Pemerintah berencana menerapkan sistem kerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) jelang Lebaran 2025. (Sumber gambar: Brooke Cagle/Unsplash)

Sistem Work From Anywhere Diusulkan Untuk Cegah Lonjakan Mudik Lebaran 2025

17 February 2025   |   18:02 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Pemerintah berencana menerapkan sistem kerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) jelang Idulfitri 2025. Upaya ini ditujukan guna memecah potensi kemacetan pada masa arus mudik Lebaran. Apalagi, Idulfitri tahun ini pelaksanaannya berdekatan dengan perayaan Nyepi.

Usulan untuk menetapkan sistem WFA jelang Lebaran 2025 disampaikan oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam rapat koordinasi persiapan Angkutan Lebaran 2025 bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, serta para pemimpin daerah secara virtual, Senin (17/2/2025).

Baca juga: Kerja sambil Liburan, Ini 6 Destinasi yang Cocok Buat Work From Anywhere

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan dalam rangka mengantisipasi kepadatan selama periode angkutan Lebaran 2025, pihaknya telah melakukan serangkaian koordinasi awal dengan beberapa kementerian/lembaga lainnya, khususnya terkait dengan rekomendasi kebijakan work from anywhere (WFA) pada periode Lebaran 2025.

Usulan kebijakan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, Hari Raya Idulfitri 2025 diprediksi akan jatuh pada 31 Maret-1 April 2025, dimana pelaksanaannya berdekatan dengan Hari Raya Nyepi yang akan jatuh pada 29 Maret 2025.

Dengan adanya momen dua hari besar keagamaan yang berdekatan dan mempertimbangkan tren pergerakan masyarakat saat mudik yang cukup banyak, lanjut Dudy, maka direkomendasikan supaya pemerintah maupun perusahaan menerapkan sistem WFA mulai 24 Maret 2025.

"Hal ini utamanya dapat membantu mengantisipasi potensi kepadatan pada titik penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dan Bandara Ngurah Rai Bali yang akan ditutup selama Nyepi," katanya dalam rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 oleh Kemendagri RI secara virtual, Senin (17/2/2025).

Untuk diketahui, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), libur Hari Raya Idulfitri 2025 jatuh pada 31 Maret-1 April 2025. Sementara cuti bersama Lebaran jatuh pada 2, 3, 4, dan 7 April 2025.

Lebih lanjut, Dudy menjelaskan apabila WFA diterapkan mulai 24 Maret 2025 atau H-7 Lebaran, maka diprediksi hari puncak mudik akan terjadi pada 28 Maret 2025 atau H-3 Hari Raya Idulfitri. Sedangkan, apabila WFA diterapkan mulai 26 Maret 2025 atau H-5 Lebaran, maka diprediksi hari puncak mudik akan terjadi pada 26 Maret 2025 atau H-5 Hari Raya Idulfitri. 

Dudy juga menyampaikan apabila WFA dimulai pada 24 Maret 2025, pergerakan angkutan Lebaran 2025 diprediksi akan tidak terjadi lonjakan atau relatif sama dengan pergerakan pada tahun sebelumnya. Namun, apabila WFA dimulai pada 26 Maret 2025, maka akan terjadi beberapa lonjakan angkutan Lebaran, seperti pada 26, 29, dan 30 Maret 2025.

"Usulan Work From Anywhere ini didasarkan pada kemungkinan terjadinya puncak [arus mudik Lebaran 2025] yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Apabila usulan WFA bisa kami terapkan dari tanggal 24 Maret 2025, maka Insya Allah lonjakan pemudik kurang lebih akan sama seperti tahun sebelumnya," jelasnya.


Prediksi Pergerakan Mobilitas Lebaran 2025

Dudy memaparkan bahwa berdasarkan tren realisasi angkutan Lebaran tahun 2022-2024, menunjukkan kenaikan jumlah perjalanan dan penumpang angkutan umum. Menurut data Kemenhub, total penumpang pada masa angkutan Lebaran tahun 2022 mencapai 13,6 juta penumpang, dan meningkat pada 2024 mencapai 16,2 juta penumpang.

Pada 2024, angkutan sungai, danau dan penyeberangan (SDP) menjadi angkutan umum Lebaran yang paling banyak digunakan oleh masyarakat yakni mencapai 4,19 juta penumpang. Disusul dengan angkutan udara yakni sebanyak 4,12 juta penumpang.

Baca juga: Cara Pesan Tiket Kereta Api untuk Mudik Lebaran 2025

Dudy menyampaikan angkutan Lebaran tahun 2025 diprediksi akan mengalami peningkatan terutama pada kota-kota besar seperti Jabodetabek dengan beberapa pertimbangan. Pertama, Jabodetabek merupakan pusat bangkitan dan tujuan perjalanan.

Kedua, berdasarkan survei lanjutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, terdapat 20 persen responden yang membatalkan perjalanan karena faktor kedekatan dengan Lebaran. Ketiga, momen libur Lebaran bersamaan dengan libur sekolah dan libur Hari Raya Nyepi.

"Puncak hari tersibuk pada mudik Lebaran jatuh pada hari libur pertama masa penyelenggaraan angkutan Lebaran," terangnya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Ahmad Dhani hingga Piyu Padi Kawal Revisi UU Hak Cipta, Soroti Izin Penggunaan Lagu

BERIKUTNYA

Ketahui Penyebab, Gejala dan Penanganan Awal Infertilitas pada Wanita

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: