Hari Radio Nasional dan Sejarah Berdirinya Radio Republik Indonesia
11 September 2021 |
17:04 WIB
Tahun ini kita kembali merayakan Hari Radio Nasional ke-76 yang jatuh pada 11 September. Mengusung tema Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat, Suarakan Indonesia, ada banyak harapan yang dipanjatkan pada hari spesial ini. Pada saat yang sama, tanggal 11 September juga diperingati sebagai hari kelahiran Radio Republik Indonesia (RRI).
Seperti dilansir dari laman resmi RRI, berdirinya Radio Republik Indonesia dipicu oleh penghentian siaran radio Hoso Kyoku pada 19 Agustus 1945 silam. Saat itu masyarakat Indonesia baru saja merdeka dari penjajah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan hilangnya media informasi tersebut.
Apalagi saat itu radio-radio luar negeri gencar mengabarkan bahwa Belanda akan kembali menguasai Indonesia yang baru saja bebas dari jajahan Jepang.
Kondisi ini menggerakkan orang-orang yang pernah aktif di radio pada masa pendudukan Jepang. Mereka menyadari bahwa radio menjadi alat yang dibutuhkan pemerintah Indonesia sebagai media informasi dan komunikasi dengan rakyat.
Setidaknya ada delapan delegasi yang pernah aktif di radio Hosu Kyoku yang mengadakan rapat bersama dengan pemerintah pada 11 September 1945 di Gedung Raad Van Idje, Pejambon, Jakarta.
Mereka adalah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukito, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi.
Dipimpin oleh Abdulrahman Saleh, kedelapan orang ini mengutarakan rencana mereka, yakni meminta pemerintah untuk menggunakan radio sebagai alat komunikasi dengan rakyat.
Radio dipilih sebagai alat komunikasi karena informasi dalam format audio dapat disiarkan dengan lebih cepat dan tidak mudah terputus di tengah risiko pertempuran.
Rapat ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang ditujukan bagi pemerintah. Pertama, membentuk Persatuan Radio Republik Indonesia yang akan meneruskan penyiaran dari delapan stasiun di pulau Jawa.
Kedua, mempersembahkan RRI kepada Presiden Soekarno sebagai alat komunikasi. Ketiga, menyarankan supaya semua hubungan antara pemerintah dan RRI disalurkan melalui Abdulrachman Saleh.
Meski tidak sependapat dalam beberapa hal, pihak pemerintah menyanggupi simpulan tersebut dan siap membantu RRI. Pada hari yang sama pula RRI didirikan dengan Abdulrachman Saleh sebagai pemimpinnya.
Editor: Dika Irawan
Seperti dilansir dari laman resmi RRI, berdirinya Radio Republik Indonesia dipicu oleh penghentian siaran radio Hoso Kyoku pada 19 Agustus 1945 silam. Saat itu masyarakat Indonesia baru saja merdeka dari penjajah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan hilangnya media informasi tersebut.
Apalagi saat itu radio-radio luar negeri gencar mengabarkan bahwa Belanda akan kembali menguasai Indonesia yang baru saja bebas dari jajahan Jepang.
Kondisi ini menggerakkan orang-orang yang pernah aktif di radio pada masa pendudukan Jepang. Mereka menyadari bahwa radio menjadi alat yang dibutuhkan pemerintah Indonesia sebagai media informasi dan komunikasi dengan rakyat.
Setidaknya ada delapan delegasi yang pernah aktif di radio Hosu Kyoku yang mengadakan rapat bersama dengan pemerintah pada 11 September 1945 di Gedung Raad Van Idje, Pejambon, Jakarta.
Mereka adalah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukito, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto, dan Maladi.
Dipimpin oleh Abdulrahman Saleh, kedelapan orang ini mengutarakan rencana mereka, yakni meminta pemerintah untuk menggunakan radio sebagai alat komunikasi dengan rakyat.
Radio dipilih sebagai alat komunikasi karena informasi dalam format audio dapat disiarkan dengan lebih cepat dan tidak mudah terputus di tengah risiko pertempuran.
Rapat ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang ditujukan bagi pemerintah. Pertama, membentuk Persatuan Radio Republik Indonesia yang akan meneruskan penyiaran dari delapan stasiun di pulau Jawa.
Kedua, mempersembahkan RRI kepada Presiden Soekarno sebagai alat komunikasi. Ketiga, menyarankan supaya semua hubungan antara pemerintah dan RRI disalurkan melalui Abdulrachman Saleh.
Meski tidak sependapat dalam beberapa hal, pihak pemerintah menyanggupi simpulan tersebut dan siap membantu RRI. Pada hari yang sama pula RRI didirikan dengan Abdulrachman Saleh sebagai pemimpinnya.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.