Tips Antisipasi Cuaca Panas di Arab Saudi untuk Jemaah Haji
04 May 2025 |
13:51 WIB
Musim haji tahun ini kembali berlangsung di tengah suhu tinggi yang melanda Arab Saudi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ibadah rukum Islam kelima ini jatuh pada musim panas ekstrem, dengan suhu harian bisa mencapai 45 derajat Celcius.
Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para jamaah, terutama yang berasal dari negara-negara beriklim tropis atau subtropis yang tidak terbiasa dengan cuaca gurun. Merespons hal ini, pemerintah Arab Saudi telah memberikan imbauan dan persiapan khusus sejak jauh hari.
Baca juga: Arab Saudi Tangguhkan Visa 14 Negara, Termasuk Indonesia jelang Musim Haji
Sejumlah fasilitas pendingin tambahan, penyediaan air minum, serta penyuluhan kesehatan telah ditambahkan dan menjadi bagian penting dalam upaya menjaga keselamatan jamaah.
Kendati demikian, tanggung jawab terbesar tetap berada pada diri masing-masing jamaah untuk menjaga kondisi fisik mereka selama menjalani rangkaian ibadah.
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu para jamaah tetap sehat dan bugar selama menjalankan ibadah di tengah teriknya cuaca musim panas, berdasarkan imbauan Kemenag dan Kemenkes:
Cuaca panas ekstrem di Arab Saudi bisa menyebabkan tubuh kehilangan cairan dengan cepat, terutama saat beraktivitas di luar ruangan, seperti thawaf atau sa'i. Genhype jangan sepelekan dehidrasi ringan yang bisa terjadi, karena dapat menurunkan konsentrasi dan daya tayan tubuh.
Padahal, ibadah haji membutuhkan tenaga dan ketahanan fisik tinggi. Cara praktis menjaga cairan tubuh adalah dengan minum air secara berkala, setidaknya satu gelas tiap jam. Pola minum berkala ini lebih efisien dibandingkan minum dalam jumlah banyak tetapi jarang, karena konsumsi air dalam jumlah besar sekaligus cenderung mempercepat keinginan buang air kecil. Jika diperlukan, tidak ada salahnya juga menyiapkan minuman oralit sebagai tambahan.
Panas yang berlebihan dapat menyebabkan tubuh cepat lelah dan menurunkan nafsu makan. Padahal, energi yang dibutuhkan selama ibadah sangat besar. Kekurangan nutrisi bisa melemahkan imun dan membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit seperti heat stroke atau infeksi saluran napas.
Untuk mengatasinya, jemaah dianjurkan untuk tetap makan tiga kali sehari dengan menu seimbang. Dimulai dari karbohidrat, protein, lemak sehat, serta buah dan sayur. Jika sulit mendapatkan makanan lengkap, bisa membawa suplemen multivitamin, biskuit tinggi kalori, dan kacang-kacangan. Jangan lewatkan sarapan sebelum beraktivitas karena itu menjadi sumber energi awal yang sangat penting.
Umumnya, makan besar hanya disediakan di hotel dan dilakukan pada pagi, siang, dan malam. Namun, di sela-sela jam tersebut, tubuh bisa saja mulai kehilangan banyak tenaga dan membutuhkan tambahan energi. Oleh karena itu, membawa beberapa butri kurma dalam kantong atau tas kecil dapat menjadi solusi praktis saat lapar atau lelah.
Kurma adalah buah yang sangat cocok dikonsumsi di cuaca panas karena tinggi energi, mengandung gula alami, serta kaya akan kalium dan magnesium yang baik untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Selain itu, kurma juga merupakan sunah Nabi dan mudah didapatkan di Tanah Suci dalam kondisi segar maupun kering.
Suhu di Arab Saudi saat musim haji bisa mencapai lebih dari 45 celcius. Paparan langsung terhadap sinar matahari dapat menyebabkan kulit terbakar, pusing, atau bahkan heat stroke. Oleh karena itu, penting bagi jemaah untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi dampak langsung cuaca panas terhadap tubuh.
Beberapa APD yang sebaiknya dibawa dan digunakan adalah payung lipat, kacamata hitam, masker, alas kaki tebal, serta botol semprot kecil berisi air. Payung dan kacamata membantu mengurangi paparan sinar UV, sedangkan alas kaki melindungi dari panas menyengat lantai luar masjid. Masker melindungi saluran pernapasan dari debu, dan botol semprot bisa digunakan menyegarkan wajah dan leher saat cuaca terik.
Kurangnya waktu tidur atau istirahat dapat menurunkan daya tahan tubuh. Ibadah haji memang menguras tenaga dan waktu, tetapi memaksakan diri tanpa jeda bisa berbahaya, apalagi dalam suhu tinggi yang mempercepat kelelahan fisik.
Usahakan tidur malam minimal 6 jam dan sisihkan waktu untuk tidur siang singkat jika memungkinkan. Hindari begadang tanpa keperluan penting. Kemudian, jika berada di luar penginapan, manfaatkan tempat berteduh untuk beristirahat sejenak sebelum memulai aktivitas atau beribadah kembali.
