Tips Sukses Berbisnis Online Tanpa Harus Perang Harga
13 June 2021 |
14:07 WIB
Banyak pelaku usaha yang memaksimalkan penjualan melalui digital marketing, terutama pada masa pandemi Covid-19 ini. Namun, untuk dapat sukses berbisnis secara online, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan branding sehingga nggak perlu repot perang harga dengan produk fesyen lainnya.
Seperti kisah dari Melisa Putri, pemilik brand fesyen Missnomi. Saat awal memulai usaha pada 2014, Melisa menggunakan brand Nomimonday yang khusus menjual pakaian kerja. Namun, sejak 2017 lalu, dia mulai me-rebranding bisnisnya dengan mengusung nama Missnomi dan fokus menjual dress pesta.
“Aku fokus ke dress pesta karena setelah aku buka data penjualan produk yang paling banyak diminati oleh konsumen ternyata yang paling laku itu dress. Maka dari situ aku fokus hanya menjual dress,” ujarnya.
Dress yang dia jual mulai dari dress pesta, dress batik dan kebaya, dress muslim, dress big size. Adapun untuk range harganya sendiri sekitar Rp200ribu hingga Rp300ribuan.
Dengan melakukan rebranding menjadi Missnomi, Melisa merasa lebih percaya diri dalam mengembagkan usahanya. Seluruh produknya pun mulai diproduksi sendiri dengan kualitas yang lebih terjamin.
Dalam memasarkan produknya, dia memang sangat memaksimalkan digital marketing melalui penjualan di marketplace dan media sosial. Saat ini, Misssnomi telah memiliki 65ribu pengikut di fanspage facebook, 224 ribu followers di instagam, dan sejak awal tahun ini mereka mulai masuk ke TikTok yang saat ini jumlah pengikutnya sudah mencapai 19ribu.
Usai berganti nama menjadi Missnomi, Melisa kemudian mulai melakukan strategi branding dan marketing sehingga dapat keluar dari perang harga. Sebab, diakui olehnya bahwa dalam penjualan produk fesyen, apalagi di marketplace dan media sosial, penjual akan melakukan banting-bantingan harga.
“Aku merasa ini sebagai sebuah pencapain ketika berhasil keluar dari perang harga saat berjualan produk fesyen,” tuturnya.
Dari situ dia mulai membua bujet khusus marketing untuk iklan, endorse, dan lain sebaginya sehingga brand missnomi makin dikenal sehingga bisa lepas dari perang harga. Missnomi pun bisa menentukan harga yang sesuai dengan kualitas yang terjamin. Bahkan Melisa merasa saat berhasil dari perang harga sebagai sebuah pencapaian bagi seorang pelaku usaha fesyen.
“Namun, kami juga harus terus menjaga kualitas produk jangan sampai ketika sudah branding tetapi kualitasnya tidak bagus sehingga ketika paket datang, konsumen malah kecewa. Kita harus dapat membuat konsumen happy sehingga dia merasa merasa pantas ketika harus membeli dengan harga tersebut,” terangnya.
Selain kualitas produk, Melisa juga sangat memperhatikan packaging atau kemasan termasuk memberikan thank you card kepada konsumen agar mereka merasa senang dan dihargai sehingga akan melakukan pembelian ulang. “Untuk feed instagam juga harus kita buat desainnya semenarik mungkin agar konsumen senang untuk berkunjung.
Saat ini, Melisa juga sedang gencar-gencarnya melakukan pemasaran melalui TikTok baik dengan membuat konten sendiri atau menggandeng influencer untuk endorse produknya. Bahkan dari TikTok saja dia bisa mendapatkan pesanan hingga ratusan produk per hari.
Editor: M R Purboyo
Seperti kisah dari Melisa Putri, pemilik brand fesyen Missnomi. Saat awal memulai usaha pada 2014, Melisa menggunakan brand Nomimonday yang khusus menjual pakaian kerja. Namun, sejak 2017 lalu, dia mulai me-rebranding bisnisnya dengan mengusung nama Missnomi dan fokus menjual dress pesta.
“Aku fokus ke dress pesta karena setelah aku buka data penjualan produk yang paling banyak diminati oleh konsumen ternyata yang paling laku itu dress. Maka dari situ aku fokus hanya menjual dress,” ujarnya.
Dress yang dia jual mulai dari dress pesta, dress batik dan kebaya, dress muslim, dress big size. Adapun untuk range harganya sendiri sekitar Rp200ribu hingga Rp300ribuan.
Dengan melakukan rebranding menjadi Missnomi, Melisa merasa lebih percaya diri dalam mengembagkan usahanya. Seluruh produknya pun mulai diproduksi sendiri dengan kualitas yang lebih terjamin.
Dalam memasarkan produknya, dia memang sangat memaksimalkan digital marketing melalui penjualan di marketplace dan media sosial. Saat ini, Misssnomi telah memiliki 65ribu pengikut di fanspage facebook, 224 ribu followers di instagam, dan sejak awal tahun ini mereka mulai masuk ke TikTok yang saat ini jumlah pengikutnya sudah mencapai 19ribu.
website Missnomi
Usai berganti nama menjadi Missnomi, Melisa kemudian mulai melakukan strategi branding dan marketing sehingga dapat keluar dari perang harga. Sebab, diakui olehnya bahwa dalam penjualan produk fesyen, apalagi di marketplace dan media sosial, penjual akan melakukan banting-bantingan harga.
“Aku merasa ini sebagai sebuah pencapain ketika berhasil keluar dari perang harga saat berjualan produk fesyen,” tuturnya.
Dari situ dia mulai membua bujet khusus marketing untuk iklan, endorse, dan lain sebaginya sehingga brand missnomi makin dikenal sehingga bisa lepas dari perang harga. Missnomi pun bisa menentukan harga yang sesuai dengan kualitas yang terjamin. Bahkan Melisa merasa saat berhasil dari perang harga sebagai sebuah pencapaian bagi seorang pelaku usaha fesyen.
“Namun, kami juga harus terus menjaga kualitas produk jangan sampai ketika sudah branding tetapi kualitasnya tidak bagus sehingga ketika paket datang, konsumen malah kecewa. Kita harus dapat membuat konsumen happy sehingga dia merasa merasa pantas ketika harus membeli dengan harga tersebut,” terangnya.
Selain kualitas produk, Melisa juga sangat memperhatikan packaging atau kemasan termasuk memberikan thank you card kepada konsumen agar mereka merasa senang dan dihargai sehingga akan melakukan pembelian ulang. “Untuk feed instagam juga harus kita buat desainnya semenarik mungkin agar konsumen senang untuk berkunjung.
Saat ini, Melisa juga sedang gencar-gencarnya melakukan pemasaran melalui TikTok baik dengan membuat konten sendiri atau menggandeng influencer untuk endorse produknya. Bahkan dari TikTok saja dia bisa mendapatkan pesanan hingga ratusan produk per hari.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.