Peringatan Hari Hemofilia Sedunia 2025, Kemudahan Akses Perawatan Terus Didorong
17 April 2025 |
09:49 WIB
Tanggal 17 April diperingati di seluruh dunia sebagai Hari Hemofilia Sedunia atau World Hemophilia Day. Momentum tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan kepedulian masyarakat luas mengenai penyakit hemofilia.
Mengutip dari Kemenkes, Hemofilia merupakan kelainan darah bawaan yang mengganggu proses pembekuan darah sehingga menyebabkan pendarahan yang lebih lama dan sulit dihentikan. Penyebabnya adalah kekurangan salah satu faktor pembekuan darah, seperti faktor VIII (hemofilia A) atau faktor IX (hemofilia B).
Hemofilia terjadi karena tubuh tidak mampu menghasilkan cukup faktor pembekuan darah, protein yang diperlukan untuk menghentikan pendarahan. Penyakit ini termasuk genetik yang dapat diturunkan dari orang tua ke anak, terutama pada anak laki-laki.
Baca juga: Begini Sejarah Hari Hemofilia Sedunia yang Diperingati Setiap 17 April
Hemofilia terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu hemofilia A, B, dan C. Hemofilia A disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan VIII, hemofilia B oleh kekurangan faktor IX, dan hemofilia C oleh rendahnya kadar faktor XI.
Di antara ketiganya, hemofilia A dan B merupakan jenis yang paling sering dijumpai, sementara hemofilia C tergolong langka. Umumnya, penyakit hemofilia juga masih dibagi lagi berdasarkan kategori skala, seperti ringan, sedang, atau berat, tergantung pada seberapa besar kadar faktor pembekuan dalam darah penderita.
Mengutip dari Healthline, hemofilia saat ini telah memengaruhi banyak orang di dunia, terutama laki-laki. Namun, angka pasti jumlah penderita hemofilia di dunia belum diketahui secara jelas.
Sebuah meta-analisis tahun 2019 menyebutkan bahwa sekitar 1.125.000 pria di seluruh dunia mengidap hemofilia. Hemofilia A merupakan jenis hemofilia yang paling umum, mencakup 80-90 persen kasus hemofilia.
Pada tanggal 17 April 2025, komunitas gangguan pendarahan global akan berkumpul untuk merayakan Hari Hemofilia Sedunia. Acara global ini didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran tentang hemofilia dan gangguan pendarahan lainnya, mendukung individu dan keluarga yang terkena dampak kondisi ini, dan mengadvokasi peningkatan akses terhadap perawatan.
Federasi Hemofilia Dunia (WFH) telah memilih " Akses untuk Semua: Perempuan dan Anak Perempuan Juga Menderita Hemofilia " sebagai tema tahun ini. Tema ini menjadi pesan kuat untuk menyoroti isu hangat yang tengah jadi sorotan di komunitas.
Sebab, saat ini, perempuan dan anak perempuan dengan gangguan pendarahan masih kurang terdiagnosis dan terlayani. Oleh karena itu, Hari Hemofilia Sedunia ini diharapkan jadi momentum baru untuk mengubah hal tersebut.
Komunitas berharap melalui pengenalan, diagnosis, pengobatan, dan perawatan, kualitas hidup perempuan dan anak perempuan akan meningkat, dan komunitas gangguan pendarahan akan menjadi lebih kuat.
"Mengenali perempuan dan anak perempuan dengan gangguan pendarahan merupakan tonggak penting bagi komunitas kita. Di masa lalu, mereka sering kali dipandang hanya sebagai pembawa alih-alih individu dengan gangguan pendarahan. Sekarang saatnya untuk sepenuhnya menerima dan mengakui pengalaman serta perjuangan mereka," tegas Presiden World Federation of Hemophilia Cesar Garrido dalam laman resminya.
Ada banyak cara untuk turut terbilat dalam peringatan penting ini. Bagi pasien atau keluarga pasien, mereka dapat mendorong wanita dan anak perempuan untuk berbagi pengalaman mereka terhadap pengobatan gangguan pendarahan.
Kisah pribadi ini akan menciptakan hubungan lebih dekat dengan publik sekaligus menjadi penanda mereka tak pernah sendirian dalam perjalanannya. Jangan lupa, gunakan pula tagar #NBDFWHD #WHD2025 #WomenAndGirlsBleedToo.
Selain itu, seseorang juga bisa menjadikan hari ini sebagai momentum untuk belajar atau menyebarkan informasi ke orang lain. Dengan menyebarkan informasi ke teman, keluarga, dan kolega, diharapkan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat luas.
Selain itu, pihaknya juga mendorong para pendukungnya untuk mengenakan pakaian merah pada Hari Hemofilia Sedunia. Dukungan yang tampak ini dapat memicu perbincangan tentang gangguan pendarahan dan dampaknya terhadap wanita dan anak perempuan.
