Alasan Kenapa Resolusi Tahun Baru Selalu Gagal, Begini Penjelasan Psikolog
31 December 2024 |
16:56 WIB
Menyambut awal 2025, tak sedikit orang yang bersemangat menyusun resolusi dengan harapan bisa membawa perubahan positif dalam diri dan hidupnya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, semangat itu perlahan memudar sehingga banyak resolusi yang hanya menjadi wacana dan terlupakan.
Fenomena ini kerap terjadi dari tahun ke tahun, bahkan tak sedikit mereka yang mengungkapkan, resolusi tahun baru gagal terwujud hanya dalam beberapa bulan pertama. Kira-kira apa penyebab dan tantangannya dari sisi psikologis, lalu bagaimana membuat resolusi yang terukur supaya mudah tercapai?
Psikolog Klinis Istiana Tajuddin sebelumnya menjelaskan, kenapa orang-orang suka membuat resolusi di awal tahun. Padahal niat berubah untuk menjadi lebih baik dalam segala aspek kehidupan bisa dimulai kapan saja.
"Tahun baru dianggap sebagai permulaan, artinya ini waktu yang tepat untuk membuat target dan capaian baru karena dianggap sebagai titik start, walaupun sebetulnya tidak harus menunggu tahun baru untuk menetapkan target-target baru," katanya pada Hypeabis.id.
Baca juga: Begini Cara Menyusun Resolusi Tahun Baru Biar Enggak Sekadar Omong
Bicara soal resolusi tahun baru yang gagal, rupanya ada sejumlah alasan yang menjadi penyebabnya. Pertama, adanya gap atau pembatas yang memisahkan niat (intention) dan perilaku (behaviour).
Misalnya, seseorang punya resolusi menurunkan berat badan agar lebih sehat. Akan tetapi, target yang ditetapkan terlalu besar dan tidak realistis, seperti ingin turun 50 kg dalam setahun. Optimisme yang berlebihan dan ketidakmampuan menyesuaikan target dengan kemampuan diri sering kali menjadi penyebab utama kegagalan.
"Tapi bukan berarti tidak bisa, mungkin saja ada orang yang bisa melakukannya, tapi ketika target kita terlalu besar dan tidak disesuaikan dengan kemampuan diri sendiri, itu disebut optimisme yang tidak realistis," ujarnya.
Selain itu, penyebab resolusi tahun baru yang gagal juga disebabkan karena ikut-ikutan tren atau dorongan dari lingkungan sekitar. Contohnya, menetapkan target untuk menikah tahun ini karena merasa lelah terus ditanya oleh keluarga atau teman.
"Hal-hal seperti pernikahan atau memiliki anak bukan sepenuhnya berada dalam kendali kita. Ada faktor lain yang berperan, seperti takdir," kata Istiana.
Terakhir, penyebab resolusi yang gagal adalah karena motivasi yang kurang dari dalam dirinya. Ini bisa terjadi ketika resolusi terbentuk karena dorongan dari orang sekitar dan bukan kesadaran diri sendiri.
"Kalau resolusi itu bukan dorongan dari dalam diri sendiri, biasanya kita akan kembali pada kebiasaan dan pola hidup lama," lanjutnya.
Misalnya seseorang punya goals untuk naik jabatan jadi manajer di kantor. Untuk mewujudkannya, tentu kita harus tahu bagaimana langkah-langkah untuk mencapai posisi tersebut.
Lebih lanjut Istiana menekankan, jika tidak ada kesadaran diri atau self-awareness yang baik, seseorang akan mudah kembali pada kebiasaan lamanya. Oleh karenanya, penting sekali memiliki self awareness berupa kesadaran dan keyakinan bahwa kita mampu mencapai target tersebut.
"Rasa capek, bosen, dan takut gagal tentu ada, tapi jika tidak punya self awareness yang baik dia akan kembali lagi pada kebiasaan lamanya sehingga resolusi itu menjadi buyar di tengah jalan," kata Istiana.
"Ketika kita hanya fokus pada satu hal dan menganggapnya sebagai indikator kesuksesan, maka mindset itu yang bikin dia gagal," ujar Istiana.
Namun, jika fokusnya adalah menerapkan pola hidup sehat, maka indikator keberhasilan tidak hanya bergantung pada angka di timbangan, tetapi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Misalnya dengan berat badan ideal kita bisa mendapatkan banyak energi dan kualitas tidur yang baik.
Selain itu yang tak kalah penting, yakni motivasi sebagai pendorong untuk mewujudkan resolusi. Tanyakan kepada diri sendiri mengapa target tersebut penting. Alasan yang kuat akan membantu meningkatkan motivasi.
"Awali dengan pertanyaan why, misalnya kenapa kita harus olahraga, jawaban dari why tersebut akan membuat kita termotivasi, tanpa alasan yang kuat untuk olahraga maka motivasinya bisa jadi lebih rendah," katanya.
