Ilustrasi live shopping afiliator (Sumber gambar: Freepik/wayhomestudio)

5 Strategi Jitu Jadi Afiliator, Fokus Satu Kategori sampai Perhatikan Interaksi

18 April 2025   |   20:00 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Keberanian memulai, pantang menyerah, dan semangat untuk terus belajar menjadi kunci utama proses transformasi dalam berkarya. Inilah kalimat yang dapat merangkum perjalanan Agustin Ningsih, sosok di balik akun live shopping 'tintintinwin'. 

Siapa sangka, dampak dari pemutusan hubungan kerja yang dialaminya mampu mendorong wanita 30 tahun ini untuk mengubah hidupnya dengan membangun karier sebagai konten kreator di platform e-commerce, dengan komisi tambahan hingga ratusan juta setiap bulannya. 

Dengan latar belakang pendidikan di bidang Akuntansi, Agustin kini dikenal sebagai kreator populer di kategori kecantikan, setelah memulai perjalanannya pada 2023. Dari hanya bermodal ponsel dan semangat belajar, dia kini mampu menciptakan sumber penghasilan utama sekaligus membuka lapangan kerja bagi orang lain. 

Baca juga: Tips Raup Cuan Jadi Affiliate Partner dengan Sebar Tautan 
 

Afiliator Agustin Ningsih (Sumber gambar: Shopee)

Afiliator Agustin Ningsih (Sumber gambar: Shopee)

Lantas apa saja strategi yang dijalankan oleh Agustin untuk sukses sebagai seorang afiliator digital? Berikut lima langkahnya.  
 

1. Mulai saja dulu, meski dari nol & serba terbatas

Tak sedikit orang yang menunda untuk memulai karena merasa belum siap. Agustin justru membuktikan bahwa kesiapan bisa dibentuk seiring perjalanan. Dia terjun ke dunia konten dan afiliasi tanpa pengalaman, hanya bermodalkan ponsel dan pencahayaan seadanya. 

“Bisa dibilang bahwa aku memulai karier sebagai kreator ini tanpa tahu apa-apa dan semua dimulai dari nol. Aku harus mempelajari semuanya dari awal,” ujar Agustin.

Keberanian untuk mencoba menjadi modal utamanya. Ketimbang menunggu semua sempurna, dia memilih untuk belajar sambil jalan. Langkah pertama ini mungkin tampak sederhana, tapi justru menjadi fondasi utama kesuksesan jangka panjangnya. 
 

2. Fokus pada satu kategori 

Saat awal memulai, Agustin mencoba menjual berbagai produk, dari sembako hingga aksesori. Akan tetapi seiring waktu, dia menyadari pentingnya fokus pada satu kategori yang sesuai dengan minat dan kebutuhan audiens. Pilihannya jatuh pada kecantikan yakni skincare dan makeup yang menjadi identitas kuat dalam setiap sesi live.

“Setelah pas dengan produk kecantikan, aku mulai fokus dan lebih serius mengembangkan kontennya,” ungkapnya.

Dengan mengusung tema “Cantikmu Kebutuhanmu”, Agustin tidak hanya menjual barang, tapi juga membuka ruang interaktif untuk konsultasi dan berbagi cerita. Hal ini menciptakan kedekatan yang membuat penontonnya merasa didengar dan dihargai. 
 

3. Manfaatkan fitur interaktif secara maksimal

Interaksi real-time menjadi kunci utama yang membedakan live streaming dari bentuk konten lainnya. Agustin tidak hanya tampil pasif di depan kamera, tapi juga aktif menjawab pertanyaan, memberikan demo produk secara langsung, hingga mencoba warna di wajah atau tangan agar penonton lebih yakin. 

“Banyak yang kasih feedback positif karena produk yang mereka beli dari live aku beneran cocok, sesuai ekspektasi, dan sama seperti yang sudah aku spill sebelumnya,” jelas Agustin.

Melibatkan penonton dalam proses menjadi cara ampuh membangun kepercayaan. Tak heran, beberapa produk seperti lip cream dan blush on yang dia tampilkan jadi favorit penonton dan rutin laris di sesi live-nya. 
 

4. Bangun sistem secara bertahap

Kesuksesan tak datang tiba-tiba. Agustin mulai dengan sesi live berdurasi 2–3 jam sendirian. Kini, dia punya studio pribadi, 10 karyawan, dan bahkan bisa menggelar sesi live selama 24 jam penuh berkat kehadiran tim co-host
.
“Semua ini bisa membawa aku untuk dapat membeli rumah bagi keluarga, membangun studio pribadi, mempekerjakan lebih dari 10 karyawan, hingga mewujudkan impian memberangkatkan orang tua ke Tanah Suci,” tuturnya.

Kuncinya adalah membangun sistem secara bertahap dan reinvestasi hasil yang diperoleh untuk memperkuat operasional. Kesabaran dan visi jangka panjang menjadi elemen penting dalam fase pertumbuhan ini. 
 

5. Belajar dari tren & adaptasi terus-menerus 

Di dunia digital, stagnan berarti tertinggal. Agustin terus menyesuaikan strategi dengan perkembangan tren dan kebiasaan pengguna. Saat minat terhadap skincare meningkat, dia menyelipkan produk pendukung seperti bedak atau lipstik agar relevan dengan kebutuhan audiens. Dia juga merambah ke video dengan konten yang lebih pendek dan padat.

Adaptasi ini bukan sekadar respons atas perubahan pasar, tapi juga bentuk inovasi berkelanjutan. Dengan memperluas kanal distribusi konten, Agustin memastikan dirinya tetap relevan di tengah persaingan yang makin ketat.

Kisah Agustin membuktikan bahwa kesuksesan di bidang affiliate bukan milik segelintir orang dengan modal besar. Dengan keberanian untuk mulai, kemauan belajar, dan kemampuan membangun koneksi dengan audiens seseorang bisa sukses menjadi afiliator.

Baca juga: Cara Kerja Shopee Affiliate, Peluang Cuan Tanpa Modal dan Stok Barang 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Berapa Sebenarnya Harga Barang Mewah yang Kamu Bayar?

BERIKUTNYA

Drakor Crushology 101 Catat Rating 0 Persen di Dua Episode Perdananya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: