Ramai Larangan Study Tour, Kementerian Pariwisata Susun Pedoman Wisata Edukasi
16 May 2025 |
17:38 WIB
Study tour jadi pembahasan yang ramai di masyarakat beberapa waktu belakangan, seiring adanya larangan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Terkait itu, Kementerian Pariwisata tengah menyusun pedoman wisata edukasi yang dapat digunakan oleh seluruh pihak dalam melakukan kegiatan tersebut.
Wakil Menteri Pariwisata Ini Luh Puspa mengatakan pedoman wisata edukasi yang tengah disusun akan memiliki fokus terhadap keamanan siswa, kesiapan destinasi wisata, dan nilai pembelajaran yang dapat diambil.
“Wisata edukasi perlu dirancang dengan hati-hati, tapi jangan sampai anak-anak kehilangan kesempatan belajar langsung dari lingkungan,” kata Ni Luh dalam siaran pers, dikutip Hypeabis.id Jumat (16/5/2025).
Baca juga: 7 Spot Wisata Edukasi di Jabodetabek, Buat Liburan Anak Jadi Berkualitas
Dia menjelaskan, wisata edukasi bukan tentang menghasilkan angka jumlah pergerakan wisatawan di sektor pariwisata. Akan tetapi, kegiatan ini adalah tentang memberikan manfaat nyata terhadap siswa. Kemenpar menginginkan solusi jangka panjang terkait dengan wisata edukasi, sehingga tidak sekadar memadamkan polemik sesaat yang sedang terjadi.
Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar, Rizki Handayani, menuturkan bahwa beleid mengenai pedoman wisata edukasi perlu hadir, lantaran hingga saat ini belum ada aturannya. Dengan begitu, kehadiran regulasi ini akan menjadi angin segar terhadap pelaksanaan study tour atau wisata edukasi bagi siswa sekolah.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama TMII (Taman Mini Indonesia Indah) Intan Ayu Kartika mengungkapkan bahwa anak-anak memerlukan ruang belajar di luar kelas guna membentuk karakternya. Akan tetapi, harus ada regulasi yang mengaturnya.
Aturan yang ada dalam beleid tersebut seperti jumlah pendamping, kurasi materi, sampai dengan transportasi yang akan digunakan oleh peserta study tour. Taman Mini Indonesia Indah merupakan salah satu tujuan utama wisata edukatif di dalam negeri.
Di tempat itu, siswa dapat mengenal kebudayaan dan keragaman yang ada di Indonesia sejak usia dini lantaran pengelola menawarkan pengalaman belajar budaya Indonesia yang sangat kaya. “Di sinilah anak-anak bisa mengenal akar Indonesia mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Nasional P2G (Perhimpunan Pendidikan dan Guru) Satriawan Salim menilai bahwa pelarangan total study tour dapat menghilangkan potensi pembelajaran yang kontekstual.
Dia menilai, semua pihak seharusnya menghindari tur yang tidak memiliki nilai pembelajaran bagi siswa. Pada saat ini, standarisasi perlu diadakan mulai dari proporsi pembimbing, keamanan, sampai substansi edukasi.
Kepada Hypeabis.id, tim pemasaran desa wisata Pentingsari, Yogyakarta, Bayu Hindra Wijaya, mengungkapkan bahwa kebijakan larangan study tour yang dilakukan oleh pemerintah daerah Jawa Barat memengaruhi jumlah kunjungan. “Jadi, wisatawan kami akan berkurang,” katanya beberapa waktu lalu.
Dia memperkirakan bahwa pengurangan kunjungan wisatawan yang datang ke desa wisata Pentingsari bisa berkisar antara 60 persen-65 persen.
Desa wisata yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu menyuguhkan kegiatan wisata pengalaman berupa pembelajaran dan interaksi tentang alam, lingkungan hidup, pertanian, perkebunan, aneka seni tradisi, wirausaha, kehidupan sosial budaya dan kearifan lokal.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Wakil Menteri Pariwisata Ini Luh Puspa mengatakan pedoman wisata edukasi yang tengah disusun akan memiliki fokus terhadap keamanan siswa, kesiapan destinasi wisata, dan nilai pembelajaran yang dapat diambil.
“Wisata edukasi perlu dirancang dengan hati-hati, tapi jangan sampai anak-anak kehilangan kesempatan belajar langsung dari lingkungan,” kata Ni Luh dalam siaran pers, dikutip Hypeabis.id Jumat (16/5/2025).
Baca juga: 7 Spot Wisata Edukasi di Jabodetabek, Buat Liburan Anak Jadi Berkualitas
Dia menjelaskan, wisata edukasi bukan tentang menghasilkan angka jumlah pergerakan wisatawan di sektor pariwisata. Akan tetapi, kegiatan ini adalah tentang memberikan manfaat nyata terhadap siswa. Kemenpar menginginkan solusi jangka panjang terkait dengan wisata edukasi, sehingga tidak sekadar memadamkan polemik sesaat yang sedang terjadi.
Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar, Rizki Handayani, menuturkan bahwa beleid mengenai pedoman wisata edukasi perlu hadir, lantaran hingga saat ini belum ada aturannya. Dengan begitu, kehadiran regulasi ini akan menjadi angin segar terhadap pelaksanaan study tour atau wisata edukasi bagi siswa sekolah.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama TMII (Taman Mini Indonesia Indah) Intan Ayu Kartika mengungkapkan bahwa anak-anak memerlukan ruang belajar di luar kelas guna membentuk karakternya. Akan tetapi, harus ada regulasi yang mengaturnya.
Aturan yang ada dalam beleid tersebut seperti jumlah pendamping, kurasi materi, sampai dengan transportasi yang akan digunakan oleh peserta study tour. Taman Mini Indonesia Indah merupakan salah satu tujuan utama wisata edukatif di dalam negeri.
Di tempat itu, siswa dapat mengenal kebudayaan dan keragaman yang ada di Indonesia sejak usia dini lantaran pengelola menawarkan pengalaman belajar budaya Indonesia yang sangat kaya. “Di sinilah anak-anak bisa mengenal akar Indonesia mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Nasional P2G (Perhimpunan Pendidikan dan Guru) Satriawan Salim menilai bahwa pelarangan total study tour dapat menghilangkan potensi pembelajaran yang kontekstual.
Dia menilai, semua pihak seharusnya menghindari tur yang tidak memiliki nilai pembelajaran bagi siswa. Pada saat ini, standarisasi perlu diadakan mulai dari proporsi pembimbing, keamanan, sampai substansi edukasi.
Kepada Hypeabis.id, tim pemasaran desa wisata Pentingsari, Yogyakarta, Bayu Hindra Wijaya, mengungkapkan bahwa kebijakan larangan study tour yang dilakukan oleh pemerintah daerah Jawa Barat memengaruhi jumlah kunjungan. “Jadi, wisatawan kami akan berkurang,” katanya beberapa waktu lalu.
Dia memperkirakan bahwa pengurangan kunjungan wisatawan yang datang ke desa wisata Pentingsari bisa berkisar antara 60 persen-65 persen.
Desa wisata yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu menyuguhkan kegiatan wisata pengalaman berupa pembelajaran dan interaksi tentang alam, lingkungan hidup, pertanian, perkebunan, aneka seni tradisi, wirausaha, kehidupan sosial budaya dan kearifan lokal.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.