Ilustrasi Milky Way atau Galaksi Bima Sakti. (Sumber gambar: Nathan Jennings/Unsplash)

Tips Memotret Bintang di Dataran Tinggi untuk Menyaksikan Keajaiban Milky Way

23 September 2024   |   18:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Fenomena Milky Way menjadi daya tarik yang jangan sampai terlewatkan ketika berwisata malam ke dataran tinggi seperti bukit, pegunungan, hingga danau. Disebut juga sebagai Bima Sakti, galaksi spiral besar ini di dalamnya terdapat Tata Surya termasuk Bumi, matahari, hingga miliaran bintang. 

Langit malam akan terlihat sangat indah dengan kehadiran Milky Way. Genhype bisa melihat hamparan bintang berwarna-warni di sekitar lengan terang Bima Sakti, di balik lapisan awan tipis. 

Mengutip Space, warna setiap bintang akan berbeda, tergantung pada jenis dan suhunya. Bintang-bintang ini bisa menampakkan warna putih, biru, kuning, jingga, hingga merah. Milky Way terkadang hadir dengan semburat ungu. 

Baca juga: Hobi Fotografi? Cek Tip & Trik Penggunaan Lensa yang Tepat dari Fotografer Profesional

Fenomena yang cantik ini tentu sayang untuk dilewatkan. Genhype bisa mengabadikannya menjadi sebuah potongan bergambar atau video yang direkam selama beberapa jam. 

Untuk menangkap Milky Way, Travel Photographer Ranar Pradipto menyebut fenomena ini hadir pada setiap bulan mati. Biasanya berlangsung pada awal bulan, ketika bulan terletak pada satu garis lurus dengan matahari dan bumi. 

Adapun, fenomena ini akan terjadi dalam waktu dekat yakni pada 2 Oktober 2024. Waktu tersebut bertepatan dengan Gerhana Matahari Cincin menurut tabel Pasang Surut Air Laut. 

“Konsepnya itu harus bulannya bulan mati, jangan sampai datang ke lokasi itu full moon,” saran Ranar saat berbincang dengan Hypeabis.id, Senin (23/9/2024). 

Saat bulan mati, suasana langit akan gelap dan mendukung bintang terlihat jelas. Sebisa mungkin cari lokasi yang tidak banyak polusinya sehingga Galaksi Bima Sakti ini tidak nampak jelas karena langit yang berasap jingga. 

Pastikan datang ke lokasi setelah sunset atau matahari terbenam, yakni sekitar pukul 19.00 sampai 04.00 untuk bisa mendapatkan foto Milky Way. Fenomena langit bercahaya dan bertabur bintang ini juga bisa ditangkap ketika fase bulan setengah sabit. Namun, Ranar menyarankan untuk mengambil foto sebelum bulan terbit.

“Jadi kadang bulan terbitnya pada pukul 23:00 atau 00:00, kita bisa foto pada jam 20:00, jam 21:00, nah itu bisa dapat foto Milky Way,” tuturnya.

Ketika ingin mengambil gambar Milky Way yang berkualitas tinggi dengan kamera DSLR, Ranar mengatakan ada baiknya menggunakan lensa wide. Kemudian, atur ISO sekitar 2500 ke atas, dengan aperture atau bukaan 4. Atur pengambilan gambar sekitar 30 detik. 

Begitu pula jika motret ingin merekamnya melalui video. Pastikan setingan kamera sudah menggunakan ISO tinggi dan speednya agak lambat.

“Tapi biasanya kita kalau untuk perekaman Milky Way itu biar lebih dapat, kita ngambilnya konsep timelapse. Kayak foto, direkam berulang-ulangn. Normally, ambil dari setengah sampai satu jam saja,” jelas Ranar. 

Kendati demikian, bagi fotografer perjalanan ini, yang terpenting saat mengabadikan Milky Way yakni foreground atau objek di depan yang bisa menceritakan Milky Way itu. Sebagai contohnya yakni rumah, pohon, atau sesuatu-sesuatu yang menarik untuk diabadikan. 

“Itu akan membuat fotonya lebih maksimal. Ada foreground bagus, ada Milky Way-nya, sudah top deh,” tuturnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Madani International Film Festival 2024: Simak Program, Daftar Film & Jadwal Pemutarannya

BERIKUTNYA

Hoaks Kesehatan Jadi Isu Disinformasi Paling Tinggi, Ini Kata Kemenkes

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: