Kemenekraf Permudah Akses Pendanaan, Dorong Pengembang Gim Naik Kelas
24 March 2025 |
06:30 WIB
Akses permodalan kerap menjadi tantangan utama bagi industri kreatif, termasuk para pengembang gim. Namun, masalah tersebut tengah dibenahi Kementerian Ekonomi Kreatif yang memberikan sinyal kuat untuk mempermudah akses pendanaan untuk sektor ini.
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, menyatakan bahwa pihaknya sedang menjalin kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) guna memperkuat akses permodalan bagi industri kreatif, khususnya sektor digital. Adapun dalam hal ini perusahaan digital seperti pengembang gim dan aplikasi.
“Akses permodalan menjadi tantangan utama bagi mereka sehingga perlu model pembiayaan yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan industri kreatif,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sineas Muda Merapat! Kemenekraf Bakal Buka Jalan Buat Film Indie
Kementerian Ekraf katanya sudah membentuk tim guna membahas kebijakan yang lebih berpihak kepada pegiat ekonomi kreatif. Dengan demikian, bisa mendukung pertumbuhan industri berbasis digital ini di Indonesia.
Selain dengan OJK, Riefky menerangkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kemenkeu terkait jasa penilaian bagi pemilik Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Menurut Riefky, pemilik HKI masih menghadapi kendala dalam mendapat akses pendanaan karena belum ada indikator yang memadai untuk menjadikan HKI sebagai aset yang ‘bankable’.
Dia berharap, ke depan, pemilik kekayaan intelektual dapat akses pembiayaan lebih mudah. “Kami akan bahas hal ini lebih lanjut dengan Kemenkeu untuk memastikan adanya jasa penilaian khusus yang dapat meningkatkan nilai ekonomi HKI,” tuturnya.
Kemenekraf katanya juga sedang menyinkronkan berbagai regulasi untuk memperkuat industri kreatif sebagai sektor yang bisa menciptakan lapangan kerja berkualitas, terutama bagi generasi muda. Riefky menilai saat ini pengangguran di Indonesia mayoritas berasal dari kelompok usia di bawah 40 tahun.
Nah, industri kreatif menurutnya memiliki potensi besar dalam membuka peluang kerja yang sesuai dengan minat dan bakat anak muda saat ini. Selain faktor SDM, Riefky juga menyoroti perlunya membantu penciptaan ekosistem yang baik untuk melahirkan unicorn baru.
Dengan menciptakan lapangan kerja dan SDM yang berkualitas, maka ekonomi kreatif terus bertumbuh. “Dukungan regulasi yang tepat serta kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama untuk mewujudkan hal tersebut,” lugasnya.
Diketahui, Riefky menargetkan terciptanya 27 juta lapangan kerja khususnya generasi muda di sektor ekonomi kreatif dalam 5 tahun ke depan. Dia berharap bisa menciptakan lapangan kerja yang berkualitas.
Pihaknya juga mendorong 17 subsektor ekraf untuk mewujudkan visi misi Prabowo-Gibran, khususnya Asta Cita nomor 3, yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif.
Melalui penguatan ekosistem secara hexahelix, Kementerian Ekraf diyakini akan mampu menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, menyatakan bahwa pihaknya sedang menjalin kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) guna memperkuat akses permodalan bagi industri kreatif, khususnya sektor digital. Adapun dalam hal ini perusahaan digital seperti pengembang gim dan aplikasi.
“Akses permodalan menjadi tantangan utama bagi mereka sehingga perlu model pembiayaan yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan industri kreatif,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sineas Muda Merapat! Kemenekraf Bakal Buka Jalan Buat Film Indie
Kementerian Ekraf katanya sudah membentuk tim guna membahas kebijakan yang lebih berpihak kepada pegiat ekonomi kreatif. Dengan demikian, bisa mendukung pertumbuhan industri berbasis digital ini di Indonesia.
Selain dengan OJK, Riefky menerangkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kemenkeu terkait jasa penilaian bagi pemilik Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Menurut Riefky, pemilik HKI masih menghadapi kendala dalam mendapat akses pendanaan karena belum ada indikator yang memadai untuk menjadikan HKI sebagai aset yang ‘bankable’.
Dia berharap, ke depan, pemilik kekayaan intelektual dapat akses pembiayaan lebih mudah. “Kami akan bahas hal ini lebih lanjut dengan Kemenkeu untuk memastikan adanya jasa penilaian khusus yang dapat meningkatkan nilai ekonomi HKI,” tuturnya.
Kemenekraf katanya juga sedang menyinkronkan berbagai regulasi untuk memperkuat industri kreatif sebagai sektor yang bisa menciptakan lapangan kerja berkualitas, terutama bagi generasi muda. Riefky menilai saat ini pengangguran di Indonesia mayoritas berasal dari kelompok usia di bawah 40 tahun.
Nah, industri kreatif menurutnya memiliki potensi besar dalam membuka peluang kerja yang sesuai dengan minat dan bakat anak muda saat ini. Selain faktor SDM, Riefky juga menyoroti perlunya membantu penciptaan ekosistem yang baik untuk melahirkan unicorn baru.
Dengan menciptakan lapangan kerja dan SDM yang berkualitas, maka ekonomi kreatif terus bertumbuh. “Dukungan regulasi yang tepat serta kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama untuk mewujudkan hal tersebut,” lugasnya.
Diketahui, Riefky menargetkan terciptanya 27 juta lapangan kerja khususnya generasi muda di sektor ekonomi kreatif dalam 5 tahun ke depan. Dia berharap bisa menciptakan lapangan kerja yang berkualitas.
Pihaknya juga mendorong 17 subsektor ekraf untuk mewujudkan visi misi Prabowo-Gibran, khususnya Asta Cita nomor 3, yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif.
Melalui penguatan ekosistem secara hexahelix, Kementerian Ekraf diyakini akan mampu menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.