Sejarah Hari Teh Internasional yang Diperingati 21 Mei
21 May 2025 |
08:30 WIB
Hari Teh Internasional atau International Tea Day diperingati setiap 21 Mei untuk merayakan peran penting teh dalam budaya, ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia. Peringatan ini ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2019 dan pertama kali dirayakan secara global pada 2020.
Mengutip Food and Agriculture Organization (FAO), teh bukan hanya minuman, tetapi juga sumber penghidupan bagi jutaan orang, terutama di negara-negara berkembang. Para petani memainkan peran penting dalam produksi teh, namun mereka kerap dihadapkan tantangan seperti harga jual yang rendah dan terbatasnya akses pasar.
Baca juga: Sejarah Hari Museum Internasional & Tema Peringatan Tahun 2025
Teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan lebih dari 2 miliar orang mengonsumsinya setiap hari. Industri teh menyediakan mata pencaharian bagi lebih dari 13 juta orang di seluruh dunia, termasuk sekitar 9 juta petani kecil yang bertanggung jawab atas sekitar 60 persen dari total produksi teh global.
Berdasarkan data The Business Research Company, nilai pasar teh secara global diperkirakan mencapai US$59,23 miliar pada 2025, meningkat dari US$55,67 miliar pada 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,4 persen.
Sementara di dalam negeri, menurut data Worldostats, Indonesia menempati peringkat ke-7 sebagai produsen teh terbesar di dunia pada 2025, dengan produksi sekitar 595.000 ton. Mayoritas produksi berasal dari provinsi Jawa Barat, diikuti oleh Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Teh Indonesia dikenal dengan kualitasnya yang khas, seperti teh hitam dari Jawa dan teh hijau dari Sumatera
Sebelum diakui secara resmi oleh PBB, Hari Teh Internasional pertama kali dirayakan pada 15 Desember 2005 di New Delhi, India. Inisiatif ini dipelopori oleh organisasi buruh dan LSM seperti Centre for Education and Communication (CEC) dan Hind Mazdoor Sabha, dengan tujuan menyoroti kondisi kerja dan hak-hak petani serta pekerja teh di negara-negara penghasil teh seperti India, Sri Lanka, Nepal, dan Kenya.
Pada 2015, pemerintah India mengusulkan kepada Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB untuk memperluas peringatan ini secara global. Usulan tersebut dibahas dalam pertemuan Kelompok Antar-Pemerintah tentang Teh (IGG on Tea) di Milan, Italia, dan kemudian disetujui oleh Komite Masalah Komoditas FAO.
Dengan mengakui sejarah panjang serta makna budaya dan ekonomi teh di seluruh dunia, serta peran penting yang dimainkan teh dalam pembangunan pedesaan, pengurangan kemiskinan, dan ketahanan pangan di negara-negara berkembang, Majelis Umum PBB akhirnya menetapkan tanggal 21 Mei sebagai Hari Teh Internasional, dan meminta FAO untuk memimpin peringatannya.
Hari Teh Internasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya teh dalam memerangi kelaparan dan kemiskinan. Mempromosikan produksi dan konsumsi teh yang berkelanjutan. Mendukung petani kecil dan pekerja di sektor teh. Menyoroti peran teh dalam pembangunan pedesaan dan pengurangan kemiskinan di negara-negara berkembang.
Baca juga: Sejarah Hari Cahaya Internasional yang Diperingati Setiap 16 Mei
Sebagai salah satu negara penghasil teh, Indonesia turut merayakan Hari Teh Internasional dengan berbagai kegiatan seperti seminar, pameran, dan kampanye kesadaran akan pentingnya produksi teh yang berkelanjutan. Perayaan ini juga menjadi momentum untuk mendukung petani teh lokal dan mempromosikan teh Indonesia di pasar global.
Mengutip Food and Agriculture Organization (FAO), teh bukan hanya minuman, tetapi juga sumber penghidupan bagi jutaan orang, terutama di negara-negara berkembang. Para petani memainkan peran penting dalam produksi teh, namun mereka kerap dihadapkan tantangan seperti harga jual yang rendah dan terbatasnya akses pasar.
Baca juga: Sejarah Hari Museum Internasional & Tema Peringatan Tahun 2025
Teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan lebih dari 2 miliar orang mengonsumsinya setiap hari. Industri teh menyediakan mata pencaharian bagi lebih dari 13 juta orang di seluruh dunia, termasuk sekitar 9 juta petani kecil yang bertanggung jawab atas sekitar 60 persen dari total produksi teh global.
Berdasarkan data The Business Research Company, nilai pasar teh secara global diperkirakan mencapai US$59,23 miliar pada 2025, meningkat dari US$55,67 miliar pada 2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,4 persen.
Sementara di dalam negeri, menurut data Worldostats, Indonesia menempati peringkat ke-7 sebagai produsen teh terbesar di dunia pada 2025, dengan produksi sekitar 595.000 ton. Mayoritas produksi berasal dari provinsi Jawa Barat, diikuti oleh Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Teh Indonesia dikenal dengan kualitasnya yang khas, seperti teh hitam dari Jawa dan teh hijau dari Sumatera
Sejarah Hari Teh Internasional
Sebelum diakui secara resmi oleh PBB, Hari Teh Internasional pertama kali dirayakan pada 15 Desember 2005 di New Delhi, India. Inisiatif ini dipelopori oleh organisasi buruh dan LSM seperti Centre for Education and Communication (CEC) dan Hind Mazdoor Sabha, dengan tujuan menyoroti kondisi kerja dan hak-hak petani serta pekerja teh di negara-negara penghasil teh seperti India, Sri Lanka, Nepal, dan Kenya.Pada 2015, pemerintah India mengusulkan kepada Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB untuk memperluas peringatan ini secara global. Usulan tersebut dibahas dalam pertemuan Kelompok Antar-Pemerintah tentang Teh (IGG on Tea) di Milan, Italia, dan kemudian disetujui oleh Komite Masalah Komoditas FAO.
Dengan mengakui sejarah panjang serta makna budaya dan ekonomi teh di seluruh dunia, serta peran penting yang dimainkan teh dalam pembangunan pedesaan, pengurangan kemiskinan, dan ketahanan pangan di negara-negara berkembang, Majelis Umum PBB akhirnya menetapkan tanggal 21 Mei sebagai Hari Teh Internasional, dan meminta FAO untuk memimpin peringatannya.
Hari Teh Internasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya teh dalam memerangi kelaparan dan kemiskinan. Mempromosikan produksi dan konsumsi teh yang berkelanjutan. Mendukung petani kecil dan pekerja di sektor teh. Menyoroti peran teh dalam pembangunan pedesaan dan pengurangan kemiskinan di negara-negara berkembang.
Baca juga: Sejarah Hari Cahaya Internasional yang Diperingati Setiap 16 Mei
Sebagai salah satu negara penghasil teh, Indonesia turut merayakan Hari Teh Internasional dengan berbagai kegiatan seperti seminar, pameran, dan kampanye kesadaran akan pentingnya produksi teh yang berkelanjutan. Perayaan ini juga menjadi momentum untuk mendukung petani teh lokal dan mempromosikan teh Indonesia di pasar global.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.