Still photo Nosferatu (Sumber gambar: Instagram/Nosferatu)

Fakta-fakta Menarik Film Nosferatu, Pakai 5.000 Tikus dalam Proses Syuting

07 February 2025   |   15:30 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Salah satu film horor yang paling diantisipasi tahun ini, Nosferatu, akhirnya tayang di bioskop Indonesia. Ini adalah film remake dari Nosferatu: A Symphony of Horror (1922), yang naskahnya masih diadaptasi dari novel Dracula karya Bram Stoker.

Remake horor klasik Nosferatu ini digarap oleh Robert Eggers. Dia adalah sutradara yang punya ciri utama selalu punya perhatian yang ketat akan detail. Film-film yang pernah digarapnya seperti The Witch (2015), The Lighthouse (2019), dan The Northman (2022). 

Baca juga: Robert Eggers Berhasil! Nosferatu Dipuji Sebagai Karya Horor Brilian

Cerita remake Nosferatu masih mempertahankan benang merah dengan karya asli, tetapi dengan beberapa perubahan. Kisahnya akan berkutat pada obsesi sosok vampir bernama Count Orlok yang tergila-gila kepada perempuan muda bernama Ellen Hutter.

Film ini mendapat rating yang apik di Rotten Tomatoes dengan nilai 85 persen Tomatometer dan 73 persen Popcornmeter. Bagi yang penasaran, film ini telah tayang di Indonesia sejak 5 Februari 2025. Akan tetapi, sebelum pergi ke bioskop, yuk simak beberapa fakta menarik berikut ini:


1. Punya fokus cerita berbeda 


Meski ini adalah film remake, Nosferatu versi anyar memiliki perbedaan dengan karya aslinya. Dalam versi asli, karakter utamanya adalah Thomas Hutter (diperankan oleh Nicholas Hoult). Sementara itu, dalam versi anyar, film yang disutradarai oleh Robert Eggers ini justru lebih menyoroti Ellen Hutter (diperankan Lily-Rose Depp).

Kemudian, jika Orlok dan Ellen hanya bertemu sekilas di Nosferatu: A Symphony of Horror, di film ini Eggers mencoba memberikan sejarah lebih dari pertemuan tersebut. Hal ini membuat penonton dapat lebih memahami konflik cinta segitiga antara Ellen, Thomas, dan Count Orlok. 

Para penonton pun akan melihat lebih banyak tentang obsesi Orlok terhadap Ellen. Dalam film ini, Nosferatu yang terlihat lebih dari sekadar film vampir, karena ia memiliki sifat yang seperti manusia.


2. Totalitas Bill Skarsgard sebagai Count Orlok 

Aktor Bill Skarsgard kembali melakukan transformasi besar-besaran. Setelah peran memukaunya sebagai badut menyeramkan Pennywise di It (2017), dia kini kembali dengan perubahan drastis ketika memerankan vampir mengerikan Count Orlok.

Aktor asal Swedia ini diketahui mesti menjalani enam jam proses makeup setiap hari. Hal ini tak lepas dari visual detail yang apik yang mesti dipertahankan konsistensinya. Tak hanya secara penampilan, Skarsgard juga menciptakan vampir seram dengan menurunkan suaranya satu oktaf lebih dalam. Dia sampai harus menyewa pelatih opera untuk melatih suara tersebut.


3. Libatkan 5.000 tikus

Film Nosferatu menciptakan kegilaan horor yang tidak biasa. Film ini bahkan melibatkan lebih dari 5.000 tikus untuk menciptakan suasana mengerikan sekaligus horor otentik. Egger menghadirkan ribuan tikus tersebut secara hidup-hidup. Meskipun efek khusus telah berkembang pesat sejak era film bisu, sebagian besar tikus di Nosferatu memang sungguhan.

Egger hanya menggunakan sedikit CGI dan properti yang digunakan untuk menambah jumlah mereka sedikit besar. Khusus adegan yang melibatkan tikus, Egger menempatkan pagar berbentuk seperti kaca di setiap sudutnya untuk menghindari tikus kabur. Hal menariknya, saat selesai syuting, jumlah tikus masih sama dan dia menjamin tidak ada hewan yang tersakiti di karyanya. 
 

4. Durasi panjang  


Nosferatu versi asli hanya berdurasi 1 jam 34 menit. Adapun pada versi anyar, film ini berdurasi 2 jam 10 menit. Nosferatu karya Eggers ini menjadi adaptasi terpanjang dari cerita klasik ini. Dengan durasi yang lebih, sang sutradara pun lebih memungkinkan mengeksplorasi karakter lebih dalam, terutama untuk menciptakan suasana horor yang lebih baik. 

Dalam film ini, karakter Count Orlok punya daya tarik yang spesial. Eggers mencoba mengembangkan karakter ini tidak seperti vampir lain. Gambarannya terasa folkloric yang menyerupai mayat hidup. Kostum bangsawan Transylvania-nya telah menciptakan aura klasik yang menarik.


5. Gunakan bahasa Dacia 

Film Nosferatu karya Robert Eggers menggunakan bahasa Dacia. Ini adalah bahasa yang pernah digunakan di wilayah Dacia kuno, yang sekarang menjadi Rumania dan sekitarnya. Bahasa ini diperkirakan punah pada abad ke-7 Masehi.

Bahasa Dacia digunakan karena sang sutradara merasa cocok untuk mendukung karakter Count Orlok. Orlok adalah seorang bangsawan kuno, bahkan lebih tua dari berdirinya Kekaisaran Rumania. Oleh karena itu, perlu ada representasi yang apik untuk menguatkan hal tersebut. 

Baca juga: Cek Daftar Pemain Film Nosferatu, Tayang di Bioskop Indonesia 5 Februari 2025

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Rekomendasi 7 Drama Korea yang Tayang Sepanjang Februari 2025

BERIKUTNYA

Menengok Kiprah Pejuang Antikorupsi dalam Buku Biografi Mr.Clean Mar’ie Muhammad

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: