Catat! Puncak Arus Balik Lebaran Diprediksi Jatuh pada 5 & 6 April 2025
02 April 2025 |
17:30 WIB
Puncak arus balik Lebaran 2025 diprediksi terjadi pada 5 dan 6 April 2025. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Perhubungan RI berdasarkan Survei Potensi Pergerakan Masyarakat selama Libur Lebaran 2025. Masyarakat pun diimbau untuk mengatur waktu kepulangan mudik dengan bijak, hindari tanggal prediksi puncak arus balik.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, diprediksi puncak arus balik Lebaran 2025 terjadi pada 5 dan 6 April 2025, dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 31,49 juta orang.
Hasil survei itu menyebut puncak arus balik pada 6 April 2025 atau H+5 Lebaran diprediksi akan didominasi oleh pengendara mobil pribadi sebanyak 6,97 juta. Potensi kepadatan mobil pribadi akan terjadi di Tol Trans Jawa, di mana angkanya diprediksi akan mencapai 7,95 juta.
Baca Juga: Tips Memilih Moda Transportasi & Waktu Terbaik Arus Balik Lebaran 2025
Selain mobil pribadi, masyarakat yang melakukan perjalanan arus balik Lebaran pada 6 April 2025 juga banyak yang menggunakan sepada motor yakni diprediksi mencapai 2,3 juta. Potensi kepadatan sepeda motor akan terjadi di jalan arteri atau alternatif, di mana angkanya diprediksi mencapai 4,41 juta.
"[Puncak] arus balik rencana prediksinya 5 atau 6 [April] tentunya kita harus melakukan langkah-langkah strategis dengan semua stakeholder kaitannya dengan tata kelola rekayasa lalulintas,” kata Agus dikutip dari situs resmi Korlantas Polri.
Agus menjelaskan penerapan contraflow akan dimulai dari KM 70 hingga KM 47 Tol Jakarta-Cikampek, apabila arus lalu lintas masih cukup tinggi akan di perpanjang hingga KM 36.
“Contraflow dari KM 70 hingga KM 47, sampai nanti kita perpanjang di KM 36 dari contraflow ini nantinya akan lihat parameter-parameter jumlah traffic counting termasuk visi rasio yang kita langsung lihat di lapangan,” terangnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan akan diterapkan one way lokal tahap pertama dari KM 188 Palimanan hingga KM 70 Cikatama. Apabila lonjakan arus kendaraan masih tinggi, akan diberlakukan skema contraflow tahap kedua dari KM 246 hingga KM 188.
"Kebangkitan arus pada tanggal 3 [April] kami sudah akan lakukan one way lokal, one way lokal tahap pertama kami berlakukan dari KM188 Palimanan hingga KM 70 Cikatama. Apabila di tanggal 4 masih ada bangkitan yang cukup deras dari arah timur menuju Jakarta, kami akan lakukan contraflow tahap 2 dari KM 246 – KM 188,” jelasnya.
Namun, jika lonjakan masih terjadi hingga 5 April 2025, one way lokal akan kembali diperpanjang. Sementara one way nasional dilakukan pada 6 April 2025.
“Mana kala masih terjadi bangkitan, tanggal 5 akan kita perpanjang lagi one way mungkin dari Batang, termasuk juga barangkali dari 414. Karena pada tanggal 6, flag out daripada one way nasional yang akan dilepas oleh Bapak Kapolri dan Pak Menteri Perhubungan itu rencana tanggal 6 pagi,” kata Kakorlantas.
Sebagai langkah antisipasi, Agus juga mengimbau kepada para pemudik agar mempersiapkan perjalanan dengan optimal. “Kami mengimbau kepada pemudik pada saat arus balik agar betul-betul menyiapkan perjalanan dengan optimal jaga kesehatan pastikan kendaraan sehat sehingga perjalanan rekan-rekan selamat sampai tujuan,” tutupnya.
Jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan selama mudik juga berkurang drastis, dari 324 korban pada 2024 menjadi 223 korban pada 2025, yang berarti turun 32%. Meski demikian, Kakorlantas tetap berkomitmen untuk mengamankan arus balik Lebaran 2025 serta mengantisipasi potensi kecelakaan saat arus balik.
“Arus mudik telah berjalan dengan baik alhamdulillah jumlah kecelakaan juga menurun, jumlah fatalitas korban juga menurun, kami mengharapkan pada saat arus balik untuk tidak terjadi kecelakaan,” ucapnya.
Sebagai tindak lanjut, Kapolri selaku Penanggung Jawab Kebijakan Operasi (PJKO) meminta evaluasi terhadap berbagai strategi rekayasa lalu lintas, seperti contraflow, one way lokal, dan one way nasional. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan kelancaran arus balik dan mengurangi risiko kecelakaan.
“Hasil analisa dan evaluasi dari bapak kapolri selaku PJKO kami diperintahkan untuk mengevaluasi cara bertindak baik itu contraflow, one way lokal dan one way nasional,” jelasnya.
Korlantas Polri telah menyiapkan langkah-langkah pengamanan khusus terutama di KM 37 hingga KM 70, termasuk pengawasan di rest area. Personel dari Satuan Sabhara serta unit lalu lintas, khususnya Tim Urai, telah dikerahkan untuk memastikan kelancaran arus kendaraan.
Selain itu, Korlantas juga akan melakukan gladi tol fungsional dari Sadang hingga KM 34. Jalur ini disiapkan untuk mengalihkan arus balik dari Bandung yang sebelumnya harus melewati KM 66 Cikampek. Dengan pengalihan ini, kendaraan dapat keluar lebih awal di KM 34, sehingga arus lalu lintas lebih terurai dan tidak menumpuk di titik rawan kemacetan.
“Kami akan melakukan gladi tol fungsional dari Sadang sampai KM 34 yang mana arus balik dari Bandung tadinya croasing di KM 66. Belum nyampe KM 66 Cikampek akan kita alihkan melalui Sadang tol fungsional hingga keluar di KM 34,” tutup Agus.
Baca Juga: Cara Berobat dengan BPJS Kesehatan di Kampung Halaman
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, diprediksi puncak arus balik Lebaran 2025 terjadi pada 5 dan 6 April 2025, dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 31,49 juta orang.
Hasil survei itu menyebut puncak arus balik pada 6 April 2025 atau H+5 Lebaran diprediksi akan didominasi oleh pengendara mobil pribadi sebanyak 6,97 juta. Potensi kepadatan mobil pribadi akan terjadi di Tol Trans Jawa, di mana angkanya diprediksi akan mencapai 7,95 juta.
Baca Juga: Tips Memilih Moda Transportasi & Waktu Terbaik Arus Balik Lebaran 2025
Selain mobil pribadi, masyarakat yang melakukan perjalanan arus balik Lebaran pada 6 April 2025 juga banyak yang menggunakan sepada motor yakni diprediksi mencapai 2,3 juta. Potensi kepadatan sepeda motor akan terjadi di jalan arteri atau alternatif, di mana angkanya diprediksi mencapai 4,41 juta.
Skema Contraflow hingga Oneway
Jadwal puncak arus balik Lebaran pada 5 dan 6 April 2025 juga dikonfirmasi oleh Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho. Dia mengungkapkan bahwa arus balik Lebaran 2025 diprediksi akan terjadi pada 5-6 April 2025. Oleh karena itu, pihaknya akan menerapkan berbagai skema mulai dari contraflow hingga oneway."[Puncak] arus balik rencana prediksinya 5 atau 6 [April] tentunya kita harus melakukan langkah-langkah strategis dengan semua stakeholder kaitannya dengan tata kelola rekayasa lalulintas,” kata Agus dikutip dari situs resmi Korlantas Polri.
Agus menjelaskan penerapan contraflow akan dimulai dari KM 70 hingga KM 47 Tol Jakarta-Cikampek, apabila arus lalu lintas masih cukup tinggi akan di perpanjang hingga KM 36.
“Contraflow dari KM 70 hingga KM 47, sampai nanti kita perpanjang di KM 36 dari contraflow ini nantinya akan lihat parameter-parameter jumlah traffic counting termasuk visi rasio yang kita langsung lihat di lapangan,” terangnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan akan diterapkan one way lokal tahap pertama dari KM 188 Palimanan hingga KM 70 Cikatama. Apabila lonjakan arus kendaraan masih tinggi, akan diberlakukan skema contraflow tahap kedua dari KM 246 hingga KM 188.
