Jack Marpaung Tutup Usia: Maestro Musik Batak yang Menghidupkan Warisan Budaya
06 January 2025 |
12:55 WIB
Kabar duka datang industri musik Tanah Air, Jack Marpaung seorang penyanyi legendaris meninggal dunia pada Minggu, 5 Januari 2025. Pria yang dijuluki maestro musik Batak tersebut mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta pada usia 76 tahun.
Kepergian Jack Marpaung meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, termasuk istri, anak-anak, dan para penggemarnya. Diketahui dirinya meninggal setelah berjuang melawan komplikasi stroke yang dialaminya dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Hypereport: Musisi Daerah Eksis Berkarya lewat Lokalitas dan Keunikan
Sepanjang karier bermusiknya yang berlangsung kurang lebih 30 tahun, Jack Marpaung dikenal luas lewat lagu-lagu Batak bergenre pop rock dan folk. Namanya berkontribusi besar dalam mempopulerkan musik tradisional Batak ke tingkat nasional dan internasional.
Menengok kembali perjalanan hidupnya. Jack Marpaung lahir di Porsea, Toba pada 14 April 1948. Dia menikah dengan Asnita Lusiana Silalahi sekitar era 1970-an. Melalui pernikahannya tersebut, Jack dikaruniai empat anak, salah satu diantaranya adalah Novita Dewi yang dikenal sebagai runner-up X Factor.
Pada era 1980-an, Jack mulai dikenal sebagai penyanyi Batak dengan ciri khas suaranya yang kuat dan penuh energi. Dia bergabung dengan Trio Lasidos bersama Bunthora Situmorang dan Hilman Padang, yang mempopulerkan namanya di kancah musik Batak.
Jack menciptakan banyak lagu Batak populer seperti “Kamar 13,” “Surat Narara,” dan “Didia Rokkaphi.” Lagu-lagu ini tak hanya dikenal di kalangan orang Batak, tetapi juga masyarakat seluruh Indonesia dan mancanegara.
Selama lebih dari tiga dekade, Jack Marpaung aktif mempopulerkan musik Batak dengan memadukan unsur tradisional dan modern. Sebagai musisi dia juga piawai memainkan beberapa alat musik tradisional Batak, seperti gondang, kecapi, dan seruling.
Jack Marpaung sering tampil di berbagai konser musik maupun acara budaya untuk mengenalkan dan melestarikan lagu dan musik Batak. Bahkan setelah pensiun, para pelaku industri musik bersama-sama menginisiasi konser tribute untuknya yang dihelat di Menara Kuningan, Jakarta Selatan pada 12 Agustus 2023 lalu.
Konser bertajuk Tribute to Jack Marpaung itu dimeriahkan oleh deretan musisi kenamaan Indonesia seperti Judika Sihotang, Erick Sihotang, Syle Voice, Bona Eriel, Alex Hutajulu. Tak ketinggalan putrinya, Novita Dewi Marpaung.
Pada 2014, Jack Marpaung memutuskan pensiun bermusik dan memilih jalan hidup baru sebagai pendeta. Ayah dari Novita Dewi tersebut melayani di Gereja Bethel Indonesia cabang Medan. Keputusan ini dipilihnya lantaran merasa terpanggil untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Walaupun Jack Marpaung telah tiada, pengaruh dan warisannya sebagai penyanyi, pencipta lagu, serta tokoh rohani akan terus dikenang dan menjadi sumber inspirasi bagi semua insan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Kepergian Jack Marpaung meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, termasuk istri, anak-anak, dan para penggemarnya. Diketahui dirinya meninggal setelah berjuang melawan komplikasi stroke yang dialaminya dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Hypereport: Musisi Daerah Eksis Berkarya lewat Lokalitas dan Keunikan
Sepanjang karier bermusiknya yang berlangsung kurang lebih 30 tahun, Jack Marpaung dikenal luas lewat lagu-lagu Batak bergenre pop rock dan folk. Namanya berkontribusi besar dalam mempopulerkan musik tradisional Batak ke tingkat nasional dan internasional.
Menengok kembali perjalanan hidupnya. Jack Marpaung lahir di Porsea, Toba pada 14 April 1948. Dia menikah dengan Asnita Lusiana Silalahi sekitar era 1970-an. Melalui pernikahannya tersebut, Jack dikaruniai empat anak, salah satu diantaranya adalah Novita Dewi yang dikenal sebagai runner-up X Factor.
Pada era 1980-an, Jack mulai dikenal sebagai penyanyi Batak dengan ciri khas suaranya yang kuat dan penuh energi. Dia bergabung dengan Trio Lasidos bersama Bunthora Situmorang dan Hilman Padang, yang mempopulerkan namanya di kancah musik Batak.
Jack menciptakan banyak lagu Batak populer seperti “Kamar 13,” “Surat Narara,” dan “Didia Rokkaphi.” Lagu-lagu ini tak hanya dikenal di kalangan orang Batak, tetapi juga masyarakat seluruh Indonesia dan mancanegara.
Selama lebih dari tiga dekade, Jack Marpaung aktif mempopulerkan musik Batak dengan memadukan unsur tradisional dan modern. Sebagai musisi dia juga piawai memainkan beberapa alat musik tradisional Batak, seperti gondang, kecapi, dan seruling.
Jack Marpaung sering tampil di berbagai konser musik maupun acara budaya untuk mengenalkan dan melestarikan lagu dan musik Batak. Bahkan setelah pensiun, para pelaku industri musik bersama-sama menginisiasi konser tribute untuknya yang dihelat di Menara Kuningan, Jakarta Selatan pada 12 Agustus 2023 lalu.
Konser bertajuk Tribute to Jack Marpaung itu dimeriahkan oleh deretan musisi kenamaan Indonesia seperti Judika Sihotang, Erick Sihotang, Syle Voice, Bona Eriel, Alex Hutajulu. Tak ketinggalan putrinya, Novita Dewi Marpaung.
Pada 2014, Jack Marpaung memutuskan pensiun bermusik dan memilih jalan hidup baru sebagai pendeta. Ayah dari Novita Dewi tersebut melayani di Gereja Bethel Indonesia cabang Medan. Keputusan ini dipilihnya lantaran merasa terpanggil untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Walaupun Jack Marpaung telah tiada, pengaruh dan warisannya sebagai penyanyi, pencipta lagu, serta tokoh rohani akan terus dikenang dan menjadi sumber inspirasi bagi semua insan.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.