Inkathazo, Galaksi Berukuran 32 Kali Lebih Besar dari Bima Sakti Ditemukan Ilmuan Afrika
06 February 2025 |
07:30 WIB
Alam semesta memiliki banyak misteri yang belum terungkap. Baru-baru ini, para ilmuan antariksa menemukan galaksi radio raksasa yang ukurannya 32 kali lebih besar dari Galaksi Bima Sakti, galaksi spiral yang besar dan berisi Tata Surya, termasuk Bumi.
Dijuluki Inkathazo, galaksi yang terdeteksi teleskop MeerKAT ini diketahui membentang sejauh 3,3 juta tahun cahaya dari ujung ke ujung, lebih dari 32 kali ukuran Bima Sakti. “Kami menjulukinya Inkathazo, yang berarti masalah dalam bahasa isiXhosa dan isiZulu di Afrika Selatan,” ujar Kathleen Charlton, penulis utama penelitian dari Cape Town, Afrika Selatan, seperti dikutip dari Live Science.
Baca juga: Dibintangi Bryan Domani & Mawar De Jongh, Film Galaksi Angkat Kisah Romansa Anak Geng Sekolah
Sebelumnya, jutaan galaksi radio berukuran normal telah diketahui oleh sains. Namun pada 2020, hanya sekitar 800 galaksi radio raksasa yang telah ditemukan, hampir 50 tahun sejak pertama kali ditemukan.
Galaksi-galaksi tersebut dianggap langka. Akan tetapi, generasi baru teleskop radio, termasuk MeerKAT dari Afrika Selatan, dalam lima tahun terakhir menemukan sekitar 11.000 galaksi raksasa.
Teleskop MeerKAT terletak di wilayah Karoo, Afrika Selatan. Teleskop ini terdiri dari 64 antena parabola dan dioperasikan serta dikelola oleh South African Radio Astronomy Observatory.
MeekKAT merupakan cikal bakal Square Kilometer Array, yang akan menjadi teleskop terbesar di dunia saat mulai beroperasi secara ilmiah sekitar 2028. Teleskop ini telah berperan penting dalam mengungkap beberapa harta karun tersembunyi di langit selatan sejak pertama kali ditugaskan pada 2018.
Charlton menyebut Inkathazo adalah galaksi radio raksasa ketiga yang dia dan rekan-rekannya temukan menggunakan MeerKAT di sepetak langit yang relatif kecil di dekat khatulistiwa. Bisa dikatakan, seukuran lima bulan purnama dan biasa disebut sebagai medan COSMOS.
“Kami mengarahkan MeerKAT ke COSMOS selama tahap awal survei galaksi-galaksi terjauh yang pernah dilakukan melalui Eksplorasi Ekstragalaksi Berjenjang Gigahertz Internasional (MIGHTEE), kolaborasi astronom dari seluruh dunia,” jelasnya.
Charlton melihat Inkathazo baru-baru ini dalam pengamatan lanjutan MeerKAT terhadap COSMOS, serta dalam survei MIGHTEE lengkap. Namun, Inkathazo berbeda dari galaksi-galaksi kosmik lainnya dalam beberapa hal.
Galaksi ini katanya tidak memiliki karakteristik yang sama dengan banyak galaksi radio raksasa lainnya. Misalnya, jet plasma memiliki bentuk yang tidak biasa. Alih-alih memanjang lurus dari ujung ke ujung, salah satu jet tersebut justru melengkung.
Selain itu, Inkathazo berada tepat di pusat gugusan galaksi, bukan di tempat yang relatif terisolasi, yang seharusnya menyulitkan jet plasma untuk tumbuh hingga ukuran yang sangat besar. Lokasinya di gugusan menimbulkan pertanyaan tentang peran interaksi lingkungan dalam pembentukan dan evolusi galaksi raksasa ini.
Dengan kemampuan MeerKAT, para astronom membuat beberapa peta spektral beresolusi tinggi yang pernah dibuat untuk galaksi radio raksasa. Peta-peta ini melacak usia plasma di berbagai bagian galaksi, memberikan petunjuk tentang proses fisik yang terjadi.
Hasilnya mengungkap kompleksitas yang menarik dalam jet Inkathazo. Beberapa elektron dalam jet plasma menerima peningkatan energi yang tak terduga.
Para peneliti berpikir ini mungkin terjadi ketika jet bertabrakan dengan gas panas di ruang hampa antara galaksi dalam sebuah gugus. Hal ini memberikan petunjuk tentang jenis fisika plasma apa yang mungkin terjadi di bagian ekstrem Alam Semesta yang sebelumnya tidak pernah diprediksi.
