Jadwal & Cara Melihat Hujan Meteor Eta Aquarids dan Lyrid
18 April 2025 |
15:30 WIB
2025 merupakan tahun yang istimewa lantaran sederet fenomena alam luar angkasa akan terjadi. Salah satunya adalah hujan meteor. Tercatat, akan ada 8 jenis hujan meteor yang akan terjadi sepanjang tahun ini. Dua di antaranya adalah Eta Aquriids dan Lyrids, yang dapat disaksikan pada April-Mei 2025.
Dikutip dari laman BRIN, hujan meteor merupakan fenomena tahunan yang terjadi pada waktu yang sama. Penyebab fenomena alam ini adalah debu sisa komet dan asteroid yang berada di orbit Bumi.
Jadi, hujan meteor akan terjadi ketika Bumi melewat lokasi tempat debut sisa komet dan asteroid berada. Hujan meteor Eta Aquarids dapat terlihat pada pertengahan April-Mei 2024. Sementara itu, hujan meteor Lyrids dapat terlihat pada pertengahan April.
Baca juga: Daftar Fenomena Astronomi Hujan Meteor Sepanjang 2025
Dikutip dari laman NASA, Eta Aquarids mencapai puncak setiap awal Mei. Meteor-meteor Eta Aquarids terkenal karena kecepatannya, yakni melesat ke atmosfer Bumi dengan kecepatan sekitar 65,4 kilometer per detik atau 40,7 mil per detik.
Meteor yang sangat cepat ini dapat meninggalkan jejak cahaya bersinar (potongan debu berpijar yang tertinggal di belakang meteor) yang bertahan selama beberapa detik hingga menit. Selama puncak Eta Aquarid, akan ada sekitar 50 meteor per jam dapat terlihat.
Potongan ruang angkasa yang menciptakan meteor Eta Aquarids berasal dari komet 1P/Halley. Setiap kali komet itu kembali ke bagian dalam tata surya, intinya akan melepaskan lapisan es dan batuan ke luar angkasa.
Butiran debu ini kemudian menjadi Eta Aquarids pada Mei dan menjadi Orionid pada Oktober ketika bertabrakan dengan atmosfer Bumi. Komet tersebut memerlukan waktu sekitar 76 tahun saat mengelilingi matahari satu kali.
Komet Halley terlihat terakhir kali dalam pengamatan biasa pada 1986. Komet tersebut baru akan kembali memasuki bagian dalam tata surya diperkirakan pada 2061. Komet ini ditemukan oleh Edmund Halley pada 1705, yang meramalkan orbitnya berdasarkan pengamatan komet-komet masa lalu. Dia pun menyimpulkan bahwa semua itu sebenarnya adalah komet yang sama.
Halley adalah komet paling terkenal dan telah diamati selama berabad-abad. Komet ini juga muncul dalam permadani Bayeux, yang mengisahkan Pertempuran Hastings pada 1066. Ukuran komet Halley sekitar 16 x 8 x 8 kilometer dan merupakan salah satu objek paling gelap di tata surya, dengan tingkat reflektivitas atau albedo hanya 0,03.
Hujan meteor Eta Aquarids akan terjadi mulai 20 April sampai 21 Mei 2025. Adapun, malam puncak fenomena alam ini akan terjadi pada 5-6 Mei 2025.
Sementara itu, Lyrid terkenal karena kecepatan dan terangnya. Meskipun tidak secepat atau sebanyak Perseids yang terkenal pada Agustus, Lyrid dapat mengejutkan para pengamat lantaran bisa mencapai 100 meteor yang terlihat dalam satu jam.
Penampakan hujan meteor lyrid yang lebih lebat ini terjadi pada 1803 (Virginia), 1922 (Yunani), 1945 (Jepang), dan 1982 (AS). Secara umum, 10-20 meteor Lyrid dapat terlihat per jam selama puncaknya.
