Liburan di Mangkunegaran: Tur Istana, Museum, hingga Makan ala Bangsawan
06 July 2025 |
12:00 WIB
Yudi Supriyanto
Jurnalis Hypeabis.id
Libur sekolah memasuki minggu terakhir. Bagi yang masih ingin memanfaatkan waktu berlibur, Pura Mangkunegaran di Surakarta, Jawa Tengah, bisa menjadi pilihan yang menyenangkan. Di tempat ini, berbagai aktivitas menarik dapat meninggalkan kesan tak terlupakan, terutama saat dikunjungi bersama buah hati.
Mengutip dari laman resmi Pura Mangkunegaran, pengunjung dapat berkeliling kompleks pura sambil mempelajari sejarahnya. Tur ini juga didampingi oleh pemandu wisata yang akan menjelaskan berbagai informasi menarik sepanjang perjalanan.
Pura Mangkunegaran terbuka untuk umum setiap hari, Senin hingga Minggu. Pada hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu, waktu kunjungan dimulai pukul 08.00 hingga 14.30 WIB. Khusus pada hari Senin Wage dan Kamis, jam operasionalnya sedikit berbeda, yakni mulai pukul 08.00 hingga 14.00 WIB. Saat berkunjung, ada beberapa aturan yang perlu dipatuhi oleh pengunjung.
Baca juga: Sejarah Pura Mangkunegaran, Tempat Digelarnya Pesta Pernikahan Kaesang Pangarep & Erina Gudono
Beberapa ketentuan tersebut antara lain: wajib mengisi daftar kunjungan di kantor pariwisata Mangkunegaran, mengenakan pakaian sopan, tidak memakai batik bermotif parang atau lereng, serta tidak mengenakan busana berbahan beludru.
Selain itu, pengunjung diminta untuk melepas alas kaki saat memasuki area Pandhapa Ageng dan Pringgitan. Tripod atau monopod juga tidak diperkenankan digunakan selama berada di dalam kompleks pura. Tiket masuk ke Pura Mangkunegaran dibanderol Rp30.000 dan dapat dibayar via QRIS atau mesin EDC.
Tak hanya sejarah dan arsitektur, Mangkunegaran kini menawarkan pengalaman kuliner istana melalui Pracimasana, restoran royal fine‑dining yang terletak dalam taman istana, Pracima Tuin. Pracimasana menyajikan santapan khas keraton Jawa dengan atmosfer autentik budaya Jawa, terbuka setiap hari pukul 10.00–22.00 WIB .
Pengunjung bisa memilih dua area eksklusif dalam taman, Pracimasana untuk pengalaman santap ala kerajaan (minimum spend Rp150.000/orang), dan Pracimaloka untuk menikmati teh, kopi, dan kudapan ringan (minimum spend Rp100.000/orang). Keduanya berada di kawasan Pracima Tuin dan memberikan akses ke taman setelah bersantap.
Pura Mangkunegaran sendiri memiliki sejarah panjang. Berdiri sejak 1757, tempat ini didirikan oleh Raden Mas Said, yang kelak bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro I.
Mangkunegaran bukan hanya tempat tinggal bangsawan, tetapi juga menjadi sarana pengabdian, ruang untuk berkembang, dan tempat untuk bersuka cita. Kini, tempat ini berupaya menjawab tantangan zaman melalui penciptaan karya budaya yang relevan.
Selain itu, Mangkunegaran juga aktif merespons berbagai isu sosial dengan menggandeng beragam pihak, demi melahirkan bentuk budaya Jawa yang memadukan nilai tradisi dan inovasi.
Beragam kegiatan seru bisa dilakukan di sini, salah satunya adalah mengunjungi Museum Pura Mangkunegaran. Museum ini terletak di bangunan utama bernama Dalem Ageng.
Dalem Ageng sendiri merupakan ruang upacara yang berbentuk limasan, ditopang delapan tiang utama (saka guru), tanpa plafon. Atapnya terbuka, memperlihatkan rangka kayu seperti usuk dan reng, yang melambangkan surya sumirat atau matahari.
Museum ini menyimpan koleksi benda-benda purba yang telah dikumpulkan sejak tahun 1926. Beberapa di antaranya adalah perhiasan emas dan perunggu, seperti gelang, kalung, subang, anting-anting, rantai, tempat cerutu, dan perlengkapan meditasi.
Koleksi lainnya mencakup benda-benda upacara seperti tempat sapu tangan (sumbu), tempat sirih, tempat meludah (kecohan), dan berbagai jenis senjata kuno, mulai dari keris, tombak, hingga pedang.
