Microsoft Prediksi 6 Tren AI yang Akan Mengubah Hidup Sepanjang 2025
08 January 2025 |
20:05 WIB
Kecerdasan buatan (AI) kini bukan lagi sekadar teknologi masa depan—di tahun 2025, AI semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dari membantu tugas di rumah, meningkatkan produktivitas di kantor, hingga menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan akses layanan kesehatan.
Kemajuan AI ini didorong oleh kemampuan yang semakin canggih, mulai dari analisis data yang kompleks hingga inovasi dalam pemecahan masalah. AI kini mampu memahami, berpikir logis, dan memberikan solusi yang sebelumnya sulit terbayangkan.
Baca juga: Begini Respons Pengamat Pendidikan soal Coding & AI Masuk Kurikulum Sekolah
Chris Young, EVP Microsoft, mencatat bahwa tahun 2024 menjadi titik balik bagi adopsi AI secara luas. "AI telah mewujudkan hal-hal yang sebelumnya terasa mustahil. Tahun lalu, banyak organisasi mulai memanfaatkan AI dengan cara yang lebih bermakna," ujarnya.
Penggunaan AI di kalangan pebisnis naik dari 55 persen menjadi 75 persen dalam setahun terakhir. Tahun 2025, AI akan membuka lebih banyak peluang. Berikut enam tren AI yang akan makin marak pada 2025.
Model AI kini lebih cepat dan efisien. Model besar seperti OpenAI mampu menyelesaikan tugas rumit, termasuk di bidang sains, hukum, dan kedokteran. Di masa depan, model ini akan semakin baik, bahkan dengan data yang lebih sedikit. Misalnya, model Orca Microsoft membuktikan bahwa data berkualitas tinggi dapat meningkatkan kemampuan AI tanpa perlu ukuran besar.
“Model AI di 2025 akan lebih spesifik dan mendukung agen AI,” ujar Ece Kamar, Direktur AI Frontiers Lab Microsoft.
Model dengan kemampuan penalaran lanjutan, seperti OpenAI o1, sudah mampu memecahkan masalah kompleks secara logis, mirip dengan cara berpikir manusia sebelum menjawab pertanyaan sulit. Kemampuan ini akan terus berguna di bidang keilmuan seperti sains, coding, matematika, hukum, dan kedokteran; memungkinkan model tersebut untuk membandingkan kontrak, menghasilkan kode, dan mengeksekusi alur kerja yang terdiri dari beberapa langkah.
Para pekerja di hampir 70 persen perusahaan Fortune 500 sudah menggunakan Microsoft 365 Copilot untuk menangani berbagai tugas repetitif dan monoton, seperti menyaring email dan mencatat selama rapat melalui Teams. Pada 2025, generasi baru agen bertenaga AI akan melakukan lebih banyak lagi, bahkan menangani tugas tertentu.
“Anggaplah agen sebagai sebuah aplikasi di era AI. Seperti kita menggunakan aplikasi yang berbeda untuk berbagai tugas, agen akan mulai mengubah setiap proses bisnis, cara kita bekerja dan mengelola organisasi kita," ujar Charles Lamanna, Corporate Vice President of Business and Industry Copilot.
Dengan kemajuan dalam kemampuan memori, penalaran, dan multimodal, agen AI akan mampu melaksanakan tugas yang lebih kompleks dengan keterampilan dan cara berinteraksi yang baru.
Perkembangan Copilot akan membantu Genhype tetap terhubung dan akan memiliki kemampuan baru. Misalnya, Copilot Daily akan mengawali hari dengan membacakan ringkasan berita dan cuaca yang relevan melalui suara yang sudah dikenali.
Ketika Genhype memilih untuk menggunakan Copilot Vision, AI akan dapat mengetahui apa yang dilihat secara online dan berbicara tentang hal tersebut, karena AI akan memahami halaman web yang dilihat. Hal ini memungkinkan AI untuk menjawab pertanyaan dan menyarankan langkah selanjutnya.
Tidak hanya itu, pengalaman AI akan menjadi semakin akurat dan memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik untuk interaksi yang lebih lancar dalam beberapa tahun mendatang.
Meskipun AI membutuhkan sumber daya seperti energi, adanya solusi inovatif membantu menghadapi tantangan sumber daya ini. Contohnya, meskipun beban datacenter global pada 2020 sebesar kurang-lebih sembilan kali lipat dari tahun 2010, permintaan listrik datacenter hanya meningkat 10 persen.
Dalam beberapa tahun mendatang, datacenter baru yang mendukung AI akan mulai beroperasi dan tidak menggunakan air untuk pendinginan, dan perusahaan akan memperluas penggunaan sistem pendingin cair yang sangat efisien seperti cold plates.
