Ilustrasi virus (Sumber gambar: Gustavo Fring/Pexels)

HMPV: Virus Lama yang Kembali Jadi Sorotan, Ancaman Baru Bagi Kelompok Rentan

14 January 2025   |   13:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Human Metapneumovirus (HMPV) pertama kali diidentifikasi pada 2001 dan telah diketahui sebagai salah satu virus yang menyerang saluran pernapasan. Meskipun telah ada selama lebih dari dua dekade, virus ini kembali menjadi sorotan karena dianggap berpotensi menjadi penyebab infeksi saluran pernapasan, terutama pada kelompok rentan.

Dicky Budiman, epidemiolog dan pakar ketahanan kesehatan dari Griffith University, Australia, menjelaskan bahwa HMPV adalah virus yang menyerang saluran pernapasan manusia dan dapat memicu berbagai gejala, mulai dari ringan hingga berat.
 
Baca juga: Asal Usul Virus HMPV: Ditemukan Sejak 2001 di Belanda

Dicky menyebut, gejala yang paling umum terjadi pada kasus HMPV meliputi batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam beberapa kasus yang lebih jarang, infeksi HMPV dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti bronkiolitis atau pneumonia. Dalam mutasi terbarunya, virus ini juga dikaitkan dengan kasus encephalitis meskipun memang kejadian tersebut sangat jarang.
 
Virus HMPV menyebar terutama melalui droplet yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, kontak langsung dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi virus juga dapat menyebabkan penularan. Misalnya, ketika seseorang yang terinfeksi HMPV menyentuh benda-benda yang sering disentuh, seperti pegangan pintu, dan orang lain menyentuhnya tanpa mencuci tangan.
 
Namun yang perlu menjadi perhatian, Dicky menyebut kelompok rentan seperti bayi di bawah 2 tahun, lansia, serta individu dengan sistem imun yang lemah bisa terdera komplikasi yang lebih serius. Pada mereka, infeksi dapat berkembang menjadi pneumonia atau gagal napas yang memerlukan perawatan medis intensif.

“Bayi di bawah 2 tahun dan lansia di atas 65 tahun menjadi kelompok yang sangat berisiko. Termasuk juga orang dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit paru kronis, asma, diabetes, atau immunocompromised seperti pasien HIV, AIDS, kanker, atau yang menjalani terapi immunosupresif,” jelas Dicky.
 
Meskipun komplikasi berat jarang terjadi, mortalitas masih bisa terjadi pada kelompok rentan terutama jika sistem kesehatan tidak mampu memberikan deteksi dan perawatan yang cepat.  Dicky menyarankan masyarakat untuk segera langkah preventif dengan mendorong pencegahan penularan HMPV, misalnya dengan menjaga kebersihan pribadi dan pemakaian masker terutama di tempat umum.

Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan menjalani gaya hidup sehat, yang mencakup tidur yang cukup, makan dengan pola gizi seimbang, serta rutin berolahraga.

“Hindari keramaian atau kontak dengan orang yang sedang sakit, serta pastikan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan tidur yang cukup, olahraga teratur, dan mengonsumsi makanan bergizi," jelas Dicky.

Jika merasa tidak enak badan atau mulai menunjukkan gejala sakit, disarankan untuk istirahat total di rumah dan meminimalisir kontak dengan orang lain untuk menghindari penularan.

Meskipun demikian, Dicky tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah panik dan lebih berfokus pada penerapan pola hidup sehat sebagai langkah preventif.

“Penyakit ini bukan termasuk dalam kategori ancaman pandemi yang serius, jauh sekali dari level itu. Namun, prinsip dasar yang perlu diingat adalah pencegahan lebih baik daripada pengobatan," tutupnya. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Daftar Pejabat Tinggi yang Dilantik Menkomdigi untuk Percepat Transformasi Digital

BERIKUTNYA

Eksklusif Alim Sudio: Proses Kreatif & Simpang Jalan Penulisan Skenario pada Era AI

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: