Mengenal Istilah Chronically Online yang Bikin Kecanduan Gadget & Internet
04 January 2025 |
16:16 WIB
Istilah chronically online belakangan ini makin populer di kalangan pengguna internet. Frasa tersebut digunakan untuk menggambarkan individu yang terlalu sering terhubung dengan dunia maya sampai menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar gadgetnya. Pada akhirnya kebiasaan ini membuat mereka kesulitan berinteraksi di dunia nyata.
Mengutip Urban Dictionary, chronically online didefinisikan sebagai seseorang yang selalu berada di internet dan seluruh kehidupannya berputar di dunia maya. Mereka sering memulai debat-debat tidak berguna dengan pengguna media sosial lainnya yang sebenarnya tidak memberikan pengaruh apa-apa pada kehidupannya di balik layar.
Orang-orang yang dijuluki chronically online juga tidak memiliki teman sejati dan kesulitan bersosialisasi di dunia nyata. Kondisi ini seringkali dipandang sebagai tanda-tanda ketergantungan berlebih terhadap internet, media sosial, atau platform daring lainnya.
Baca juga: Mengenal Konsep Noctourism, yang Diprediksi Jadi Tren Pelancong 2025
Namun, ada juga yang mendefinisikan chronically online sebagai orang-orang yang sangat terpengaruh dengan tren yang berkembang di dunia maya, sehingga mempengaruhi cara mereka berpikir, berbicara, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Tanda-tanda orang yang dijuluki chronically online, yakni selalu online dan merespons pesan atau notifikasi ponsel dengan cepat, tanpa kenal waktu. Menghabiskan banyak waktu dengan gadget dan internet untuk mengakses media sosial, game online, atau hanya sekedar searching google.
Orang-orang ini terus memperbarui status dan mengunggah foto di media sosial untuk membangun citra di dunia maya. Memprioritaskan aktivitas online daripada pekerjaan, sekolah, atau hubungan pribadi. Saat jauh dari gadget dan internet, mereka merasa cemas, mudah marah, atau gelisah.
Dampak dari chronically online ini dapat beragam. Pada satu sisi, individu bisa lebih cepat mendapatkan informasi dan tren terbaru yang dapat merangsang ide-ide kreatif, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor kreatif atau digital. Namun, di sisi lain kecanduan internet dan media sosial juga dapat menurunkan rentang perhatian, mengganggu kesehatan mental, dan memengaruhi interaksi sosial di dunia nyata.
Oleh karenanya penting sekali untuk menemukan keseimbangan antara penggunaan gadget dan internet, serta bersosialiasi di kehidupan nyata untuk mengurangi dampak negatif chronically online. Cara mengatasinya, tentukan waktu tertentu untuk melakukan aktivitas online setiap hari. Ambil istirahat dari gadget dan internet, misalnya di akhir pekan.
Abaikan atau matikan notifikasi yang masuk ke ponsel dan hindari scroll media sosial, aplikasi, atau internet tanpa tujuan yang jelas. Lakukan aktivitas seperti berkumpul dengan keluarga, berolahraga, atau membaca. Menjaga hubungan baik dengan teman-teman dan bersosialisasi dengan tetangga atau ikut kegiatan komunitas.
Baca juga: Mengenal Scarcity Mindset: Tanda-tanda, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Editor: Puput Ady Sukarno
Mengutip Urban Dictionary, chronically online didefinisikan sebagai seseorang yang selalu berada di internet dan seluruh kehidupannya berputar di dunia maya. Mereka sering memulai debat-debat tidak berguna dengan pengguna media sosial lainnya yang sebenarnya tidak memberikan pengaruh apa-apa pada kehidupannya di balik layar.
Orang-orang yang dijuluki chronically online juga tidak memiliki teman sejati dan kesulitan bersosialisasi di dunia nyata. Kondisi ini seringkali dipandang sebagai tanda-tanda ketergantungan berlebih terhadap internet, media sosial, atau platform daring lainnya.
Baca juga: Mengenal Konsep Noctourism, yang Diprediksi Jadi Tren Pelancong 2025
Namun, ada juga yang mendefinisikan chronically online sebagai orang-orang yang sangat terpengaruh dengan tren yang berkembang di dunia maya, sehingga mempengaruhi cara mereka berpikir, berbicara, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Tanda-tanda orang yang dijuluki chronically online, yakni selalu online dan merespons pesan atau notifikasi ponsel dengan cepat, tanpa kenal waktu. Menghabiskan banyak waktu dengan gadget dan internet untuk mengakses media sosial, game online, atau hanya sekedar searching google.
Orang-orang ini terus memperbarui status dan mengunggah foto di media sosial untuk membangun citra di dunia maya. Memprioritaskan aktivitas online daripada pekerjaan, sekolah, atau hubungan pribadi. Saat jauh dari gadget dan internet, mereka merasa cemas, mudah marah, atau gelisah.
Dampak dari chronically online ini dapat beragam. Pada satu sisi, individu bisa lebih cepat mendapatkan informasi dan tren terbaru yang dapat merangsang ide-ide kreatif, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor kreatif atau digital. Namun, di sisi lain kecanduan internet dan media sosial juga dapat menurunkan rentang perhatian, mengganggu kesehatan mental, dan memengaruhi interaksi sosial di dunia nyata.
Dampak Negatif Chronically Online
- Kesehatan Mental yang buruk: Waktu yang berlebihan di dunia maya dapat meningkatkan perasaan kesepian, depresi, dan kecemasan. Ini juga dapat mempengaruhi masalah kepercayaan diri pada penampilan fisik kita, karena media sosial sering mempromosikan standar kecantikan yang tidak realistis
- Pola Tidur Terganggu: Menghabiskan terlalu banyak waktu online, terutama sebelum tidur, dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan masalah tidur seperti insomnia. Cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur.
- Produktivitas Menurun: Terus-menerus terganggu oleh aktivitas online dapat mengurangi fokus dan produktivitas dalam kehidupan nyata. Multitasking antara mengerjakan tugas dan aktivitas online juga dapat mengurangi efisiensi dan menghambat kualitas pekerjaan.
- Interaksi Sosial Terganggu: Ketergantungan berlebihan pada media sosial dapat mengurangi interaksi di dunia nyata dan melemahkan keterampilan interpersonal. Hal ini juga dapat menimbulkan perasaan terisolasi dan kesepian.
- Masalah Kesehatan Fisik: Duduk terlalu lama di depan layar dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya.
- Kelebihan Informasi dan Penurunan Kemampuan Berpikir Kritis: Paparan terus-menerus terhadap informasi yang berlebihan di dunia maya tanpa filter dapat menyebabkan kelebihan informasi dan memengaruhi keterampilan berpikir kritis. Lantaran sulit membedakan informasi hoax dan fakta.
Oleh karenanya penting sekali untuk menemukan keseimbangan antara penggunaan gadget dan internet, serta bersosialiasi di kehidupan nyata untuk mengurangi dampak negatif chronically online. Cara mengatasinya, tentukan waktu tertentu untuk melakukan aktivitas online setiap hari. Ambil istirahat dari gadget dan internet, misalnya di akhir pekan.
Abaikan atau matikan notifikasi yang masuk ke ponsel dan hindari scroll media sosial, aplikasi, atau internet tanpa tujuan yang jelas. Lakukan aktivitas seperti berkumpul dengan keluarga, berolahraga, atau membaca. Menjaga hubungan baik dengan teman-teman dan bersosialisasi dengan tetangga atau ikut kegiatan komunitas.
Baca juga: Mengenal Scarcity Mindset: Tanda-tanda, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.