Shakatak Bikin Nostalgia Pecah di Java Jazz 2025, Night Birds Jadi Puncak Magis
31 May 2025 |
20:53 WIB
Grup band legendaris asal Inggris, Shakatak, sukses membius penonton BNI Java Jazz Festival 2025 pada Sabtu malam (31/5/2025). Aksi mereka di panggung BNI Hall menjadi salah satu penampilan paling groovy, terutama saat Jill Saward dan kawan-kawan membuka dengan irama funk yang berpadu dengan nuansa samba yang khas.
Lagu "Easier Said Than Done" membuka pesona sang vokalis berambut perak itu. Jill muncul dari gelapnya panggung dengan setelan lengan panjang yang anggun, disambut permainan keyboard ritmis dari Bill Sharpe, dan tiupan seruling dari dirinya sendiri yang langsung memikat penonton.
Baca juga: Hanyut dalam Alunan Bossanova Bersama Danilla di BNI Java Jazz 2025
Tanpa basa-basi, para personel Shakatak langsung menggebrak panggung pada pukul 18.30 WIB. Di pertengahan lagu pertama, barulah Bill menyapa penonton dan mengenang kunjungan perdana mereka ke Indonesia, yang berlangsung pada dekade 1980-an.
“Thank you so much, selamat malam. Apakah kamu ingin lagu yang lebih meriah? Saya kemarin masih di London, dan hari ini sudah di depan Anda. Ini spesial buat kalian. Kami berharap kalian menikmati musik kami,” ucap Bill sambil melanjutkan permainan pianonya.
Dengan tata panggung yang interaktif, Shakatak berhasil menghibur penonton yang mayoritas didominasi kalangan paruh baya. Kendati Jill tak lagi muda, auranya tetap kuat dan penuh energi. Sesekali dia masih berajojing dengan ritmis, menunjukkan bahwa musikalitasnya tak luntur dimakan waktu.
Salah satu kekuatan Shakatak memang terletak pada kemampuan improvisasi kolektif mereka. Meski sebagian besar lirik lagu mereka cenderung singkat, permainan saling mengisi antar-instrumen menghadirkan harmoni yang dinamis dan segar.
Dalam setengah jam pertama, penonton bahkan hanya disuguhi tiga lagu saja, yakni “Easier Said Than Done,” “Without You,” dan “Brazilian Dawn”. Namun dengan durasi yang panjang karena jamming dan improvisasi, musikalitas mereka justru membuat audiens terpesona, bukan bosan.
Panggung makin bergairah saat gitaris Keith Winter membuka lagu “Rio Nights” dengan cabikan nada-nada halus, nyaris tanpa lirik. Permainan gitarnya menciptakan lapisan nada tumpang tindih yang harmonis, menyatu apik dengan keyboard Bill Sharpe, letupan bass George Anderson, dan gebukan drum Roger Odell.
Pada lagu “Dark Is the Night”, Jill mengajak penonton ikut bertepuk tangan mengikuti irama, yang kemudian dilanjutkan dengan “Day by Day.” Beberapa penonton paruh baya tampak bernyanyi bersama sambil mengajak anak-anak mereka menikmati musik sambil duduk santai.
Namun sihir Shakatak belum berhenti. Di lagu “Night Birds”, Bill Sharpe memamerkan permainan keyboard yang memukau. Suara Rhodes piano yang dreamy dan lembut berpadu dengan nuansa synth analog membuat penonton terhanyut dan bergoyang pelan mengikuti alunan musik.
“Night Birds” seharusnya menjadi lagu penutup. Namun, Bill berbaik hati memberikan bonus dengan menyuguhkan lagu “Down on the Street”, yang diciptakan pada tahun 1984. Di tengah lagu, Jill mengajak penonton berimprovisasi, menyanyi bersama mengisi ritme, menutup malam itu dengan hangat dan penuh nostalgia.
Shakatak adalah grup musik jazz-funk asal Inggris yang didirikan pada tahun 1980 oleh Bill Sharpe (keyboard), Roger Odell (drum), George Anderson (bass), Keith Winter (gitar), dan Jill Saward (vokal). Mereka meraih popularitas internasional pada awal 1980-an melalui lagu-lagu seperti "Easier Said Than Done," "Night Birds," dan "Down on the Street," yang menjadi hits di tangga lagu Inggris.
Baca juga: 100 Menit Penuh Eksplorasi Bersama Jacob Collier di BNI Java Jazz Festival 2025
Album Night Birds (1982) menjadi tonggak penting dalam karier mereka, meraih status emas dan memperkuat posisi Shakatak sebagai pelopor jazz-funk dengan sentuhan pop yang elegan. Daya tarik Shakatak terletak pada kemampuan mereka memadukan jazz, funk, soul, dan elemen dance menjadi musik yang mudah dinikmati, tetapi tetap kaya secara musikal.