Baca juga: Kasus Terus Meningkat, Akses Pengobatan Hemofilia di Indonesia Perlu diperluas
Mengutip dari Kemenkes, Hemofilia merupakan kelainan darah bawaan yang mengganggu proses pembekuan darah sehingga menyebabkan pendarahan yang lebih lama dan sulit dihentikan. Penyebabnya adalah kekurangan salah satu faktor pembekuan darah, seperti faktor VIII (hemofilia A) atau faktor IX (hemofilia B).
Hemofilia terjadi karena tubuh tidak mampu menghasilkan cukup faktor pembekuan darah, protein yang diperlukan untuk menghentikan pendarahan. Penyakit ini termasuk genetik yang dapat diturunkan dari orang tua ke anak, terutama pada anak laki-laki.
Baca juga: Begini Sejarah Hari Hemofilia Sedunia yang Diperingati Setiap 17 April
Hemofilia terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu hemofilia A, B, dan C. Hemofilia A disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan VIII, hemofilia B oleh kekurangan faktor IX, dan hemofilia C oleh rendahnya kadar faktor XI.
Di antara ketiganya, hemofilia A dan B merupakan jenis yang paling sering dijumpai, sementara hemofilia C tergolong langka. Umumnya, penyakit hemofilia juga masih dibagi lagi berdasarkan kategori skala, seperti ringan, sedang, atau berat, tergantung pada seberapa besar kadar faktor pembekuan dalam darah penderita.
Mengutip dari Healthline, hemofilia saat ini telah memengaruhi banyak orang di dunia, terutama laki-laki. Namun, angka pasti jumlah penderita hemofilia di dunia belum diketahui secara jelas.
Sebuah meta-analisis tahun 2019 menyebutkan bahwa sekitar 1.125.000 pria di seluruh dunia mengidap hemofilia. Hemofilia A merupakan jenis hemofilia yang paling umum, mencakup 80-90 persen kasus hemofilia.
Tema Hari Hemofilia Sedunia
Pada tanggal 17 April 2025, komunitas gangguan pendarahan global akan berkumpul untuk merayakan Hari Hemofilia Sedunia. Acara global ini didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran tentang hemofilia dan gangguan pendarahan lainnya, mendukung individu dan keluarga yang terkena dampak kondisi ini, dan mengadvokasi peningkatan akses terhadap perawatan.
Federasi Hemofilia Dunia (WFH) telah memilih " Akses untuk Semua: Perempuan dan Anak Perempuan Juga Menderita Hemofilia " sebagai tema tahun ini. Tema ini menjadi pesan kuat untuk menyoroti isu hangat yang tengah jadi sorotan di komunitas.
Sebab, saat ini, perempuan dan anak perempuan dengan gangguan pendarahan masih kurang terdiagnosis dan terlayani. Oleh karena itu, Hari Hemofilia Sedunia ini diharapkan jadi momentum baru untuk mengubah hal tersebut.
Komunitas berharap melalui pengenalan, diagnosis, pengobatan, dan perawatan, kualitas hidup perempuan dan anak perempuan akan meningkat, dan komunitas gangguan pendarahan akan menjadi lebih kuat.
"Mengenali perempuan dan anak perempuan dengan gangguan pendarahan merupakan tonggak penting bagi komunitas kita. Di masa lalu, mereka sering kali dipandang hanya sebagai pembawa alih-alih individu dengan gangguan pendarahan. Sekarang saatnya untuk sepenuhnya menerima dan mengakui pengalaman serta perjuangan mereka," tegas Presiden World Federation of Hemophilia Cesar Garrido dalam laman resminya.
Ada banyak cara untuk turut terbilat dalam peringatan penting ini. Bagi pasien atau keluarga pasien, mereka dapat mendorong wanita dan anak perempuan untuk berbagi pengalaman mereka terhadap pengobatan gangguan pendarahan.
Kisah pribadi ini akan menciptakan hubungan lebih dekat dengan publik sekaligus menjadi penanda mereka tak pernah sendirian dalam perjalanannya. Jangan lupa, gunakan pula tagar #NBDFWHD #WHD2025 #WomenAndGirlsBleedToo.
Selain itu, seseorang juga bisa menjadikan hari ini sebagai momentum untuk belajar atau menyebarkan informasi ke orang lain. Dengan menyebarkan informasi ke teman, keluarga, dan kolega, diharapkan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat luas.
Selain itu, pihaknya juga mendorong para pendukungnya untuk mengenakan pakaian merah pada Hari Hemofilia Sedunia. Dukungan yang tampak ini dapat memicu perbincangan tentang gangguan pendarahan dan dampaknya terhadap wanita dan anak perempuan.
Baca juga: Kasus Terus Meningkat, Akses Pengobatan Hemofilia di Indonesia Perlu diperluas
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.