Lyrid cenderung tidak meninggalkan jejak debu panjang yang bersinar di belakangnya saat melesat melalui atmosfer Bumi, tetapi mereka dapat menghasilkan kilatan terang sesekali yang disebut bola api.
Hujan meteor Lyrids berasal dari sisa partikel komet dan pecahan asteroid. Saat mengitari Matahari, komet meninggalkan jejak debu di belakangnya. Setiap tahun, Bumi melewati jejak puing-puing ini sehingga memungkinkan ada tabrakan antara serpihan itu dengan atmosfer bumi dan hancur membentuk garis-garis berwarna-warni di langit.
Potongan-potongan puing angkasa yang berinteraksi dengan atmosfer bumi untuk menciptakan Lyrid berasal dari Komet C/1861 G1 Thatcher. Komet Thatcher ditemukan pada 5 April 1861 oleh AE Thatcher. Dilansir dari situs NASA, hujan meteor ini akan terjadi dari 17 April hingga 26 April 2025 dengan malam puncak pada 21-22 April.
Setelah sekitar 30 menit dalam kegelapan, mata akan beradaptasi dan akan mulai melihat meteor. Pertunjukan itu biasanya akan berlangsung hingga fajar. Jadi, Genhyhpe punya banyak waktu untuk melihatnya.
Eta Aquarid dapat dilihat di Belahan Bumi Utara dan Selatan pada waktu-waktu sebelum fajar. Belahan bumi selatan lebih cocok untuk melihat Eta Aquarid lantaran belahan Bumi utara hanya memiliki sekitar 10 meteor per jam mengingat lokasi pengamatan radian dari lintang yang berbeda.
Konstelasi Aquarius – rumah bagi radian Eta Aquariis – berada lebih tinggi di langit di belahan Bumi selatan daripada di belahan Bumi utara. Di belahan Bumi utara, meteor Eta Aquarid lebih sering terlihat sebagai Earthgrazers.
Baca juga: Viral Meteor Jatuh Terangi Langit Portugal & Spanyol, Begini Penjelasan Badan Antariksa Eropa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Dikutip dari laman BRIN, hujan meteor merupakan fenomena tahunan yang terjadi pada waktu yang sama. Penyebab fenomena alam ini adalah debu sisa komet dan asteroid yang berada di orbit Bumi.
Jadi, hujan meteor akan terjadi ketika Bumi melewat lokasi tempat debut sisa komet dan asteroid berada. Hujan meteor Eta Aquarids dapat terlihat pada pertengahan April-Mei 2024. Sementara itu, hujan meteor Lyrids dapat terlihat pada pertengahan April.
Baca juga: Daftar Fenomena Astronomi Hujan Meteor Sepanjang 2025
Dikutip dari laman NASA, Eta Aquarids mencapai puncak setiap awal Mei. Meteor-meteor Eta Aquarids terkenal karena kecepatannya, yakni melesat ke atmosfer Bumi dengan kecepatan sekitar 65,4 kilometer per detik atau 40,7 mil per detik.
Meteor yang sangat cepat ini dapat meninggalkan jejak cahaya bersinar (potongan debu berpijar yang tertinggal di belakang meteor) yang bertahan selama beberapa detik hingga menit. Selama puncak Eta Aquarid, akan ada sekitar 50 meteor per jam dapat terlihat.
Potongan ruang angkasa yang menciptakan meteor Eta Aquarids berasal dari komet 1P/Halley. Setiap kali komet itu kembali ke bagian dalam tata surya, intinya akan melepaskan lapisan es dan batuan ke luar angkasa.
Butiran debu ini kemudian menjadi Eta Aquarids pada Mei dan menjadi Orionid pada Oktober ketika bertabrakan dengan atmosfer Bumi. Komet tersebut memerlukan waktu sekitar 76 tahun saat mengelilingi matahari satu kali.
Komet Halley terlihat terakhir kali dalam pengamatan biasa pada 1986. Komet tersebut baru akan kembali memasuki bagian dalam tata surya diperkirakan pada 2061. Komet ini ditemukan oleh Edmund Halley pada 1705, yang meramalkan orbitnya berdasarkan pengamatan komet-komet masa lalu. Dia pun menyimpulkan bahwa semua itu sebenarnya adalah komet yang sama.