Terkadang kita juga butuh motivasi sosial, dukungan dari orang terdekat bisa meningkatkan komitmen dan membantu menjaga fokus dalam mencapai target. Dengan mindset dan motivasi yang tepat dan kuat, resolusi tahun baru dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan. Akan tetapi, yang terpenting adalah konsistensi dan kesadaran diri untuk mencapai tujuan tersebut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Fenomena ini kerap terjadi dari tahun ke tahun, bahkan tak sedikit mereka yang mengungkapkan, resolusi tahun baru gagal terwujud hanya dalam beberapa bulan pertama. Kira-kira apa penyebab dan tantangannya dari sisi psikologis, lalu bagaimana membuat resolusi yang terukur supaya mudah tercapai?
Psikolog Klinis Istiana Tajuddin sebelumnya menjelaskan, kenapa orang-orang suka membuat resolusi di awal tahun. Padahal niat berubah untuk menjadi lebih baik dalam segala aspek kehidupan bisa dimulai kapan saja.
"Tahun baru dianggap sebagai permulaan, artinya ini waktu yang tepat untuk membuat target dan capaian baru karena dianggap sebagai titik start, walaupun sebetulnya tidak harus menunggu tahun baru untuk menetapkan target-target baru," katanya pada Hypeabis.id.
Baca juga: Begini Cara Menyusun Resolusi Tahun Baru Biar Enggak Sekadar Omong
Bicara soal resolusi tahun baru yang gagal, rupanya ada sejumlah alasan yang menjadi penyebabnya. Pertama, adanya gap atau pembatas yang memisahkan niat (intention) dan perilaku (behaviour).
Misalnya, seseorang punya resolusi menurunkan berat badan agar lebih sehat. Akan tetapi, target yang ditetapkan terlalu besar dan tidak realistis, seperti ingin turun 50 kg dalam setahun. Optimisme yang berlebihan dan ketidakmampuan menyesuaikan target dengan kemampuan diri sering kali menjadi penyebab utama kegagalan.
"Tapi bukan berarti tidak bisa, mungkin saja ada orang yang bisa melakukannya, tapi ketika target kita terlalu besar dan tidak disesuaikan dengan kemampuan diri sendiri, itu disebut optimisme yang tidak realistis," ujarnya.
Selain itu, penyebab resolusi tahun baru yang gagal juga disebabkan karena ikut-ikutan tren atau dorongan dari lingkungan sekitar. Contohnya, menetapkan target untuk menikah tahun ini karena merasa lelah terus ditanya oleh keluarga atau teman.
"Hal-hal seperti pernikahan atau memiliki anak bukan sepenuhnya berada dalam kendali kita. Ada faktor lain yang berperan, seperti takdir," kata Istiana.
Terakhir, penyebab resolusi yang gagal adalah karena motivasi yang kurang dari dalam dirinya. Ini bisa terjadi ketika resolusi terbentuk karena dorongan dari orang sekitar dan bukan kesadaran diri sendiri.
"Kalau resolusi itu bukan dorongan dari dalam diri sendiri, biasanya kita akan kembali pada kebiasaan dan pola hidup lama," lanjutnya.
Misalnya seseorang punya goals untuk naik jabatan jadi manajer di kantor. Untuk mewujudkannya, tentu kita harus tahu bagaimana langkah-langkah untuk mencapai posisi tersebut.
Lebih lanjut Istiana menekankan, jika tidak ada kesadaran diri atau self-awareness yang baik, seseorang akan mudah kembali pada kebiasaan lamanya. Oleh karenanya, penting sekali memiliki self awareness berupa kesadaran dan keyakinan bahwa kita mampu mencapai target tersebut.
"Rasa capek, bosen, dan takut gagal tentu ada, tapi jika tidak punya self awareness yang baik dia akan kembali lagi pada kebiasaan lamanya sehingga resolusi itu menjadi buyar di tengah jalan," kata Istiana.
Pentingnya Mindset & Motivasi
Supaya resolusi tahun baru bisa tercapai, penting sekali untuk memiliki mindset dan motivasi. Misalnya, saat ingin menurunkan berat badan, jika mindset yang dipegang hanya sebatas ingin kurus, maka ketika gagal akan terasa berat."Ketika kita hanya fokus pada satu hal dan menganggapnya sebagai indikator kesuksesan, maka mindset itu yang bikin dia gagal," ujar Istiana.
Namun, jika fokusnya adalah menerapkan pola hidup sehat, maka indikator keberhasilan tidak hanya bergantung pada angka di timbangan, tetapi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Misalnya dengan berat badan ideal kita bisa mendapatkan banyak energi dan kualitas tidur yang baik.
Selain itu yang tak kalah penting, yakni motivasi sebagai pendorong untuk mewujudkan resolusi. Tanyakan kepada diri sendiri mengapa target tersebut penting. Alasan yang kuat akan membantu meningkatkan motivasi.
"Awali dengan pertanyaan why, misalnya kenapa kita harus olahraga, jawaban dari why tersebut akan membuat kita termotivasi, tanpa alasan yang kuat untuk olahraga maka motivasinya bisa jadi lebih rendah," katanya.
Terkadang kita juga butuh motivasi sosial, dukungan dari orang terdekat bisa meningkatkan komitmen dan membantu menjaga fokus dalam mencapai target. Dengan mindset dan motivasi yang tepat dan kuat, resolusi tahun baru dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan. Akan tetapi, yang terpenting adalah konsistensi dan kesadaran diri untuk mencapai tujuan tersebut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.