Hal ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk memastikan infrastruktur AI dibangun menjadi lebih efisien dan berkelanjutan pada 2025.
Tahun ini, pusat data AI diproyeksikan akan memanfaatkan energi terbarukan seperti angin dan surya. Mark Russinovich, CTO Microsoft, menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk mencapai target karbon negatif pada 2030.
Membangun AI yang aman membutuhkan pengujian ketat. Microsoft fokus mendeteksi kesalahan, seperti “halusinasi AI” (jawaban tidak akurat), dan melindungi AI dari serangan eksternal.
Sarah Bird, Chief Product Officer Responsible AI Microsoft mengatakan, Microsoft terus membangun aplikasi AI yang aman melalui pengujian yang ketat dan komprehensif. Selain menilai ancaman internal seperti halusinasi, pengujian akan menjadi lebih baik dalam mengenali serangan eksternal yang semakin canggih.
“Kami akan terus meningkatkan pengujian untuk menghadapi ancaman yang lebih canggih,” ujar Bird.
AI telah mendorong penemuan penting, mulai dari prakiraan cuaca hingga penelitian obat. Pada 2025, AI diperkirakan akan mempercepat penemuan bahan baru, obat, dan solusi kesehatan manusia. Dampak AI telah terlihat dalam supercomputing, prakiraan cuaca, serta terobosan dalam ilmu alam, material berkelanjutan, dan kesehatan.
“Salah satu hal paling menarik untuk diperhatikan pada 2025 adalah bagaimana penggunaan AI dalam penelitian ilmiah mendorong kemajuan dalam mengatasi beberapa masalah paling mendesak di dunia,” kata Ashley Llorens, Corporate Vice President dan Managing Director di Microsoft Research.
Pada 2025, terdapat satu tren yang pasti yakni AI akan terus mendorong inovasi dan membuka potensi baru bagi individu dan organisasi di seluruh dunia. Dengan kemajuan pesat ini, AI akan semakin menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Seiring waktu, teknologi ini akan terus membawa perubahan positif di berbagai bidang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Kemajuan AI ini didorong oleh kemampuan yang semakin canggih, mulai dari analisis data yang kompleks hingga inovasi dalam pemecahan masalah. AI kini mampu memahami, berpikir logis, dan memberikan solusi yang sebelumnya sulit terbayangkan.
Baca juga: Begini Respons Pengamat Pendidikan soal Coding & AI Masuk Kurikulum Sekolah
Chris Young, EVP Microsoft, mencatat bahwa tahun 2024 menjadi titik balik bagi adopsi AI secara luas. "AI telah mewujudkan hal-hal yang sebelumnya terasa mustahil. Tahun lalu, banyak organisasi mulai memanfaatkan AI dengan cara yang lebih bermakna," ujarnya.
Penggunaan AI di kalangan pebisnis naik dari 55 persen menjadi 75 persen dalam setahun terakhir. Tahun 2025, AI akan membuka lebih banyak peluang. Berikut enam tren AI yang akan makin marak pada 2025.
1. Model AI Akan Lebih Canggih dan Berguna
Model AI kini lebih cepat dan efisien. Model besar seperti OpenAI mampu menyelesaikan tugas rumit, termasuk di bidang sains, hukum, dan kedokteran. Di masa depan, model ini akan semakin baik, bahkan dengan data yang lebih sedikit. Misalnya, model Orca Microsoft membuktikan bahwa data berkualitas tinggi dapat meningkatkan kemampuan AI tanpa perlu ukuran besar. “Model AI di 2025 akan lebih spesifik dan mendukung agen AI,” ujar Ece Kamar, Direktur AI Frontiers Lab Microsoft.
Model dengan kemampuan penalaran lanjutan, seperti OpenAI o1, sudah mampu memecahkan masalah kompleks secara logis, mirip dengan cara berpikir manusia sebelum menjawab pertanyaan sulit. Kemampuan ini akan terus berguna di bidang keilmuan seperti sains, coding, matematika, hukum, dan kedokteran; memungkinkan model tersebut untuk membandingkan kontrak, menghasilkan kode, dan mengeksekusi alur kerja yang terdiri dari beberapa langkah.
2. Agen AI akan Mengubah Cara Bekerja
Para pekerja di hampir 70 persen perusahaan Fortune 500 sudah menggunakan Microsoft 365 Copilot untuk menangani berbagai tugas repetitif dan monoton, seperti menyaring email dan mencatat selama rapat melalui Teams. Pada 2025, generasi baru agen bertenaga AI akan melakukan lebih banyak lagi, bahkan menangani tugas tertentu.“Anggaplah agen sebagai sebuah aplikasi di era AI. Seperti kita menggunakan aplikasi yang berbeda untuk berbagai tugas, agen akan mulai mengubah setiap proses bisnis, cara kita bekerja dan mengelola organisasi kita," ujar Charles Lamanna, Corporate Vice President of Business and Industry Copilot.
Dengan kemajuan dalam kemampuan memori, penalaran, dan multimodal, agen AI akan mampu melaksanakan tugas yang lebih kompleks dengan keterampilan dan cara berinteraksi yang baru.
3. AI Mempermudah Hidup Sehari-hari
Di luar pekerjaan umum, AI diharapkan bisa mempermudah hidup pada 2025. Microsoft Copilot mampu mendukung sepanjang hari sebagai rekanan AI. Copilot akan membantu menyederhanakan dan memprioritaskan tugas-tugas seperti mengelola banyaknya informasi harian sehingga bisa menghadirkan lebih banyak waktu sambil menjaga privasi, data, dan keamanan.Perkembangan Copilot akan membantu Genhype tetap terhubung dan akan memiliki kemampuan baru. Misalnya, Copilot Daily akan mengawali hari dengan membacakan ringkasan berita dan cuaca yang relevan melalui suara yang sudah dikenali.
Ketika Genhype memilih untuk menggunakan Copilot Vision, AI akan dapat mengetahui apa yang dilihat secara online dan berbicara tentang hal tersebut, karena AI akan memahami halaman web yang dilihat. Hal ini memungkinkan AI untuk menjawab pertanyaan dan menyarankan langkah selanjutnya.
Tidak hanya itu, pengalaman AI akan menjadi semakin akurat dan memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik untuk interaksi yang lebih lancar dalam beberapa tahun mendatang.
4. AI akan lebih efisien dan ramah lingkungan
Meskipun AI membutuhkan sumber daya seperti energi, adanya solusi inovatif membantu menghadapi tantangan sumber daya ini. Contohnya, meskipun beban datacenter global pada 2020 sebesar kurang-lebih sembilan kali lipat dari tahun 2010, permintaan listrik datacenter hanya meningkat 10 persen.Dalam beberapa tahun mendatang, datacenter baru yang mendukung AI akan mulai beroperasi dan tidak menggunakan air untuk pendinginan, dan perusahaan akan memperluas penggunaan sistem pendingin cair yang sangat efisien seperti cold plates.
Hal ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk memastikan infrastruktur AI dibangun menjadi lebih efisien dan berkelanjutan pada 2025.
Tahun ini, pusat data AI diproyeksikan akan memanfaatkan energi terbarukan seperti angin dan surya. Mark Russinovich, CTO Microsoft, menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk mencapai target karbon negatif pada 2030.
5. AI yang Bertanggung Jawab
Membangun AI yang aman membutuhkan pengujian ketat. Microsoft fokus mendeteksi kesalahan, seperti “halusinasi AI” (jawaban tidak akurat), dan melindungi AI dari serangan eksternal. Sarah Bird, Chief Product Officer Responsible AI Microsoft mengatakan, Microsoft terus membangun aplikasi AI yang aman melalui pengujian yang ketat dan komprehensif. Selain menilai ancaman internal seperti halusinasi, pengujian akan menjadi lebih baik dalam mengenali serangan eksternal yang semakin canggih.
“Kami akan terus meningkatkan pengujian untuk menghadapi ancaman yang lebih canggih,” ujar Bird.
6. AI untuk Terobosan Ilmiah
AI telah mendorong penemuan penting, mulai dari prakiraan cuaca hingga penelitian obat. Pada 2025, AI diperkirakan akan mempercepat penemuan bahan baru, obat, dan solusi kesehatan manusia. Dampak AI telah terlihat dalam supercomputing, prakiraan cuaca, serta terobosan dalam ilmu alam, material berkelanjutan, dan kesehatan.“Salah satu hal paling menarik untuk diperhatikan pada 2025 adalah bagaimana penggunaan AI dalam penelitian ilmiah mendorong kemajuan dalam mengatasi beberapa masalah paling mendesak di dunia,” kata Ashley Llorens, Corporate Vice President dan Managing Director di Microsoft Research.
Pada 2025, terdapat satu tren yang pasti yakni AI akan terus mendorong inovasi dan membuka potensi baru bagi individu dan organisasi di seluruh dunia. Dengan kemajuan pesat ini, AI akan semakin menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Seiring waktu, teknologi ini akan terus membawa perubahan positif di berbagai bidang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.