Baca juga: Star Wars: The Mandalorian Musim 3 Tayang 1 Maret, Lanjutkan Petualangan Ruang Angkasa
Editor: Dika Irawan
Dijuluki Inkathazo, galaksi yang terdeteksi teleskop MeerKAT ini diketahui membentang sejauh 3,3 juta tahun cahaya dari ujung ke ujung, lebih dari 32 kali ukuran Bima Sakti. “Kami menjulukinya Inkathazo, yang berarti masalah dalam bahasa isiXhosa dan isiZulu di Afrika Selatan,” ujar Kathleen Charlton, penulis utama penelitian dari Cape Town, Afrika Selatan, seperti dikutip dari Live Science.
Baca juga: Dibintangi Bryan Domani & Mawar De Jongh, Film Galaksi Angkat Kisah Romansa Anak Geng Sekolah
Sebelumnya, jutaan galaksi radio berukuran normal telah diketahui oleh sains. Namun pada 2020, hanya sekitar 800 galaksi radio raksasa yang telah ditemukan, hampir 50 tahun sejak pertama kali ditemukan.
Galaksi-galaksi tersebut dianggap langka. Akan tetapi, generasi baru teleskop radio, termasuk MeerKAT dari Afrika Selatan, dalam lima tahun terakhir menemukan sekitar 11.000 galaksi raksasa.
Teleskop MeerKAT terletak di wilayah Karoo, Afrika Selatan. Teleskop ini terdiri dari 64 antena parabola dan dioperasikan serta dikelola oleh South African Radio Astronomy Observatory.
MeekKAT merupakan cikal bakal Square Kilometer Array, yang akan menjadi teleskop terbesar di dunia saat mulai beroperasi secara ilmiah sekitar 2028. Teleskop ini telah berperan penting dalam mengungkap beberapa harta karun tersembunyi di langit selatan sejak pertama kali ditugaskan pada 2018.
Charlton menyebut Inkathazo adalah galaksi radio raksasa ketiga yang dia dan rekan-rekannya temukan menggunakan MeerKAT di sepetak langit yang relatif kecil di dekat khatulistiwa. Bisa dikatakan, seukuran lima bulan purnama dan biasa disebut sebagai medan COSMOS.
“Kami mengarahkan MeerKAT ke COSMOS selama tahap awal survei galaksi-galaksi terjauh yang pernah dilakukan melalui Eksplorasi Ekstragalaksi Berjenjang Gigahertz Internasional (MIGHTEE), kolaborasi astronom dari seluruh dunia,” jelasnya.
Charlton melihat Inkathazo baru-baru ini dalam pengamatan lanjutan MeerKAT terhadap COSMOS, serta dalam survei MIGHTEE lengkap. Namun, Inkathazo berbeda dari galaksi-galaksi kosmik lainnya dalam beberapa hal.
Galaksi ini katanya tidak memiliki karakteristik yang sama dengan banyak galaksi radio raksasa lainnya. Misalnya, jet plasma memiliki bentuk yang tidak biasa. Alih-alih memanjang lurus dari ujung ke ujung, salah satu jet tersebut justru melengkung.
Selain itu, Inkathazo berada tepat di pusat gugusan galaksi, bukan di tempat yang relatif terisolasi, yang seharusnya menyulitkan jet plasma untuk tumbuh hingga ukuran yang sangat besar. Lokasinya di gugusan menimbulkan pertanyaan tentang peran interaksi lingkungan dalam pembentukan dan evolusi galaksi raksasa ini.
Dengan kemampuan MeerKAT, para astronom membuat beberapa peta spektral beresolusi tinggi yang pernah dibuat untuk galaksi radio raksasa. Peta-peta ini melacak usia plasma di berbagai bagian galaksi, memberikan petunjuk tentang proses fisik yang terjadi.
Hasilnya mengungkap kompleksitas yang menarik dalam jet Inkathazo. Beberapa elektron dalam jet plasma menerima peningkatan energi yang tak terduga.
Para peneliti berpikir ini mungkin terjadi ketika jet bertabrakan dengan gas panas di ruang hampa antara galaksi dalam sebuah gugus. Hal ini memberikan petunjuk tentang jenis fisika plasma apa yang mungkin terjadi di bagian ekstrem Alam Semesta yang sebelumnya tidak pernah diprediksi.
Baca juga: Star Wars: The Mandalorian Musim 3 Tayang 1 Maret, Lanjutkan Petualangan Ruang Angkasa
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.