Untuk menuju lokasi, Pura Mangkunegaran berada di Jl. Ronggowarsito, Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota, sehingga mudah dijangkau bagi yang sedang berlibur di Surakarta dan sekitarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Mengutip dari laman resmi Pura Mangkunegaran, pengunjung dapat berkeliling kompleks pura sambil mempelajari sejarahnya. Tur ini juga didampingi oleh pemandu wisata yang akan menjelaskan berbagai informasi menarik sepanjang perjalanan.
Pura Mangkunegaran terbuka untuk umum setiap hari, Senin hingga Minggu. Pada hari Senin, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu, waktu kunjungan dimulai pukul 08.00 hingga 14.30 WIB. Khusus pada hari Senin Wage dan Kamis, jam operasionalnya sedikit berbeda, yakni mulai pukul 08.00 hingga 14.00 WIB. Saat berkunjung, ada beberapa aturan yang perlu dipatuhi oleh pengunjung.
Baca juga: Sejarah Pura Mangkunegaran, Tempat Digelarnya Pesta Pernikahan Kaesang Pangarep & Erina Gudono
Beberapa ketentuan tersebut antara lain: wajib mengisi daftar kunjungan di kantor pariwisata Mangkunegaran, mengenakan pakaian sopan, tidak memakai batik bermotif parang atau lereng, serta tidak mengenakan busana berbahan beludru.
Selain itu, pengunjung diminta untuk melepas alas kaki saat memasuki area Pandhapa Ageng dan Pringgitan. Tripod atau monopod juga tidak diperkenankan digunakan selama berada di dalam kompleks pura. Tiket masuk ke Pura Mangkunegaran dibanderol Rp30.000 dan dapat dibayar via QRIS atau mesin EDC.
Tak hanya sejarah dan arsitektur, Mangkunegaran kini menawarkan pengalaman kuliner istana melalui Pracimasana, restoran royal fine‑dining yang terletak dalam taman istana, Pracima Tuin. Pracimasana menyajikan santapan khas keraton Jawa dengan atmosfer autentik budaya Jawa, terbuka setiap hari pukul 10.00–22.00 WIB .
Pengunjung bisa memilih dua area eksklusif dalam taman, Pracimasana untuk pengalaman santap ala kerajaan (minimum spend Rp150.000/orang), dan Pracimaloka untuk menikmati teh, kopi, dan kudapan ringan (minimum spend Rp100.000/orang). Keduanya berada di kawasan Pracima Tuin dan memberikan akses ke taman setelah bersantap.
Pura Mangkunegaran sendiri memiliki sejarah panjang. Berdiri sejak 1757, tempat ini didirikan oleh Raden Mas Said, yang kelak bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro I.
Mangkunegaran bukan hanya tempat tinggal bangsawan, tetapi juga menjadi sarana pengabdian, ruang untuk berkembang, dan tempat untuk bersuka cita. Kini, tempat ini berupaya menjawab tantangan zaman melalui penciptaan karya budaya yang relevan.
Selain itu, Mangkunegaran juga aktif merespons berbagai isu sosial dengan menggandeng beragam pihak, demi melahirkan bentuk budaya Jawa yang memadukan nilai tradisi dan inovasi.
Beragam kegiatan seru bisa dilakukan di sini, salah satunya adalah mengunjungi Museum Pura Mangkunegaran. Museum ini terletak di bangunan utama bernama Dalem Ageng.
Dalem Ageng sendiri merupakan ruang upacara yang berbentuk limasan, ditopang delapan tiang utama (saka guru), tanpa plafon. Atapnya terbuka, memperlihatkan rangka kayu seperti usuk dan reng, yang melambangkan surya sumirat atau matahari.
Museum ini menyimpan koleksi benda-benda purba yang telah dikumpulkan sejak tahun 1926. Beberapa di antaranya adalah perhiasan emas dan perunggu, seperti gelang, kalung, subang, anting-anting, rantai, tempat cerutu, dan perlengkapan meditasi.
Koleksi lainnya mencakup benda-benda upacara seperti tempat sapu tangan (sumbu), tempat sirih, tempat meludah (kecohan), dan berbagai jenis senjata kuno, mulai dari keris, tombak, hingga pedang.
Untuk menuju lokasi, Pura Mangkunegaran berada di Jl. Ronggowarsito, Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota, sehingga mudah dijangkau bagi yang sedang berlibur di Surakarta dan sekitarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.