Komang Jadi Film Rilisan Lebaran Ketiga Tembus 2 Juta Penonton

Film Komang berhasil mencetak prestasi gemilang dengan menembus 2 juta penonton di bioskop hanya dalam waktu 14 hari sejak perilisannya. Capaian ini menempatkan Komang sebagai rilisan Lebaran ketiga yang mampu meraih angka penonton di atas dua juta.

Sebelumnya, Pabrik Gula dan Jumbo yang lebih dahulu mencatatkan prestasi serupa. Pabrik Gula saat ini bahkan sudah meraih sekitar 3,9 juta penonton, sedangkan Jumbo meraih 3,2 juta penonton. Keduanya kini tengah menuju ke angka 4 juta penonton.

Sementara itu, film rilisan Lebaran lain, Qodrat 2, kini mencatatkan 1,8 juta penonton dan akan segera menuju ke 2 juta penonton. Adapun, satu rilisan Lebaran lain, yakni Norma: Antara Mertua dan Menantu masih berada di angka 650.000-an penonton.

Baca juga: Sinopsis & Daftar Pemain Film Komang, Diangkat dari Kisah Nyata Raim Laode

“Alhamdulillah dan terima kasih banyak untuk 2.000.000++ penonton yang sudah memilih Komang menjadi tontonan bersama orang disayang,” tulis pengumuman resmi film Komang di Instagram.

Performa film Komang memang penuh kejutan. Meski hanya mampu meraih 60.000-an pada penayangan hari pertama, secara perlahan film ini mulai menarik perhatian banyak orang.

Film ini kemudian meraih 1 juta penonton pertamanya setelah sembilan hari rilis di bioskop. Kini, setelah dua pekan, film ini meraih 2 juta penonton. Komang, yang diangkat dari lagu populer milik Raim Laode kini mencatatkan diri sebagai salah satu film adaptasi lagu tersukses di Indonesia.

Dengan tren positif ini, Komang diprediksi masih akan terus bertambah penontonnya dalam pekan-pekan mendatang, terlebih dengan dukungan word of mouth yang kuat dan jadwal pemutaran yang masih luas.

Film Komang menampilkan kisah cinta antara Ode dan istrinya, Komang, yang disajikan dengan sentuhan manis dan narasi yang mendalam. Cerita dalam film ini diadaptasi dari kisah nyata kehidupan Raim Laode, seorang komedian dan musikus, bersama pasangannya, Komang Ade Widiandari.

Diperankan oleh Kiesha Alvaro dan Aurora Ribero, film ini menggambarkan lika-liku asmara Ode, pemuda Buton yang religius dan tertarik pada dunia musik serta stand-up comedy, dengan Komang, perempuan dari keluarga transmigran asal Bali yang menetap di Baubau, Sulawesi Tenggara.

Meski berasal dari budaya yang berbeda, cinta tumbuh di antara mereka sejak pertemuan pertama. Namun, perjalanan cinta mereka tidak selalu mulus. Ode harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk mengejar karier di dunia hiburan dan kehadiran sosok lain yang memiliki keyakinan serupa dengan Komang, yang menguji keteguhan cinta mereka.

Lewat arahan sutradara Naya Anindita, film ini mengajak penonton menelusuri perjalanan cinta dua insan dengan latar belakang berbeda. Naskah film ini ditulis oleh Evelyn Afnilia, salah satu yang kerap mencetak box office.
 
Dalam sebuah kesempatan, sutradara Naya Anindita pernah mengungkapkan bahwa proses pembuatan film Komang bukanlah hal yang mudah. Tantangan utama datang dari posisi film yang berada di persimpangan antara genre romansa, fiksi, dan biopik.

Sebelum memulai produksi, Naya meluangkan waktu untuk berdiskusi secara intens dengan produser serta pemilik cerita, demi memastikan bahwa visi mereka sejalan dan hasil akhirnya dapat tercapai secara maksimal.

Pada intinya, benang merah yang ingin dihadirkan dalam film ini adalah perayaan cinta, sebuah kisah tentang perjuangan cinta yang penuh liku antara dua insan manusia. Bagi Naya, Komang memiliki arti khusus, bukan hanya karena kekuatan ceritanya, tetapi juga karena film ini menandai karya film panjang kelima dalam perjalanan kariernya di dunia perfilman.

Baca juga: 5 Karya Sinema Besutan Sutradara Naya Anindita, Imperfect The Series sampai Film Komang

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)