Halley adalah komet paling terkenal dan telah diamati selama berabad-abad. Komet ini juga muncul dalam permadani Bayeux, yang mengisahkan Pertempuran Hastings pada 1066. Ukuran komet Halley sekitar 16 x 8 x 8 kilometer dan merupakan salah satu objek paling gelap di tata surya, dengan tingkat reflektivitas atau albedo hanya 0,03.
Hujan meteor Eta Aquarids akan terjadi mulai 20 April sampai 21 Mei 2025. Adapun, malam puncak fenomena alam ini akan terjadi pada 5-6 Mei 2025.
Sementara itu, Lyrid terkenal karena kecepatan dan terangnya. Meskipun tidak secepat atau sebanyak Perseids yang terkenal pada Agustus, Lyrid dapat mengejutkan para pengamat lantaran bisa mencapai 100 meteor yang terlihat dalam satu jam.
Penampakan hujan meteor lyrid yang lebih lebat ini terjadi pada 1803 (Virginia), 1922 (Yunani), 1945 (Jepang), dan 1982 (AS). Secara umum, 10-20 meteor Lyrid dapat terlihat per jam selama puncaknya.
Lyrid cenderung tidak meninggalkan jejak debu panjang yang bersinar di belakangnya saat melesat melalui atmosfer Bumi, tetapi mereka dapat menghasilkan kilatan terang sesekali yang disebut bola api.
Hujan meteor Lyrids berasal dari sisa partikel komet dan pecahan asteroid. Saat mengitari Matahari, komet meninggalkan jejak debu di belakangnya. Setiap tahun, Bumi melewati jejak puing-puing ini sehingga memungkinkan ada tabrakan antara serpihan itu dengan atmosfer bumi dan hancur membentuk garis-garis berwarna-warni di langit.
Potongan-potongan puing angkasa yang berinteraksi dengan atmosfer bumi untuk menciptakan Lyrid berasal dari Komet C/1861 G1 Thatcher. Komet Thatcher ditemukan pada 5 April 1861 oleh AE Thatcher. Dilansir dari situs NASA, hujan meteor ini akan terjadi dari 17 April hingga 26 April 2025 dengan malam puncak pada 21-22 April.
Cara Melihat Hujan Meteor Eta Aquarids dan Lyrids
Lyrid paling baik dilihat di belahan Bumi utara saat waktu gelap, yakni setelah bulan terbenam dan sebelum fajar. Jadi, Genhyhpe perlu mencari area yang jauh dari lampu kota atau lampu jalan. Kedua, persiapkan diri dengan membawa beberapa peralatan, seperti kantong tidur, selimut, atau kursi taman. Kalian dapat berbaring dengan kaki menghadap ke timur dan lihat ke atas.Setelah sekitar 30 menit dalam kegelapan, mata akan beradaptasi dan akan mulai melihat meteor. Pertunjukan itu biasanya akan berlangsung hingga fajar. Jadi, Genhyhpe punya banyak waktu untuk melihatnya.
Eta Aquarid dapat dilihat di Belahan Bumi Utara dan Selatan pada waktu-waktu sebelum fajar. Belahan bumi selatan lebih cocok untuk melihat Eta Aquarid lantaran belahan Bumi utara hanya memiliki sekitar 10 meteor per jam mengingat lokasi pengamatan radian dari lintang yang berbeda.
Konstelasi Aquarius – rumah bagi radian Eta Aquariis – berada lebih tinggi di langit di belahan Bumi selatan daripada di belahan Bumi utara. Di belahan Bumi utara, meteor Eta Aquarid lebih sering terlihat sebagai Earthgrazers.
Baca juga: Viral Meteor Jatuh Terangi Langit Portugal & Spanyol, Begini Penjelasan Badan Antariksa Eropa
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.