Shakatak dikenal dengan aransemen yang halus, permainan keyboard yang khas, dan vokal yang memikat. Kehadiran mereka di panggung selalu menghadirkan nuansa nostalgia yang menyenangkan, menjadikan setiap penampilan sebagai pengalaman yang berkesan bagi penonton dari berbagai generasi.
Lagu "Easier Said Than Done" membuka pesona sang vokalis berambut perak itu. Jill muncul dari gelapnya panggung dengan setelan lengan panjang yang anggun, disambut permainan keyboard ritmis dari Bill Sharpe, dan tiupan seruling dari dirinya sendiri yang langsung memikat penonton.
Baca juga: Hanyut dalam Alunan Bossanova Bersama Danilla di BNI Java Jazz 2025
Tanpa basa-basi, para personel Shakatak langsung menggebrak panggung pada pukul 18.30 WIB. Di pertengahan lagu pertama, barulah Bill menyapa penonton dan mengenang kunjungan perdana mereka ke Indonesia, yang berlangsung pada dekade 1980-an.
“Thank you so much, selamat malam. Apakah kamu ingin lagu yang lebih meriah? Saya kemarin masih di London, dan hari ini sudah di depan Anda. Ini spesial buat kalian. Kami berharap kalian menikmati musik kami,” ucap Bill sambil melanjutkan permainan pianonya.
Dengan tata panggung yang interaktif, Shakatak berhasil menghibur penonton yang mayoritas didominasi kalangan paruh baya. Kendati Jill tak lagi muda, auranya tetap kuat dan penuh energi. Sesekali dia masih berajojing dengan ritmis, menunjukkan bahwa musikalitasnya tak luntur dimakan waktu.
Salah satu kekuatan Shakatak memang terletak pada kemampuan improvisasi kolektif mereka. Meski sebagian besar lirik lagu mereka cenderung singkat, permainan saling mengisi antar-instrumen menghadirkan harmoni yang dinamis dan segar.
Dalam setengah jam pertama, penonton bahkan hanya disuguhi tiga lagu saja, yakni “Easier Said Than Done,” “Without You,” dan “Brazilian Dawn”. Namun dengan durasi yang panjang karena jamming dan improvisasi, musikalitas mereka justru membuat audiens terpesona, bukan bosan.
Panggung makin bergairah saat gitaris Keith Winter membuka lagu “Rio Nights” dengan cabikan nada-nada halus, nyaris tanpa lirik. Permainan gitarnya menciptakan lapisan nada tumpang tindih yang harmonis, menyatu apik dengan keyboard Bill Sharpe, letupan bass George Anderson, dan gebukan drum Roger Odell.
Pada lagu “Dark Is the Night”, Jill mengajak penonton ikut bertepuk tangan mengikuti irama, yang kemudian dilanjutkan dengan “Day by Day.” Beberapa penonton paruh baya tampak bernyanyi bersama sambil mengajak anak-anak mereka menikmati musik sambil duduk santai.
Namun sihir Shakatak belum berhenti. Di lagu “Night Birds”, Bill Sharpe memamerkan permainan keyboard yang memukau. Suara Rhodes piano yang dreamy dan lembut berpadu dengan nuansa synth analog membuat penonton terhanyut dan bergoyang pelan mengikuti alunan musik.
“Night Birds” seharusnya menjadi lagu penutup. Namun, Bill berbaik hati memberikan bonus dengan menyuguhkan lagu “Down on the Street”, yang diciptakan pada tahun 1984. Di tengah lagu, Jill mengajak penonton berimprovisasi, menyanyi bersama mengisi ritme, menutup malam itu dengan hangat dan penuh nostalgia.
Grup Musik Shakatak tampil pada hari kedua Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (31/5/2025). (Foto: JIBI/Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti).
Shakatak adalah grup musik jazz-funk asal Inggris yang didirikan pada tahun 1980 oleh Bill Sharpe (keyboard), Roger Odell (drum), George Anderson (bass), Keith Winter (gitar), dan Jill Saward (vokal). Mereka meraih popularitas internasional pada awal 1980-an melalui lagu-lagu seperti "Easier Said Than Done," "Night Birds," dan "Down on the Street," yang menjadi hits di tangga lagu Inggris.
Baca juga: 100 Menit Penuh Eksplorasi Bersama Jacob Collier di BNI Java Jazz Festival 2025
Album Night Birds (1982) menjadi tonggak penting dalam karier mereka, meraih status emas dan memperkuat posisi Shakatak sebagai pelopor jazz-funk dengan sentuhan pop yang elegan. Daya tarik Shakatak terletak pada kemampuan mereka memadukan jazz, funk, soul, dan elemen dance menjadi musik yang mudah dinikmati, tetapi tetap kaya secara musikal.
Shakatak dikenal dengan aransemen yang halus, permainan keyboard yang khas, dan vokal yang memikat. Kehadiran mereka di panggung selalu menghadirkan nuansa nostalgia yang menyenangkan, menjadikan setiap penampilan sebagai pengalaman yang berkesan bagi penonton dari berbagai generasi.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.