Fakta Makeup Prostetik, Riasan yang Merusak Kulit Aktris Margaret Qualley di Film The Substance
22 January 2025 |
19:03 WIB
Margaret Qualley, bintang yang sedang naik daun di Hollywood, baru-baru ini bercerita tentang dampak buruk akibat riasan untuk film body horror The Substance. Di balik kesuksesan film itu, dia harus menghadapi kenyataan bahwa kulitnya terganggu akibat riasan prostektik yang digunakannya untuk shooting film tersebut.
Film ini menampilkan narasi menarik tentang usaha keras yang dilakukan oleh seorang aktris yang menua untuk mendapatkan kembali kemudaannya. Dibintangi oleh Demi Moore sebagai Elisabeth Sparkle, yang terobsesi dengan obat di pasar gelap, yang memungkinkannya untuk melahirkan versi dirinya yang lebih muda.
Baca juga: SFX Makeup Realistik Bikin Aktor Fahad Haydra Mudah Mendalami Karakter Andi di Film Racun Sangga
Versi Elisabeth Sparkle yang awet muda inilah yang diperankan oleh Margaret Qualley. Sebagai bagian dari tanggung jawab profesional, sepanjang film banyak adegan yang melibatkan penambahan makeup prostetik untuk wajah Margaret. Namun, penggunaan prostetik yang ekstensif selama pembuatan film ini meninggalkan konsekuensi yang berat baginya.
Dalam sebuah wawancara terbuka di podcast Happy Sad Confused, dia mengungkapkan bahwa proses riasannya sangat merusak sehingga meninggalkan masalah kulit yang berkepanjangan, termasuk jerawat yang parah yang harus dialaminya.
“Saya mungkin membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk pulih secara fisik dari semua itu,” katanya dalam acara podcast tersebut.
Dilansir dari People pada akhir pembuatan film, kondisi kulitnya sangat terganggu sehingga tim produksi harus menyesuaikan teknik pengambilan gambar untuk meminimalkan sorotan pada wajahnya, dan sering kali menggunakan sudut pengambilan gambar yang tidak memperlihatkan kulitnya yang rusak tersebut.
Dilansir dari Glamour, perjuangan Margaret tidak berakhir dengan selesainya film The Substance. Selebihnya, dia terus mengalami jerawat parah saat syuting proyek berikutnya yakni Kinds of Kindness. Namun kecerdikan ditunjukan Margaret di mana dia justru memasukkan kondisi kulit aslinya menjadi bagian jalan cerita di dalam naskah filmnya.
Terlepas dari dampak fisiknya, komitmen Margaret terhadap keahliannya telah diakui dan dipuji. Eksplorasi berani film ini terhadap tema-tema seputar penuaan dan kecantikan di Hollywood beresonansi dengan para penonton.
Dilansir dari Iver Makeup Academy makeup prostetik adalah bentuk khusus dari seni kosmetik yang melibatkan penggunaan teknik memahat, mencetak, dan casting untuk menciptakan perubahan yang realistis pada penampilan seseorang.
Teknik tata rias ini sering digunakan dalam film, teater, dan televisi untuk mengubah aktor menjadi karakter yang mungkin memerlukan perubahan fisik yang signifikan, seperti penuaan, cedera, atau menjadikannya makhluk fantasi.
Dengan menggunakan bahan-bahan seperti silikon, busa lateks, dan gelatin, tim penata rias makeup prostetik akan membuat potongan-potongan yang dapat diaplikasikan pada kulit, yang secara efektif mengubah fitur-fitur seperti hidung, dagu, dan bahkan seluruh struktur wajah aktor atau aktrisnya.
Tujuan utama dari riasan prostetik adalah untuk meningkatkan penceritaan dengan merepresentasikan karakter secara visual dengan cara yang sesuai dengan tuntutan narasi. Hal ini dapat mencakup menciptakan luka yang nyata untuk film horor atau fitur fantasi untuk produksi fiksi ilmiah.
Walau begitu, dampak dari riasan prostetik sangat besar. Reaksi yang umum terjadi yaitu, iritasi, kemerahan, gatal, dan kekeringan pada bagian kulit. Efek-efek ini sering kali muncul dari bahan yang digunakan dalam prostetik, seperti lateks atau silikon, serta perekat yang menempel pada kulit.
Produk yang diformulasikan kurang baik dapat mengandung bahan yang mengiritasi kulit seperti alkohol atau wewangian yang berbahaya dan dapat memperburuk sensitivitas kulit hingga menyebabkan reaksi alergi terhadap pemakainya.
Baca juga: Makeup ala Winter Aespa Jadi Viral, Espoir Hadirkan Kosmetik Segar ala Idol K-Pop
Penggunaan riasan prostetik dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan masalah kulit. Penggunanya dapat mengalami jerawat atau dermatitis setelah pemakaian dalam waktu lama, terutama jika aplikasinya tidak mengikuti aturan pemakaian dan pembersihan yang benar.
Selain itu, kurangnya rutinitas perawatan kulit yang memadai, dapat membuat kulit rentan terhadap kerusakan, sehingga membutuhkan perhatian yang cermat dalam menjaga hidrasi kulit dan nutrisi tepat untuk pemulihannya.
Editor: Fajar Sidik
Film ini menampilkan narasi menarik tentang usaha keras yang dilakukan oleh seorang aktris yang menua untuk mendapatkan kembali kemudaannya. Dibintangi oleh Demi Moore sebagai Elisabeth Sparkle, yang terobsesi dengan obat di pasar gelap, yang memungkinkannya untuk melahirkan versi dirinya yang lebih muda.
Baca juga: SFX Makeup Realistik Bikin Aktor Fahad Haydra Mudah Mendalami Karakter Andi di Film Racun Sangga
Versi Elisabeth Sparkle yang awet muda inilah yang diperankan oleh Margaret Qualley. Sebagai bagian dari tanggung jawab profesional, sepanjang film banyak adegan yang melibatkan penambahan makeup prostetik untuk wajah Margaret. Namun, penggunaan prostetik yang ekstensif selama pembuatan film ini meninggalkan konsekuensi yang berat baginya.
Dalam sebuah wawancara terbuka di podcast Happy Sad Confused, dia mengungkapkan bahwa proses riasannya sangat merusak sehingga meninggalkan masalah kulit yang berkepanjangan, termasuk jerawat yang parah yang harus dialaminya.
“Saya mungkin membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk pulih secara fisik dari semua itu,” katanya dalam acara podcast tersebut.
Dilansir dari People pada akhir pembuatan film, kondisi kulitnya sangat terganggu sehingga tim produksi harus menyesuaikan teknik pengambilan gambar untuk meminimalkan sorotan pada wajahnya, dan sering kali menggunakan sudut pengambilan gambar yang tidak memperlihatkan kulitnya yang rusak tersebut.
Dilansir dari Glamour, perjuangan Margaret tidak berakhir dengan selesainya film The Substance. Selebihnya, dia terus mengalami jerawat parah saat syuting proyek berikutnya yakni Kinds of Kindness. Namun kecerdikan ditunjukan Margaret di mana dia justru memasukkan kondisi kulit aslinya menjadi bagian jalan cerita di dalam naskah filmnya.
Terlepas dari dampak fisiknya, komitmen Margaret terhadap keahliannya telah diakui dan dipuji. Eksplorasi berani film ini terhadap tema-tema seputar penuaan dan kecantikan di Hollywood beresonansi dengan para penonton.
Mengenal Makeup Prostetik
Dilansir dari Iver Makeup Academy makeup prostetik adalah bentuk khusus dari seni kosmetik yang melibatkan penggunaan teknik memahat, mencetak, dan casting untuk menciptakan perubahan yang realistis pada penampilan seseorang.Teknik tata rias ini sering digunakan dalam film, teater, dan televisi untuk mengubah aktor menjadi karakter yang mungkin memerlukan perubahan fisik yang signifikan, seperti penuaan, cedera, atau menjadikannya makhluk fantasi.
Dengan menggunakan bahan-bahan seperti silikon, busa lateks, dan gelatin, tim penata rias makeup prostetik akan membuat potongan-potongan yang dapat diaplikasikan pada kulit, yang secara efektif mengubah fitur-fitur seperti hidung, dagu, dan bahkan seluruh struktur wajah aktor atau aktrisnya.
Tujuan utama dari riasan prostetik adalah untuk meningkatkan penceritaan dengan merepresentasikan karakter secara visual dengan cara yang sesuai dengan tuntutan narasi. Hal ini dapat mencakup menciptakan luka yang nyata untuk film horor atau fitur fantasi untuk produksi fiksi ilmiah.
Walau begitu, dampak dari riasan prostetik sangat besar. Reaksi yang umum terjadi yaitu, iritasi, kemerahan, gatal, dan kekeringan pada bagian kulit. Efek-efek ini sering kali muncul dari bahan yang digunakan dalam prostetik, seperti lateks atau silikon, serta perekat yang menempel pada kulit.
Produk yang diformulasikan kurang baik dapat mengandung bahan yang mengiritasi kulit seperti alkohol atau wewangian yang berbahaya dan dapat memperburuk sensitivitas kulit hingga menyebabkan reaksi alergi terhadap pemakainya.
Baca juga: Makeup ala Winter Aespa Jadi Viral, Espoir Hadirkan Kosmetik Segar ala Idol K-Pop
Penggunaan riasan prostetik dalam jangka waktu lama juga dapat menyebabkan masalah kulit. Penggunanya dapat mengalami jerawat atau dermatitis setelah pemakaian dalam waktu lama, terutama jika aplikasinya tidak mengikuti aturan pemakaian dan pembersihan yang benar.
Selain itu, kurangnya rutinitas perawatan kulit yang memadai, dapat membuat kulit rentan terhadap kerusakan, sehingga membutuhkan perhatian yang cermat dalam menjaga hidrasi kulit dan nutrisi tepat untuk pemulihannya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.