala Niskala (2017), mengubah lensa dunia nyata pada misteri masa remaja yang tak ada habisnya.
Juri Platform tahun ini dipimpin oleh Riz Ahmed, serta turut berpartisipasi para sineas dan kritikus seperti Clio Barnard, Anthony Chen, Valerie Complex dan Kazik Radwanski.
“Juri tergerak oleh sebuah film yang membawa perspektif segar dan intim ke cerita coming-of-age, ditandai dengan struktur serta framing yang halus, dan sinematografi yang kaya," ungkap juri Platform TIFF21
"Ini luar biasa. Ini ketiga kalinya saya membawa karakter heroine saya ke bioskop dan ke TIFF. Saya melihat ini sebagai harapan bagi perempuan Indonesia," ujar Kamila seperti dikutip oleh TIFF.
Dalam kompetisi ini, Yuni bersaing dengan tujuh film lain dari berbagai negara seperti Arthur Rambo karya Laurent Cantet (Prancis), Drunken Birds (Les oiseaux ivres) karya Ivan Grbovic (Kanada), Mlungu Wam (Good Madam) karya Jenna Cato Bass (Afrika Selatan) dan Montana Story karya Scott McGehee dan David Siegel (Amerika Serikat)
Tahun 2021 tampaknya akan menjadi tahun kejayaan bagi perfilman Indonesia setelah baru-baru ini film garapan sutradara Edwin Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas memenangkan Golden Leopard di Festival Film Internasional Locarno 2021
Editor: Fajar Sidik
Yuni bercerita tentang kisah seorang wanita muda yang ingin kuliah tetapi mimpinya terhalang oleh lamaran pernikahan.
Beberapa waktu lalu, Kamila menuturkan kepada hypeabis.id bahwa film ini mencoba untuk memperlihatkan isu pernikahan di bawah umur yang masih menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan dan dengan penggambarannya yang jujur serta relevan, tidak hanya bagi penonton Indonesia, Yuni berhasil memenangkan nominasi yang dikenal selektif dan ketat itu.
Menurut tim juri TIFF, Kamila juga menjadi pembuat film pertama yang dipresentasikan dua kali dalam kompetisi Platform TIFF. Dia kembali ke TIFF21 dengan kisah masa muda seperti film sebelumnya, Sekala Niskala (2017), mengubah lensa dunia nyata pada misteri masa remaja yang tak ada habisnya.
Juri Platform tahun ini dipimpin oleh Riz Ahmed, serta turut berpartisipasi para sineas dan kritikus seperti Clio Barnard, Anthony Chen, Valerie Complex dan Kazik Radwanski.
“Juri tergerak oleh sebuah film yang membawa perspektif segar dan intim ke cerita coming-of-age, ditandai dengan struktur serta framing yang halus, dan sinematografi yang kaya," ungkap juri Platform TIFF21
“This is unbelievable ... it’s my third time bringing my heroine to the cinema and to TIFF. I see this as hope for the women of Indonesia.“ —YUNI director Kamila Andini #TIFFTribute #TIFF21 pic.twitter.com/NskAxtru7F
— TIFF (@TIFF_NET) September 18, 2021
"Ini luar biasa. Ini ketiga kalinya saya membawa karakter heroine saya ke bioskop dan ke TIFF. Saya melihat ini sebagai harapan bagi perempuan Indonesia," ujar Kamila seperti dikutip oleh TIFF.
Dalam kompetisi ini, Yuni bersaing dengan tujuh film lain dari berbagai negara seperti Arthur Rambo karya Laurent Cantet (Prancis), Drunken Birds (Les oiseaux ivres) karya Ivan Grbovic (Kanada), Mlungu Wam (Good Madam) karya Jenna Cato Bass (Afrika Selatan) dan Montana Story karya Scott McGehee dan David Siegel (Amerika Serikat)
Tahun 2021 tampaknya akan menjadi tahun kejayaan bagi perfilman Indonesia setelah baru-baru ini film garapan sutradara Edwin Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas memenangkan Golden Leopard di Festival Film Internasional Locarno 2021
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.