"Kebangkitan arus pada tanggal 3 [April] kami sudah akan lakukan one way lokal, one way lokal tahap pertama kami berlakukan dari KM188 Palimanan hingga KM 70 Cikatama. Apabila di tanggal 4 masih ada bangkitan yang cukup deras dari arah timur menuju Jakarta, kami akan lakukan contraflow tahap 2 dari KM 246 – KM 188,” jelasnya.
Namun, jika lonjakan masih terjadi hingga 5 April 2025, one way lokal akan kembali diperpanjang. Sementara one way nasional dilakukan pada 6 April 2025.
“Mana kala masih terjadi bangkitan, tanggal 5 akan kita perpanjang lagi one way mungkin dari Batang, termasuk juga barangkali dari 414. Karena pada tanggal 6, flag out daripada one way nasional yang akan dilepas oleh Bapak Kapolri dan Pak Menteri Perhubungan itu rencana tanggal 6 pagi,” kata Kakorlantas.
Sebagai langkah antisipasi, Agus juga mengimbau kepada para pemudik agar mempersiapkan perjalanan dengan optimal. “Kami mengimbau kepada pemudik pada saat arus balik agar betul-betul menyiapkan perjalanan dengan optimal jaga kesehatan pastikan kendaraan sehat sehingga perjalanan rekan-rekan selamat sampai tujuan,” tutupnya.
Siaga di Arus Balik
Agus juga menjelaskan bahwa arus mudik Lebaran 2025 telah berjalan dengan baik, sebagaimana angka kecelakaan dan fatalitas korban mengalami penurunan. Dia memaparkan sejak Operasi Ketupat dimulai pada 23 Maret hingga 2 April 2025, jumlah kecelakaan turun dari 2.152 kasus menjadi 1.477 kasus, atau turun sebesar 31,37 persen.Jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan selama mudik juga berkurang drastis, dari 324 korban pada 2024 menjadi 223 korban pada 2025, yang berarti turun 32%. Meski demikian, Kakorlantas tetap berkomitmen untuk mengamankan arus balik Lebaran 2025 serta mengantisipasi potensi kecelakaan saat arus balik.
“Arus mudik telah berjalan dengan baik alhamdulillah jumlah kecelakaan juga menurun, jumlah fatalitas korban juga menurun, kami mengharapkan pada saat arus balik untuk tidak terjadi kecelakaan,” ucapnya.
Sebagai tindak lanjut, Kapolri selaku Penanggung Jawab Kebijakan Operasi (PJKO) meminta evaluasi terhadap berbagai strategi rekayasa lalu lintas, seperti contraflow, one way lokal, dan one way nasional. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan kelancaran arus balik dan mengurangi risiko kecelakaan.
“Hasil analisa dan evaluasi dari bapak kapolri selaku PJKO kami diperintahkan untuk mengevaluasi cara bertindak baik itu contraflow, one way lokal dan one way nasional,” jelasnya.
Korlantas Polri telah menyiapkan langkah-langkah pengamanan khusus terutama di KM 37 hingga KM 70, termasuk pengawasan di rest area. Personel dari Satuan Sabhara serta unit lalu lintas, khususnya Tim Urai, telah dikerahkan untuk memastikan kelancaran arus kendaraan.
Selain itu, Korlantas juga akan melakukan gladi tol fungsional dari Sadang hingga KM 34. Jalur ini disiapkan untuk mengalihkan arus balik dari Bandung yang sebelumnya harus melewati KM 66 Cikampek. Dengan pengalihan ini, kendaraan dapat keluar lebih awal di KM 34, sehingga arus lalu lintas lebih terurai dan tidak menumpuk di titik rawan kemacetan.
“Kami akan melakukan gladi tol fungsional dari Sadang sampai KM 34 yang mana arus balik dari Bandung tadinya croasing di KM 66. Belum nyampe KM 66 Cikampek akan kita alihkan melalui Sadang tol fungsional hingga keluar di KM 34,” tutup Agus.
Baca Juga: Cara Berobat dengan BPJS Kesehatan di Kampung Halaman
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.