Baca juga: Spiritual atau Sekadar Eksis, Begini Nasehat Ustaz untuk Generasi Muda yang Berhaji
Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para jamaah, terutama yang berasal dari negara-negara beriklim tropis atau subtropis yang tidak terbiasa dengan cuaca gurun. Merespons hal ini, pemerintah Arab Saudi telah memberikan imbauan dan persiapan khusus sejak jauh hari.
Baca juga: Arab Saudi Tangguhkan Visa 14 Negara, Termasuk Indonesia jelang Musim Haji
Sejumlah fasilitas pendingin tambahan, penyediaan air minum, serta penyuluhan kesehatan telah ditambahkan dan menjadi bagian penting dalam upaya menjaga keselamatan jamaah.
Kendati demikian, tanggung jawab terbesar tetap berada pada diri masing-masing jamaah untuk menjaga kondisi fisik mereka selama menjalani rangkaian ibadah.
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu para jamaah tetap sehat dan bugar selama menjalankan ibadah di tengah teriknya cuaca musim panas, berdasarkan imbauan Kemenag dan Kemenkes:
1. Jaga Cairan Tubuh Tetap Stabil
Cuaca panas ekstrem di Arab Saudi bisa menyebabkan tubuh kehilangan cairan dengan cepat, terutama saat beraktivitas di luar ruangan, seperti thawaf atau sa'i. Genhype jangan sepelekan dehidrasi ringan yang bisa terjadi, karena dapat menurunkan konsentrasi dan daya tayan tubuh.Padahal, ibadah haji membutuhkan tenaga dan ketahanan fisik tinggi. Cara praktis menjaga cairan tubuh adalah dengan minum air secara berkala, setidaknya satu gelas tiap jam. Pola minum berkala ini lebih efisien dibandingkan minum dalam jumlah banyak tetapi jarang, karena konsumsi air dalam jumlah besar sekaligus cenderung mempercepat keinginan buang air kecil. Jika diperlukan, tidak ada salahnya juga menyiapkan minuman oralit sebagai tambahan.
2. Makan teratur dan perhatikan gizi
Panas yang berlebihan dapat menyebabkan tubuh cepat lelah dan menurunkan nafsu makan. Padahal, energi yang dibutuhkan selama ibadah sangat besar. Kekurangan nutrisi bisa melemahkan imun dan membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit seperti heat stroke atau infeksi saluran napas.Untuk mengatasinya, jemaah dianjurkan untuk tetap makan tiga kali sehari dengan menu seimbang. Dimulai dari karbohidrat, protein, lemak sehat, serta buah dan sayur. Jika sulit mendapatkan makanan lengkap, bisa membawa suplemen multivitamin, biskuit tinggi kalori, dan kacang-kacangan. Jangan lewatkan sarapan sebelum beraktivitas karena itu menjadi sumber energi awal yang sangat penting.
3. Bawa bekal Kurma setiap beraktivitas panjang
Umumnya, makan besar hanya disediakan di hotel dan dilakukan pada pagi, siang, dan malam. Namun, di sela-sela jam tersebut, tubuh bisa saja mulai kehilangan banyak tenaga dan membutuhkan tambahan energi. Oleh karena itu, membawa beberapa butri kurma dalam kantong atau tas kecil dapat menjadi solusi praktis saat lapar atau lelah.Kurma adalah buah yang sangat cocok dikonsumsi di cuaca panas karena tinggi energi, mengandung gula alami, serta kaya akan kalium dan magnesium yang baik untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Selain itu, kurma juga merupakan sunah Nabi dan mudah didapatkan di Tanah Suci dalam kondisi segar maupun kering.
4. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
Suhu di Arab Saudi saat musim haji bisa mencapai lebih dari 45 celcius. Paparan langsung terhadap sinar matahari dapat menyebabkan kulit terbakar, pusing, atau bahkan heat stroke. Oleh karena itu, penting bagi jemaah untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi dampak langsung cuaca panas terhadap tubuh.Beberapa APD yang sebaiknya dibawa dan digunakan adalah payung lipat, kacamata hitam, masker, alas kaki tebal, serta botol semprot kecil berisi air. Payung dan kacamata membantu mengurangi paparan sinar UV, sedangkan alas kaki melindungi dari panas menyengat lantai luar masjid. Masker melindungi saluran pernapasan dari debu, dan botol semprot bisa digunakan menyegarkan wajah dan leher saat cuaca terik.
5. Istirahat cukup supaya imunitas tinggi
Kurangnya waktu tidur atau istirahat dapat menurunkan daya tahan tubuh. Ibadah haji memang menguras tenaga dan waktu, tetapi memaksakan diri tanpa jeda bisa berbahaya, apalagi dalam suhu tinggi yang mempercepat kelelahan fisik.Usahakan tidur malam minimal 6 jam dan sisihkan waktu untuk tidur siang singkat jika memungkinkan. Hindari begadang tanpa keperluan penting. Kemudian, jika berada di luar penginapan, manfaatkan tempat berteduh untuk beristirahat sejenak sebelum memulai aktivitas atau beribadah kembali.
Baca juga: Spiritual atau Sekadar Eksis, Begini Nasehat Ustaz untuk Generasi Muda yang Berhaji
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.